RINAI: 6

56 3 4
                                    

"Aku percaya, tuhan punya seribu satu alasan mengapa kita dipertemukan, "

***

"Sayang, aku nggak enak nih masa tadi kamu yang jemput aku sih? Pake mobil kamu lagi, " ucap Aga sembari menyetir.

"Nggakpapa kali sayang, emangnya kenapa? Lagipula kan kebetulan aku baru dari basecamp tadi, " jawab Rinai seadanya.

Aga hanya menganggukkan kepalanya, "Kamu ada basecamp? " tanyanya.

Rinai tak mungkin menjawab iya, pasti Aga akan minta kesana nanti.
"Bukan punya aku kok, basecamp abang sepupu aku, "

Aga mengangguk lagi sembari membulatkan mulutnya seolah berkata'o'.

"Kita mau kemana sayang? " tanya Rinai.

"Ke mall yuk, kita main timezone? "

Rinai mengangguk antusias, dirinya benar-benar paling suka kesana. Karena baginya,  timezone bisa membuat Rinai lupa akan bebannya.

Aga tersenyum lalu tangannya beralih mengacak rambut gadisnya itu.

"Ishh Agaa ihh! " kesal Rinai.

Akhirnya mereka sampai disalah satu mall terbesar di Jakarta. Kemudian mereka mulai masuk.

"Ga, kita makan dulu yuk? Aku laper, " pinta Rinai.

"Yaudah, ayo kita makan dulu, " Aga menggandeng tangan Rinai menuju salah satu restoran disana.

"Kamu mau pesen apa? " tanya Aga.

"Terserah, yang penting aku kenyang, " balas Rinai. Rinai tidak pernah merasa jaim jika soal makanan.

Aga mengangguk kemudian melambaikan tangannya memanggil seorang waiter.

"Mau pesan apa mas, mbak? " tanya waiter itu.

"Nasi goreng seafood 2, pancake 2, sama milkshake nya 2," ucap Aga.

"Baik, tunggu sebentar ya, permisi" ucap waiter itu.

"Kamu makan sebanyak itu Ga? " tanya Rinai.

"Ya enggak sayang, kita makan sama-sama.  Aku nggak mau nanti keasikan main tapi kelaparan," ujar Aga.

Rinai bisa melihat ketulusan Aga dari matanya. Aga laki-laki baik, tapi mengapa ia menyakitinya?

Tak lama pesanan mereka datang, "Silahkan mas, mbak" ujar waiter.

"Selamat makan sayang, " ucap Aga mengacak rambut Rinai gemas.

"Haha iya juga sayang, " ucap Rinai canggung. Ia sungguh tak tega menyakiti Aga.

"Mmm aku ke toilet dulu ya sayang, " ujar Rinai bangkit.

"Mau aku anterin? " Rinai menggeleng. "Aku sebentar kok, "

Kemudian Rinai berjalan menuju toilet di restoran itu. Setelah ia lega, ia keluar dan menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

RINAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang