RINAI: 9

45 3 0
                                    

Mendengar namamu saja sudah membuatku penasaran, apalagi bisa mengenalmu. Jatuh cinta mungkin hehe

-Arka Xelindion Saque-

***

Tok tok tok

"Buka woe cebong! " umpat Satria menggedor pintu kamar Arka.

Hingga akhirnya si pemilik kamar keluar, "Ck, kaya cewek aja lo!"

"Berapa kali gue tereakin nama lo hah?! Baru muncul sekarang! "omel Satria.

"Emang gue jin dalam botol? Buruan masuk! " balas Arka.

Dengan langkah tanpa dosa, Satria langsung merebahkan tubuhnya di kasur kingsize milik Arka.

"Tamu nggak sopan! " cibir Arka seusai menutup pintu kamarnya kembali.

"Lo ngapa bolos? Baek-baek aja tuh kayanya nggak sakit. Sehat walafiat ngatain gue juga! " cecer Satria.

"Gue ada urusan tadi di kantor " jawab Arka enteng sembari melanjutkan aktivitasnya yang tertunda tadi, yap. Didepan laptop.

Memang Satria adalah satu-satunya murid yang tau tentang seluk beluk Arka, karena memang dia sahabat Arka dari SMP. Yaa kecuali Seril sih:v

Yang waktu itu Satria sempat kaget melihat penampilan Arka, jawabannya karena dia tidak mengira Arka akan secepat itu membuka kedoknya meskipun baru sebagian. Akhirnya ia memilih teriak mengumumkan jika itu Arka. Capek dia denger sahabatnya ini direndahin mulu.

"Tumben-tumbenan ada masalah, sekarang udah beres? "

"Udah, dan ada apa gerangan yang membuat Satria datang kemari? " Arka menutup laptopnya, berusaha menjadi pendengar yang baik untuk sahabatnya.

"Rugi lo tadi nggak berangkat! " ujar Satria.

"Ngapa harus rugi?"

"Bawain gue makanan atau minuman kek, laper nih tadi jajan dikit doang, " Satria berucap sembari mengelus perutnya yang rata itu.

Arka mendengus memutar bola matanya malas. Namun ia tidak keberatan jika memberikan Satria banyak makanan ataupun apapun yang ia punya. Karena ia tahu, Satria adalah salah satu anak yang kurang beruntung karena diusianya yang masih dua tahun, ia sudah harus ditinggal kedua orang tuanya. Dan berakhir ia tinggal bersama neneknya yang sudah berumur. Bisa dibilang hidupnya sangat sederhana.

Dan mengapa Satria bisa bersekolah di MHS yang terkenal elit dan berstandar nasional itu? Jawabannya ya siapa lagi kalau bukan karena Arka. Meskipun otak Satria juga sangat memadai untuk mampu bersaing.

Arka berjalan malas keluar pintu, "Tolong bawain makanan sama minuman ke kamar gak pake lama! " teriak Arka diambang pintu.

"Wegalasehh, gue udah peringatin kan kalo minta tolong sama pekerja dirumah lo itu harus bicara baik-baik, lah ini masih aja teriak!" omel Satria.

"Males turun gue, mereka juga nggak keberatan kan udah tugas mereka" balas Arka.

"Setidaknya lo terapin sopan santun sama orang yang lebih tua Ar, " lanjut Satria lagi.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang