Speechles; end.

3.2K 162 15
                                    

Kembali mengukir sejarah. Iya, menurut Mark juga Jaemin, itu adalah sebuah sejarah. Sejarah di mana Mark tak lagi phobia akan jatuh cinta. Sejarah di mana Jaemin menyembuhkan phobia Mark. Sejarah di mana keduanya kembali bersama.

Kali ini berbeda.

Pestanya dihadiri banyak orang. Teman Jaemin, teman Mark, keluarga Jaemin, pun dengan keluarga Mark. Ah, jangan lupakan Jung junior. Ucapkan selamat pada Doyoung yang beberapa bulan kebelakang melahirkan.

Selepas mengucapkan janji suci. Mark dan Jaemin berciuman, di hadapan seluruh orang. Gemuruh tepuk tangan bersahutan, senyum Jaemin mengembang sama seperti senyum Mark.

Mark menggenggam tangan Jaemin, cukup erat.

Sebut saja acara pernikahan. Setelah setahun lebih mereka berpacaran kembali, akhirnya Mark memutuskan melamar Jaemin. Memberanikan dirinya untuk berhadapan dengan keluarga Jaemin.

Acara selesai. Keluarga Lee juga keluarga Na berkumpul, ditemani keluarga Jung yang dekat dengan keluarga Lee. Jaemin duduk di samping Mark, terlihat romantis.

Mereka berbincang-bincang sebelum membiarkan Mark dan Jaemin beristirahat di kamar mereka. Ya, yang mengusulkannya memang Jaehyun. Jung Mesum Jaehyun.

"Kau ke kamar mandi dulu saja," ujar Mark. Ia merebahkan dirinya, bahagia bercampur lelah.

"Baiklah." Tak banyak protes, Jaemin memilih menurut apa kata Mark.

"Ah, kau sudah menjadi Lee Jaemin bukan?"

Jaemin hendak masuk kamar mandi, namun langkahnya terhenti. "Hm? Tentu saja," ujar Jaemin. Sebelah alisnya terangkat.

Mark kemudian menatap Jaemin. "Ingin malam pertama?"

blush ...

Wajah Jaemin memerah. Ia mematung di tempat, demi Tuhan dirinya merasa malu. Mark kemudian menghampiri.

Mark terkekeh, "Kau kenapa?" tanyanya.

Jaemin menggeleng kecil. Ia mengerjapkan matanya, terlihat lucu dengan wajah merah meronanya.

"Itu hal wajar. Jika kau tak mau aku tak akan memaksa," ujar Mark. Ia kemudian berjalan menjauh dari Jaemin. Namun tangan mungil Jaemin menahannya.

"Uhmm ... Hyung," ujar Jaemin.

"Kalau mau tak usah malu. Aku ini suamimu," ujar Mark seolah mengerti apa yang ingin dikatakan Jaemin.

©jylmrk

Malam itu, kami bertukar keringat.

Desahan, erangan, ringisan, semuanya keluar dari belah bibir kami. Cairan putih kental itu memenuhi lubangku.

Aku bahagia. Menatap wajah tampan suamiku. Ia terengah, menatapku lembut. Kemudian mengecup keningku.

"Istitahatlah," ujarnya. Perlahan, mataku tertutup karena lelah.

Sedangkan telingaku, samar mendengar suara gemercik air. Sepertinya Mark membersihkan badannya terlebih dahulu.

Aku membuka mata. Langsung menatap wajah suamiku, dia sedang tertidur. Rasanya damai sekali. Tak sengaja aku membangunkannya.

"Sudah bangun?" tanyanya.

"Selamat pagi," sapaku. Dia tersenyum, mengecup singkat bibirku kemudian keningku.

Speechless; Complete✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang