17

7.2K 749 82
                                        

Warning typo dan kawan-kawannya masih bertebaran dimana-mana.

Happy Readinggg.......

.

.

.

Jaejoong melangkahkan kakinya masuk kedalam kamarnya. Kamar yang selama dua puluh delapan tahun ditempatinya. Seorang bocah laki-laki terlihat mengekori Jaejoong dari belakang meraih tangan Jaejoong dan menariknya untuk duduk ditepi ranjangnya. Senyum lebar tak pernah lepas dari wajahnya sejak kedatangan Jaejoong beberapa jam yang lalu. Bahagia karena bisa bertemu lagi dengan sosok Hyung yang sangat dirindukannya. Saking bahagianya ia tak berhenti mengekori Jaejoong kemanapun dia pergi.

Perasaan yang sama dirasakan Jaejoong. Senang karena bisa bertemu lagi dengan sosok bocah yang ia besarkan sejak dari bayi, Lee Taemin.

"Hyungiee...!" Panggil Taemin.

"Hemmm?" Sahut Jaejoong menatap Taemin dengan intens seraya mengelus rambut jamurnya.

Taemin balas menatap Jaejoong. Menggingit bibirnya pelan seraya memilin ujung pakaian yang dipakainya. Bingung harus bagaimana menyampaikan keinginannya pada Jaejoong. Melihatnya membuat Namja cantik itu merasa heran. Meraih bahu Taemin lalu menuntunnya untuk duduk disampingnya.

"Ada apa? Apa ada yang mengganggumu lagi disekolah?" Tanya Jaejoong yang dijawab gelengan kepala oleh Taemin. "Lalu ada apa? Katakan pada Hyung apa yang mengganggu pikiranmu?"

"Ehmm... Bisa tidak jika Hyung tidak usah ikut pulang dengan Yunho Hyung? Hyung tinggal lagi dipanti ini bersama Taemin dan yang lainnya."

Deg...

Yunho yang sedari tadi memperhatikan keduanya didepan pintu kamar tertegun mendengar apa yang dikatakan oleh Taemin. Melangkah masuk kedalam kamar. Berjalan mendekati keduanya lalu mendudukan pantatnya disamping Taemin. Sepasang mata musangnya menatap Jaejoong yang juga sedang menatapnya. Ia tidak khawatir akan jawaban yang akan diberikan oleh Jaejoong karena ia yakin jika Jaejoong pasti akan memilih tinggal bersama dirinya. Tapi ia khawatir pada Taemin. Dia pasti akan sangat sedih sekali. Memang ia baru bertemu bahkan mengenal Taemin beberapa jam lalu, tapi ia tahu jika hubungan Jaejoong dan Taemin sangat dekat. Seperti adik dan kakak kandung.

"Hyungg....!" Taemin menarik-narik lengan Jaejoong membuat Namja cantik itu mengalihkan pandangannya. Menatap Taemin dengan penuh sesal.

Bukannya tidak menyayangi Taemin. Ia sangat menyayangi Taemin, apapun yang dimintanya sebisa mungkin akan dipenuhi. Tapi tidak dengan permintaan Taemin kali ini. Tidak mungkin baginya untuk pergi dari rumah keluarga Jung. Ia tidak akan sanggup jika harus hidup berjauhan dari Yunho lagi pula ia juga akan menikah dengannya. Bahkan tanggal pernikahan sudah ditentukan.

"Mian, Hyung tidak bisa mengabulkan keinginanmu kali ini. Hyung tidak bisa tinggal lagi disini bersamamu dan anak-anak yang lain." Sesal Jaejoong.

Sepasang mata Taemin langsung berkaca-kaca mendengarnya membuat Yunho yang melihatnya merasa tidak tega. Mengelus rambut jamur Taemin guna menenangkannya.

"Jangan sedih. Jaejoong Hyung akan sering mengunjungimu nanti." Ujar Yunho.

Taemin tidak menggubris perkataan Yunho. Ia malah memeluk Jaejoong dan menumpahkan tangisannya dalam pelukan Namja cantik yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri. Jaejoong balas memeluk Taemin. Mengelus punggung bocah kecil itu seraya membisikan kata-kata menenangkan untuk Taemin.

.

.

.

Mr dan Mrs Jung mendudukan pantatnya di sofa setelah sebelumnya diajak berkeliling melihat-lihat kondisi panti bersama Mrs Yoon. Merasa prihatin, itulah yang dirasakan oleh keduanya melihat kondisi panti yang benar-benar tidak layak untuk ditempati oleh anak-anak.

TWINS √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang