Speechless; 4

2.5K 273 5
                                    

"Hey, Nana, kau minum terlalu banyak," Taeil mulai khawatir, pasalnya, Jaemin tidak kuat minum. Apalagi minum banyak, ia bisa-bisa pingsan, Taeil tak sanggup mengurusnya.

"Aku hanya minum beberapa gelas saja, tenang lah, uhuk," Jaemin terbatuk diakhir kata, menandakan bahwa dirinya memang sudah mabuk berat.

Melihat terjadi sedikit keributan, Haechan menghampiri Taeil, lalu memegang Jaemin yang hampir terjatuh. "Nana, sudah kukatakan agar kau tidak terlalu banyak minum," ucap Haechan sedikit kesal.

Sedangkan pria lain bermarga Lee hanya menatap khawatir, namun enggan menghampiri, biarlah ego menguasai dirinya untuk sejenak, dirinya perlu menghistirahatkan diri setelah disibukan oleh kerjaan kantor.

"Mark," kali ini, pria kelahiran China yang menyapanya, sambil menggenggam satu gelas wine ditangannya.

"Ah, Lucas Hyung, lama tidak berjumpa ya? Apa kabarmu?" tanya Mark sedikit kaku.

"Baik, kuyakin kau baik-baik saja secara fisik, namun, melihat kantung matamu serta wajahmu saja, kutebak dirimu sangat tertekan," tebak Lucas.

Mark menyunggingkan senyuman kecil. Menandakan bahwa ia setuju dengan apa yang dikatakan oleh Lucas, walau begitu, psikolog tetap paling tahu. Ya, kalian sudah tahu bukan aku menyindir pada siapa?

"Lain kali, luangkan waktumu dan datang ke kafeku," ujar Lucas.

"Aku tidak dapat menjanjikan Hyung. Kerjaanku semakin hari, semakin menumpuk, apalagi rumor soal kenaikan jabatanku itu," ujar Mark.

"Itu bukan rumor, tapi memang kenyataannya begitu, Mark. Jangan terlalu merendah," Lucas menepuk bahu Mark. Membuatnya menyunggingkan seulas senyuman kecil kepada yang lebih tua beberapa bulannya itu.

Lucas lalu pamitan pergi, dan Mark hanya dapat mengganggu tanpa bisa menolak. Ya setidaknya dengan adanya teman mengobrol, ia tak perlu khawatir dengan Jaemin, karena intensitas matanya tertuju pada orang yang diajak mengobrol.

Mark menghembuskan nafas, sedangkan Na Jaemin dan Haechan melewatinya. Ujung sorot matanya menatap Jaemin, hati kecilnya ingin menolong Jaemin dan mengantarkan Jaemin dengan selamat.

Setelah bertahan, akhirnya Mark membalikan badan dan menolong Haechan yang terlihat kesusahan.

"Biar saya bantu," Mark merengkuh Jaemin. Membuat Haechan tersenyum lebar penuh harapan.

"Kau bisa mengantarnya pulang? Tolonglah aku, ya, ya, ya ...." Haechan memohon menggunakan skil terkuatnya.

Mark nampak berpikir, namun melihat kondisi Jaemin ia langsung mengiyakannya saja. "Baiklah, kau bisa kembali ke pesta, akupun akan pulang setelah mengantar Jaemin," ujar Mark.

Haechan memberikan kunci mobil Jaemin. "Antarkan dia dengan selamat ya! Telepon aku jikalau sudah sampai, kupercayakan padamu, Kawan! Semoga hubungan kalian membaik, hehe," Haechan meninggalkan Mark setelah dirinya memasukan Jaemin ke dalam mobil.

Mark menghembuskan nafas, huft, aku bisa melewati ini, ya! Mark kau bisa melakukannya.

©jylmrk

Suatu kegilaan saat Jaemin memeluk Mark saat dirinya hendak pulang dari apartemennya. "Tinggallah di sini, jangan tinggalkan aku lagi, Hyung-ie," rengek Jaemin.

Sedangkan Mark menatap Jaemin datar. "Kau yang meninggalkanku, bukan aku, Na Jaemin." Jaemin mendongkak, menatap Mark dengan tatapan merengeknya.

"Ayolah, tetaplah di sini bersamaku, malam ini saja," ucap Jaemin.

Mark berpikir. Tidak masalah sih sebenarnya, lagian dirinyapun sudah lelah bukan main, ditambah tiba-tiba hujan turun sangat deras.

"Baiklah, hanya satu malam. Kau tidur di kamar, dan aku di sofa," Mark hendak pergi ke sofa, namun Jaemin kembali menarik tangan Mark, kali ini lebih kuat dari yang sebelumnya.

Jaemin bangkit, menatap Mark dengan tatapan sayunya. "Di sini saja," ujarnya.

Mark menggeleng, "tidak, aku akan tetap tidur di luar," Mark tetap tangguh pada pendiriannya. Sedangkan pria Na tidak menyerah sampai situ saja.

Jaemin memeluk tangan kanan Mark, sedangkan kepalanya ia sandarkan pada bahu Mark. "Kumohon, Hyung," matanya melirik Mark, dengan bibir yang dimanyunkan.

Glek.

Mark menelan salivanya dengan susah payah. Betapa manis dan imutnya Jaemin itu. Mark akhirnya mengangguk, "aku di sofa saja, kau di ranjang,"

"Baiklah, asalkan kau tetap di kamarku sampai pagi," Jaemin terduduk kembali, lalu berbaring dan menatap Mark yang tertidur di sofa sebelah kanannya.

"Selamat malam, Hyungie,"

©jylmrk

Setelah acara pesta tempo hari. Hubungan Mark dan Jaemin tidak seburuk hari-hari sebelumnya. Setidaknya Mark dapat tersenyum kecil atau sekedar menyapa Jaemin, itu sudah cukup membaik.

Dan Jaemin rutin ke kantor. Melihat-lihat atau berniat menawarkan jasa konseling kepada salah satu pekerja yang tertekan. Ya walaupun Jaemin selalu diam di ruangan Johnny juga sih.

Namun, dengan jabatan Johnny sebagai pemilik, memudahkan akses Jaemin untuk promosi.

Ah iya, Mark hari ini resmi menjadi sekertaris Johnny. Taeil turut bangga, apa lagi Jaemin. Johnny hanya bisa tersenyum, menampilkan deretan giginya yang rapi pada seluruh pekerja di kantor sana.

Sedangkan Mark, sudah tidak lagi menghiraukan targetnya untuk menjadi pemilik perusahaan. Ia sekarang fokus pada pekerjaannya, soal sukses atau tidaknya mimpi dirinya, itu masalah nanti.

"Selamat ya, Mark!" seluruh orang berbondong-bondong mengucapkan selamat pada Mark. Beberapa orang bahkan memberinya hadiah sebagai ucapan selamat.

Sedangkan Na Jaemin hanya bisa menatap dari jauh. "Melihat Mark Hyung bahagia, sudah cukup bagiku. Tetaplah bahagia seperti ini Hyung," setelahnya, Jaemin pergi ke ruangan Johnny dilanjut ke ruangan Mark.

Dan saat Mark sadar, Jaemin sudah meninggalkan kantor. "Tanpa mengucapkan selamat? Na Jaemin itu memang aneh," Mark menggaruk tekuknya.

Ia duduk di ruangan baru, yang fasilitasnya pasti serba baru. Namun ia tidak pernah mengubah posisi menyimpan dokumen, takut dirinya lupa.

Tak sengaja, ia melihat sticky notes dan sebuah kotak di bawahnya.

Selamat Markeu! Aku turut bahagia, dan ini hadiah kecil dariku! Semoga suka<3

- Nana.

Mark tersenyum kecil, lalu membuka kotak kecil tadi yang katanya hadiah. Betapa terkejutnya Mark saat dirinya mendapatkan jam tangan sederhana namun terlihat mewah.

"Jaemin tahu selera fashionku ternyata," Mark terkekeh diakhir kata. Menutup pertemuannya dengan Jaemin.

©jylmrk

Di rumahku matlam. Wifi gak bisa diakses jadinya, ditambah hujan, taukan kalau pengguna kartu rakyat pasti bakal pending?

Inipun nulis dikejar, untungnya PR udah terkerjakan. Kira-kira, Mark udah gak lagi mengidap philophobia apa ngga ya?

Speechless; Complete✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang