[Prolog] RINAI: 1

182 6 0
                                    

WELCOME!
Happy reading!

Seorang gadis cantik dengan seragam SMA yang berantakan tak terkecuali rambutnya, berjalan gontai sembari membawa selembar kertas yang mungkin sudah dua kali ia mendapatkannya.

Yap! Gadis itu adalah Rinai. Lembar kertas yang diberikan kepala sekolah disekolah ke duanya! Mengapa sekolah keduanya? Karena dirinya juga pernah mendapatkan kertas seperti itu dari sekolah sebelumnya, yang artinya ia telah pindah sekolah namun apa ini? Untuk kedua kalinya ia dikeluarkan bahkan baru beberapa hari saja?! GILA!

"Ck, masa gue harus pindah sekolah lagi? Sialan, " umpat Rinai sembari menendang kaleng yang menghalangi jalannya.

Prankkkk!!

Rinai sengaja memilih berjalan saja karena ia malas diberi pertanyaan bertubi oleh supir pribadinya yang sungguh cerewet itu, padahal laki. Ia juga malas menaiki angkutan umum yang berisik, sesak, dan polusi!

"Woe Ay! Ngapain kaya gembel gitu hah? " teriak seorang cowok yang akhirnya tiba disebelah Rinai dengan sebuah motor ninja hitamnya sembari membuka kaca helm fullface nya.

Sekedar info saja, kalo para sobat karibnya itu memanggil Rinai dengan panggilan 'Ay'. Jangan tanyakan alasannya, karena hanya mereka yang tahu.

"Lah lo katanya ijin karena sakit Von? " Rinai balik bertanya pada salah satu sobat karibnya itu yang bernama Sevon.

Sevon terkekeh sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Rinai, "Lo percaya cowok kaya gue ijin sakit? "

Rinai terdiam sejenak kemudia tawanya pecah, "Hahaha kampret lo, dosa segudang boongin guru mulu! " cibir Rinai.

"Sejak kapan mikirin dosa lo? " kali ini Sevon mencibir balik. Rinai sontak menghentikan tawanya.

"Hehe udah ah ayok anter gue pulang, " ujar Rinai melangkah untuk menaiki motor Sevon, namun Sevon menahannya.
Rinai mengernyitkan dahinya bingung,

"Lo naik ojol kek, atau taksi gitu gue soalnya disuruh jemput bokap dibandara nih, serius deh aa' gak bohong suwer, "cecer Sevon menunjukkan kedua jarinya membentuk huruf V.

Rinai menghembuskan nafasnya kasar. "Jadi sekarang gini nih sama gue? " ujarnya.

"Ya bukan gitu Ay, ee gimana ya.... "

Sevon sibuk berfikir sementara Rinai menoleh kanan kiri siapa tau ada sasaran empuk lagi. Dan yap! Akhirnya indra penglihatannya menangkap seorang pria tampan dengan motor sport merah tengah membeli bensin di pertamini.

'Dari jauh udah keliatan perfect, ninja merah? Ga diragukan lagi' batin Rinai yang kemudian tersenyum miring.

"Oke, lo kalo nggak mau nganter sana pergi hushh! " usir Rinai menghempaskan tangannya.

"Yah yahh bukan gitu Ay, maks-"

"Santai aja broo, gue ada yang nganter kok, cakep, pake ninja hehe, " potong Rinai dengan cengiran.

"Hmm paham gua kalo gini mah, mana sasaran lo kali ini? " tanya Sevon ingin tempe.

Rinai menampakkan sunggingan senyum dan mengarahkan dagunya ke arah cowok tadi. Sevon yang mengerti langsung melihat ke arah yang Rinai maksud.

"Hmm oke sih, pilihan lo emang paling top Ay, yaudah gue cabut dulu, selamat menikmati ninja lagi, " ujar Sevon yang kemudian melengang dari hadapan Rinai.

Rinai tertawa hambar mendengar penuturan Sevon, kemudian ia sedikit berlari kecil takut si cowok tadi pergi.

"Hai! " ujar Rinai percaya diri saat sudah sampai di depan cowok itu.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang