Speechless; 16

1.7K 160 18
                                    

Happy birthday uri maknae—park jisung. Wish you all the best, dude💖

"Jisung tumbuhlah sampai 2 meter,"

Happy 19 years old, our maknae🎉🎉

Ps: aku nulis ini tanggal 5 - 6 feb ya

©jylmrk

Mark menatap jam dinding yang terasa melamban. Hari ini hari pertama dirinya bekerja lagi, Johnny memberi toleransi selama beberapa hari agar Mark dapat kembali menyesuaikan.

Masalahnya, Mark tak sabar bertemu Doyoung dan Jaehyun. Ada sepercik rasa bersalah karena tidak dapat menyelamatkan anak mereka. Ya, walau bukan salah Mark sepenuhnya. Mark hanya mencoba untuk menyelamatkan, dan jika bisa, tidak ada yang harus dikorbankan, termasuk anak yang dikandung Doyoung.

"Mark, aku membawakan ini untukmu," Kun tiba-tiba muncul, datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Mark menoleh, menatap wadah makan berwarna merah muda itu, pikirannya langsung melayang pada Jaemin yang akhir-akhir ini menyukai warna merah muda.

"Itu milik Jaemin ya, Hyung?" tanya Mark spontan. Kun terkekeh lantas mengangguk.

"Iya, isinya pun buatan Jaemin. Penuh dengan rasa sayang, katanya." Akhir kata Kun terkikik. Sedangkan Mark tertawa kecil.

"Ah, Hyung berlebihan," ujar Mark sambil membuka isi dari wadah tersebut. Mark menyantapnya, mengingat ini memang sudah jam makan siang.

"Ah iya, Doyoung dan Jaehyun bilang, malam ini mereka ada di rumah, Jaemin berencana pergi malam ini jika kau tidak lembur," jelas Kun. Mark tampak berpikir.

"Hari ini tidak banyak pekerjaan, Taeil Hyung sudah menyelesaikannya. Jadi, sepertinya aku kosong malam ini," ujar Mark. Kun mengangguk lagi, mengambil satu daging lalu menyantapnya.

"Akan kusampaikan pada Jaemin. Perlu kuantar atau kau yang membawa mobilnya saja?" tanya Kun.

"Aku saja yang membawanya Hyung, ah, apa Hyung tidak akan ikut?" tanya Mark.

"Tidak, ada pekerjaan mendadak. Jadi, hanya kau dengan Jaemin saja," jawab Kun.

Mark mengangguk paham, pekerjaan Kun bukan sekedar psikologi, namun seorang penulis juga. Hobinya menulis buku dan membaca menjadi satu kesatuan yang lengkap.

Setelah Kun pamit pulang, Mark membayangkan indahnya malam ini. Satu kendaraan dengan pria imut bernama Jaemin itu. Tuhan memang selalu memiliki cara untuk mempersatukan hambanya.

Tunggu, Mark segera menepis pemikiran tadi. "Apa aku telah mencintai Jaemin, untuk kedua kalinya?"

©jylmrk

"Ayolah Hyung, jangan biarkan aku berdua bersama Mark Hyung," Jaemin merengek, memaksa Kun untuk ikut bersama mereka menemui Jaehyun nanti.

Kun menggeleng. "Ada urusan Na, kau harusnya mengerti," ujar Kun seraya membereskan lembaran kertas buru-buru. Jaemin berdecak, menatap Kun sinis lalu meninggalkan Kun sendirian di ruang tengah.

Rencananya, Kun akan pindah tempat tinggal. Lagian, di sini sudah ada Jaemin yang akan mengurus Mark dengab telaten, jadi dirinya memilih untuk meninggalkan kediaman Mark.

Jaemin awalnya akan mengikuti niatan Kun. Tapi, mengingat akan emosi Mark yang tidak terkontrol membuat Jaemin mengurungkan niatnya. Kadang kala, pria kelahiran Kanada akan teringat masa lalunya. Lalu keesokannya demam. Itu sering terjadi akhir-akhir ini.

Jaemin tidak lagi menghalangi langkah Kun. Kun sudah menyampaikan apa yang dikatakan Mark dikantor tadi; soal rencana menemui Jaehyun nanti malam.

"Sampaikan salamku pada Mark nanti, Na."

Jaemin mengangguk. Lalu menghembuskan nafas saat Kun sudah pergi, lagi dan lagi, dirinya harus berada satu atap dengan Mark. Suasana pasti sangat canggung.

©jylmrk

"Ah ini dia Sekertaris Mark," ujar resepsionis itu. Jaemin yang berpakaian santai itu mengangguk sopan pada sang resepsionis. Menyapa Johnny dan Taeil yang sama-sama akan pulang.

"Semoga berhasil kencannya, Mark!" Johnny terkikik setelahnya. Sedangkan Mark memukul Johnny pelan. Jaemin tersenyum ramah, pasangan suami-istri(?) itupun menghilang.

Meninggalkan keheningan, Mark, dan dirinya. Sialan.

"Baiklah, kita berangkat sekarang saja," ujar Mark memecah keheningan. Jaemin mengangguk, membuntuti Mark dari belakang. Menatap punggung pria tampan di hadapannya yang berbalut jas hitam, terlihat gagah.

Oh sial, adik kecil Jaemin sedikit bangun.

Mark mengemudi mobil dengan lamban, atau hanya perasaan Jaemin saja? Jaemin tak dapat menahan ini, ia tak berani menatap wajah tampan Mark lagi.

Jadi, Jaemin memutuskan menatap jendela mobil saja. Mark sendiri lebih memilih hening dari pada harus berperang dengan degup jantungnya sendiri.

Lampu lalu lintas berubah merah. Mark sedikit melirik Jaemin, lalu mengalihkan pandangannya. Jaemin pun demikian, Jaemin takut adik kecilnya bangun. Bisa repot kalau itu terjadi.

Lampu kembali hijau, Mark kembali memajukan mobilnya. Hingga tiba di rumah keluarga Jung. Mark turun, disusul oleh Jaemin. Keduanya kini berjalan beriringan, dan mereka memutuskan untuk menginap di rumah Jaehyun malam ini.

Jaemin harus segera ke kamar mandi untuk menidurkan adik kecilnya itu, sebelun Mark menyadari dan itu bisa-bisa membuat derajatnya turun. Saat mereka berpacaran dulu, Jaemin malah terbilang sangat menghindari seks, sedangkan Mark sendiri yang terangsang hanya melihat Jaemin saja.

Oh Tuhan, Mark jadi ikut menegang kala membayangkan masa lalunya. Kini, keduanya harus permisi menuju kamar mandi.

"Eh, kau, sel—"

"Bisakah aku ke kamar kecil terlebih dahulu?" Mark memotong perkataan Jaehyun, Jaehyun hanya mengangguk melihat tingkah kedua pria itu yang aneh. Sebelumnya, Jaehyun melihatkan kamar yang akan ditempati Jaemin, dan Mark.

Dan setelahnya, di tempat berbeda, keduanya sibuk menidurkan adik kecil mereka.

©jylmrk

Don't be noisy, Honey😜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Don't be noisy, Honey😜

Marknya menggoda iman☺

part terrrrrr ... (isi sendiri ajalah)

Speechless; Complete✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang