adek kelas

987 157 4
                                    

double!
bek dulu ke chapter sebelumnya.
jangan lupa vote dan komen

...

sunwoo melihat lima adek kelas di depannya ini lagi diem tanpa kata. padahal tadi kayanya mereka asik banget.

"kok pada diem?"

hyunjin yang sama kaya sunwoo, menyadari kecanggungan, langsung senyum.

"gausah canggung, ngebacot aja"

kelima adik kelas itu mengangguk.

"nama lo berlima siapa?"

jeno memperhatikan kelima adek kelasnya itu.

"gue yuri kak"

"aku minju"

"aku chaeryoung"

"gue yuna"

jeno menatap adek kelas yang tepat berada di depannya itu.

yuna yang berada tepat di sampingnya, menyikut pergelangan si adek kelas tak di ketahui namanya itu.

"oh, gue ryujin kak"

jeno hyunjin sunwoo ngangguk doang.

"kalo gue—"

"kita-kita udah pada tau kok nama kaka bertiga"

chaeryoung memotong kalimat sunwoo. hyunjin ketawa doang.

"siapa tau mau kenalan sama jeno"

jeno melotot ke hyunjin yang bicara sembarangan.

"mulut lo mau gue masukin wasabi atau gimana?"

hyunjin langsung kicep. adek kelas mereka itu ketawa. sunwoo memperhatikan anaknya bibi kantin yang gemeteran pas naruh nampannya jeno.

"i-ini ma-makanannya ka-ka je-jeno"

"makasih ya dek"

"MAMAAAAAAA"

adek kecil itu langsung lari ke mamanya karena baru aja di notis jeno. hyunjin sama sunwoo ketawa ngakak ngeliatnya.

"lo sih jen, anak orang masuk rumah sakit gimana?"

"ngapa jadi gue anjir?!"

"dia kan fans berat lo dari kelas 10. pacarin kek"

"gimana nasib gue kalo macarin bocah"

itu jeno sengaja. sumpah dia gak ada niat bikin adek kelas di depannya ini sakit hati, cuma dia harus ngode kalo di tolak. seenggaknya gak secara blak-blakan.

"pas balik jadi?"

"apa? nongkrong?"

hyunjin ngangguk.

"malem deh. gue mau langsung balik buat jenguk siyeon"

hyunjin sama sunwoo ngangguk-ngangguk doang mereka gatau aja kalo adek kelas di depan jeno itu udah nahan diri biar gak nangis.

.
.

tok tok tok

"siapa? kalo minta sumbangan gak di bukain"

siyeon masih tiduran di kasur. tv di kamarnya menyala, tapi matanya terpejam. dia masih demam kepalanya juga masih pusing banget.

"abang gojek! minta cintanya mba siyeon!"

siyeon terkekeh sambil membuka matanya.

"masuk aja"

pintu kamar siyeon terbuka perlahan. dia melihat sang pacar tengah berjalan menuju kearahnya.

"tutup pintunya"

"eh?"

"gapapa, gue gasuka privasi gue diliat orang"

jeno ngangguk ragu. dia menutup pintu kamar siyeon kemudian mengambil kursi yang ada di dalan kamar itu.

"baru pulang ya?"

jeno mengangguk. hal yang pertama kali dia lakukan setelah duduk adalah mencek suhu tubuh siyeon. sudah mendingan tapi gadisnya itu masih pucat.

"udah agak baikan?"

siyeon mengangguk.

"sakit kepalanya udah kurang"

jeno tersenyum. mengganti kompres yang ada di kening siyeon kemudian menggenggam tangan siyeon erat.

"sekolah sepi gaada lo"

"halah, bilang aja gaada yang di kerjain"

jeno senyum. bikin siyeon memerah sendiri. dia mencoba duduk. tidak enak kalo ada jeno dan dia malah enak-enakan tidur.

"gapapa kalo masih pusing"

siyeon menggeleng.

"jeno~"

jeno mengerjap. ada apa dengan nada bicara siyeon? nadanya agak sedikit errr— manja?

"kenapa sayang?"

siyeon memerah. dia memalingkan wajahnya. tidak ingin ketahuan jeno kalau dia sedang memerah.

"peluk"

"hah? apa?"

"gajadi"

...

🖇TOM & JERRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang