20

7K 671 81
                                        

Warning typo dan kawan-kawannya masih meraja lela.

Happy Reading.....

.

.

.

Jaejoong menggeliatkan tubuhnya saat merasakan panas diwajahnya akibat sinar matahari yang masuk melalui celah tirai yang menutupi jendela kamarnya. Tanpa membuka kedua matanya, Namja cantik itu membalikan tubuhnya membelakangi arah datangnya sinar matahari lalu memeluk erat sosok namja tampan yang masih tertidur lelap disampingnya. Namun tak lama Jaejoong mulai membuka kedua mata. Mengerjap beberapa kali hingga penglihatannya menjadi jelas.

Bibir Cherrynya mengukir senyum melihat sosok Namja tampan yang masih tertidur dengan lelapnya disampingnya. Terkekeh geli melihat cara tidur Namja tampan itu. Meskipun begitu dia tetap saja sangat tampan.

"Selamat pagi Yunnie!" Bisik Jaejoong pelan seraya mengelus pipi Yunho setelah sebelumnya memberikan sebuah kecupan hangat pada bibir hati Yunho yang terbuka.

Tak ingin membangunkan Namja tampan itu, Jaejoong menyingkap selimut yang menutupi tubuhnya, turun dari atas ranjang. Mengambil piyama bagian atasnya yang tergeletak dilantai setelah itu memakainya dengan meringis pelan merasakan sakit dan juga perih dari lubang pelepasannya. Padahal semalam bukan kali pertama untuknya bercinta dengan Yunho. Tapi sakitnya masih saja terasa, walaupun tidak sesakit dulu saat pertama kali melakukannya. Dengan pelan-pelan Jaejoong melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Begitu pintu kamar mandi tertutup, sosok Namja tampan yang berbaring diatas ranjang membuka kedua mata musangnya yang semula terpejam. Yunho memang sudah bangun saat merasakan pelukan Jaejoong. Tapi ia memilih untuk tetap memejamkan kedua matanya, berpura-pura masih tidur.

Raut wajah penuh sesal tergambar jelas diwajah tampannya. Menyesal atas apa yang terjadi semalam. Tangan kanannya terkepal dengan erat lalu memukulkannya pada kepalanya sendiri. Yunho terus memukul kepalanya tak lupa memaki dirinya sendiri untuk melampiaskan kekesalan dalam dirinya yang semalam tak kuasa menolak keinginan Jaejoong untuk bercinta. Padahal Dokter sudah melarangnya berhubungan badan untuk sementara waktu. Entah karena tak ingin menyakiti perasaan Jaejoong atau karena ia yang terlalu mesum hingga membuatnya tak berdaya untuk menolak keinginan Jaejoong.

.

.

.

Jaejoong menggerakan tubuhnya kekanan dan kekiri didepan sebuah cermin yang ada diruang tengah rumah keluarga Jung. Bibir cherrynya mengerucut setelah namja
cantik itu mengangkat kaos yang dipakainya memperlihatkan perut ratanya yang putih mulus. Usia kahamilannya sudah menginjak dua bulan, tapi Jaejoong merasa heran kenapa perutnya masih terlihat rata.

Dengan wajah merengutnya, Jaejoong menurunkan kaosnya lalu berjalan menghampiri Mrs Jung yang sedang
duduk diatas sofa panjang seraya mengupas buah untuknya.

"Ummaa..." Rengek Jaejoong seraya mendudukan pantatnya disamping Mrs Jung.

"Hemm...." Sahut Mrs Jung singkat tanpa menolehkan kepalanya pada Jaejoong.

Jaejoong semakin merengut kesal mendengar respon dari Mrs Jung. "Ummaa...." Rengek Jaejoong, lagi. Meminta perhatian.

Mrs Jung terkekeh geli mendengarnya. Tidak ingin membuat calon ibu muda disampingnya marah, ia menghentikan kegiatannya mengupas apel. Menyimpan pisau buahnya diatas meja lalu memberikan piring berisi potongan apel yang kulitnya sudah ia kupas pada Jaejoong.

Jaejoong menerimanya dan memakannya dengan rakus.

Mrs Jung tersenyum canggung melihatnya. Akhir-akhir ini Jaejoong memang memiliki nafsu makan yang besar. Dalam satu kali makan dia bisa menghabiskan bermangkuk-mangkuk nasi dan sayur membuat ia sampai mual melihatnya.

TWINS √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang