Speechless; 2

3.7K 354 24
                                    

Mark kembali menatap layar monitor, menggeluti berpuluh-puluh lembar kertas berisi laporan-laporan yang tak kunjung selesai. Ia memijit pelipisnya, rasa pening mulai menghampiri Mark.

"Mark, kau istirahat saja," Itu Taeil. Dirinya menjadi teman bekerja Mark.

Sang empu menolak, ia menggeleng dan tersenyum. "Tidak Hyung, jika aku istirahat, aku ajan kembali lembur hari ini," ujar Mark mengutarakan alibinya.

Taeil mengangguk pasrah, terkadang sikap Mark ini keras kepala, ingin segala keinginannya dituruti. "Jangan paksakan dirimu, Mark." Suara Taeil makin melembut, menunjukan bahwa dirinya sangat menyayangi teman kerjanya itu.

Mark mengangguk. Lalu kembali menatap layar monitor, sedangkan dirinya tidak sadar akan satu hal penting, dirinya terlalu sibuk menatap layar sampai tidak memerhatikan sekitar.

©jylmrk

"Permisi, ruangan Seo Johnny dimana ya?" tanya seorang pria pada resepsionis kantor itu. Yang ditanyapun menunjukannya, lalu menanyakan apakah dirinya memiliki janji dengan sang pemilik perusahaan.

"Ah, aku sahabatnya, sudah berjanji akan bertemu di kantornya," jawab pria tadi.

Pria itu berjalan, mengikuti sang satpam kemanapun dia berjalan. Menanyakan ruangan sebelah dari ruangan Johnny, dan menanyakan semuanya.

"Hyung-ie!" Pria tadi berbicara lantang, nyaris berteriak. Johnny yang sedang berbincang dengan salah satu pekerjanya menoleh, lalu tersenyum lebar.

"Astaga, Na Jaemin!" pekik Johnny.

Sedangkan yang berada di bangku yang berhadapan dengan Johnny hanya menoleh, sedikit kaget, dan memucat.

"J-Jae—min?" ucapannya terpatah-patah, degup jantungnya berburu, nafasnya terengah, keringat mengucur dari pelipisnya.

Pria yang dipanggil Jaemin ini menoleh pada pria lainnya. "Lee Minhyung?"

Sebuah keajaiban saat Jaemin dan Mark dipertemukan kembali. Sorot mata Mark tetap menuju pada mata Jaemin, menantang seorang Na Jaemin memenuhi janjinya dulu.

Sungguh, Jaemin selama ini menghindari Mark, namun Tuhan berkehendak lain dan mempertemukan keduanya dalam kantor ini. Awalnya Jaemin tidak berpikir bahwa Mark akan ada di kantor Johnny, karena dirinya percaya, Mark pasti sudah menjadi jaksa.

Namun ternyata, dugaannya salah. Mark tetaplah Mark, dirinya yang plin-plan dalam menentukan arah, dan bisa berubah keinginan kapanpun dirinya mau.

"I really miss u, Hyung." Tak sadar, Jaemin mengucapkan kalimat tadi, membuat Mark makin terdiam tak tahu harus bagaimana.

Mark menunduk. Lalu membungkuk ke arah Johnny, "kita bicarakan saja nanti soal proposal itu. Saya pamit," Mark melangkah keluar, melewati Na Jaemin yang terdiam di tempat.

Senyum kecil terpatri di wajah manisnya. Hatinya kembali terluka. "Apakah Mark Hyung masih mengingatnya?"

"Mark mengalami trauma berat semenjak kejadian itu Na. Dirinya mengalami philophobia semenjak itu." Johnny menghampiri sahabat sejak kecilnya itu, lalu merangkulnya.

"Apakah aku sudah bertindak kriminal atas hal itu, Hyung?" Jaemin berbicara, dengan sorot mata kosong, pikirannya hanya memikirkan kejadian enam belas silam, dimana Jaemin, menghancurkan hidup Mark.

©jylmrk

"Kau bisa melakukannya sepuas mungkin, asal kau dapat menghancurkan hidup Lee Minhyung," Itu Na Jaemin, dengan orang suruhannya.

Jaemin memang kekasih Mark. Namun tujuannya adalah menghancurkan hidup Mark. Si orang suruhan hanya mengangguk, dan melakukan apa perintah dari bos nya.

Jaemin hanya bisa menunggu dering telepon, apakah si orang suruhannya berhasil atau tidak. Namun, agar lebih jelasnya, mari kita melihat apa yang terjadi pada seorang Lee Minhyung.

Mark pulang berjalan kaki, sendirian, di malam yang gelap nan dingin. Dirinya baru saja pulang dari rumah Taeyong, Mark sendiri menolak saat Taeyong akan mengantarnya, dan dirinya lebih memilih menghemat ongkos, lalu berniat menginap di apartemen.

Tapi, siapa sangka jika di dalam apartemen ada seorang pria asing? Mark tidak pernah menduga itu. Mark menekan passoword-nya, pintu terbuka setelah suara klik terdengar.

Kondisi apartemen gelap gulita, Mark berjalan menuju sakelar guna menyalakan lampu di apartemen. Mark lantas berjalan menuju kamar, yang sana gelap gulitanya dengan ruang tengah tadi.

Namun, saat didinya akan menyalakan lampu, dirinya malah dihempaskan ke kasur king size yang berada di apartemennya.

"S-siapa kau!" Mark berteriak, matanya tak dapat melihat jelas si pelaku dalam kegelapan. Sedangkan si pelaku membuka paksa pakaian yang dikenakan oleh Mark.

©jylmrk

"Nghhh—h-hentikan hiks," Mark terisak, dengan rasa sakit yang menghujam tubuhnya.

Si pelaku malah asyik memperdalam penisnya di lubang milik Mark. "Ugh, ternyata ini rasanya,"

Mark hanya dapat menangis keras. Setelah sang pelaku mengeluarkan spermanya di dalam untuk kesekian kalinya. "P-penuh, hiks." Mark meronta agar dilepaskan.

Dirinya bisa hancur. Dan keesokan harinya, ia melihat bercak darah di seprei kasur, bercampur dengan sperma yang mengering. Sang pelaku kabur, sialnya, Mark tidak memasang CCTV di apartemennya.

Dan saat ia tahu bahwa itu ulah Jaemin. Hubungannya langsung terputus. Mark meminta kepada kedua orang tuanya agar pindah sekolah, Taeyong yang mendengar ceritanya turut bersedih.

Beberapa hari Mark absen dari sekolah. Batinnya tertekan, traumanya terlalu mendalam bagi seorang Mark, apalagi, yang menyuruh melakukannya adalah kekasihnya sendiri.

Dan dari sanalah, dirinya mengalami Philophobia

©jylmrk

Kata orang, waktu akan menghapus ingatan buruk. Namun hal itu tidak berlaku bagi Mark, dirinya pernah ingin melakukan bunuh diri sebulan setelah kejadian itu.

Namun Taeyong menghentikan aksinya. Banyak yang menyayangkan Phobia Mark, wajahnya mempesona, tubuhnya sangat atletis, namun dirinya mengalami Phobia akan jatuh cinta.

Dirinya selalu diagung-agungkan oleh para kaum Hawa maupun kaum Adam di sekolah. Dan setelah kejadian itu, dirinya malah dijelek-jelekan oleh kedua belah pihak kaum itu.

Orang mana yang tidak akan tertekan jika hal itu mengenainya?

Mark menghembuskan nafas, lalu kembali menggerakan tangan lentiknya dengan lihai diatas papan keyboard; menekan-nekan setiap huruf keyboardnya.

"Kenapa kau harus datang, Na Jaemin?"

©jylmrk

Saya baru sadar kalau di cerita ini gak ada prolog. Gak apa-apa lah. Tapi tetap ya! Mark itu top atau dom, sedangkan Jaemin bottom atau sub!

I love Nana bottom:v

Speechless; Complete✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang