Warning typo dan kawan-kawannya masih bertebaran dimana-mana.
Happy Reading....
.
.
.
Tepat pukul dua belas siang Youngwoong keluar dari kamar dengan rambut acak-acakan khas orang yang baru saja bangun tidur. Merenggangkan tubuhnya kekanan dan kekiri sebelum melangkahkan kakinya menuju dapur. Dahinya menyerngit heran melihat keberadaan Eunho didapur, sedang berkutat dengan masakannya yang suskes membuat perutnya langsung keroncongan.
Eunho yang menyadari kehadiran Youngwoong menolehkan kepalanya menatap Youngwoong yang duduk diatas kursi meja makan seraya menikmati secangkir kopi yang telah ia buat beberapa menit yang lalu.
"Apa kau lapar?" Ujar Eunho kembali mengalihkan pandangan matanya pada masakannya yang hampir matang.
"Sangat lapar!" Sahut Youngwoong singkat.
Eunho menganggukan kepalanya. Mematikan kompor lalu memindahkan masakannya pada piring setelah itu memberikannya pada Youngwoong. Ia sendiri memilih mendudukan diri dikursi tepat dihadapan Youngwoong. Menatap Namja cantik itu yang mulai memakan masakannya.
"Kau tidak pergi ke Restoran?" Tanya Youngwoong dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Ehmm.. tidak. Aku tidak tega meninggalkanmu sendirian." Jawab Eunho asal. Alasan sebenarnya adalah untuk berjaga-jaga, jangan sampai Youngwoong melukai Jaejoong nanti.
Youngwoong mengunyah makanan dalam mulutnya, menelannya dengan susah payah. "Kau terlau berlebihan. Aku bukan anak kecil yang harus kau khawatirkan." Seru Youngwoong berdecak pelan. Eunho tersenyum tipis mendengarnya.
"Ehm.. apa kau sudah menghubungi Jaejoong?" Eunho menganggukan kepalanya. Membuahkan senyum lebar terukir dibibir Namja cantik itu. "Baguslah. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan Yunhoku lagi. Oh iya, aku melihat sebuah undangan pernikahan diatas meja nakas. Undangan pernikahan siapa itu?"
Degg.....
Eunho merasa jantungnya berdetak dengan kencang mendengarnya. Kedua tangannya bergetar, bingung harus berkata apa. Haruskah jujur, mengatakan jika undangan itu adalah undangan pernikahan Yunho dan Jaejoong.
"Eunho..."
"Eohh..."
"Kenapa malah melamun?"
"T-tidak! Aku tidak melamun." Bantah Eunho. Terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya. "Youngwoongg..."
"Huh?" Youngwoong menatap Eunho. Entah mengapa ia merasa jika Eunho bertingkah sangat aneh hari ini. Seolah ada hal yang disembunyikan Namja itu darinya.
"Sebenarnya undangan itu...."
Ting...
Tong...Suara bel pintu yang berbunyi membuat Eunho menghentikan perkataannya. Menghela nafas kesal karena terpaksa ia harus menunda untuk mengatakan segalanya pada Youngwoong.
"Mungkin itu Jaejoong." Seru Eunho bangun dari duduknya lalu melangkahkan kakinya untuk membukakan pintu diikuti oleh Youngwoong dibelakangnya.
Cklekk....
Eunho membukakan pintu apartementnya. Dan benar saja jika yang datang adalah Jaejoong. Tanpa menunggu lama Eunho mempersilahkan Jaejoong masuk kedalam. Jaejoong baru saja akan angkat suara sebelum sepasang matanya membulat lebar melihat sosok dengan wajah yang serupa dengannya berdiri tepat beberapa meter darinya.
"Youngwoong-ssi!" Pekik Jaejoong. Seketika perasaannya berubah menjadi tidak tenang.
"Ne, ini aku." Sahut Youngwoong dengan tenangnya. Sepasang matanya menatap Jaejoong lebih tepatnya tubuhnya dengan intens. Jaejoong menyadari itu. Ia merapatkan mantel yang dipakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS √√
FanfictionYunjae / YAOI / M / DLDR / Hurt / Romance / Family. Demi menyelamatkan panti asuhan, Kim Jaejoong rela berpura- pura menjadi Jung Youngwoong istri pewaris Jung Corp, Jung Yunho untuk waktu tiga tahun.