008

747 94 10
                                    

Jam sudah menunjukan pukul dua dini hari tapi Seungwoo masih setia duduk didepan pintu kamar Chaeyeon, berharap Chaeyeon tiba-tiba membuka pintu dan memintanya masuk.

Eunbi dah Hyewon sudah tidur dikamar Eunbi, itu pun atas paksaan Seungwoo. Sian, Ryujin dan Hangyul pun sudah pulang, masih atas pakasaan Seungwoo. Sedangkan Hyunjin dan Yohan setau Seungwoo tadi Eunbi memberitahu jika mereka berdua mengantar Seungyoun pulang ke rumah orangtuanya.

Seungwoo tidak bisa tenang, tubuhnya sangat lelah tapi fikirannya belum bisa beristirahat sebelum melihat keadaan adiknya. Dia tidak sepenuhnya menyalahkan Seungyoun karena memang sahabatnya yang satu itu tidak mnegetahui tentang keadaan adiknya, tapi amarahnya masih tetap ada.

Apa yang harus dia jelaskan kepada kedua orangtuanya, dia tidak mungkin mengecewakan mereka berdua. Seungwoo terkejut ketika mendengar suara pintu terbuka, dia segera mendongak dan benar saja ternyata Chaeyeon yang membuka pintu kamar.

Seungwoo segera berdiri tepat dihadapan Chaeyeon, dia bisa melihat wajah adiknya yang sangat kacau, kedua tangannya masih bergetar dan matanya sembab juga merah. Seungwoo segera menggenggam kedua tangan Chaeyeon dan merapihkan helaian rambutnya.

"Kenapa? Adek haus?" tanya Seungwoo lembut sambil mencoba mengikat rambut Chaeyeon agar tidak berantakan

Chaeyeon mengangguk. "Aku mau tidur sama abang"

Seungwoo bisa mendengar jika suara Chaeyeon mulai serak, Seungwoo segera merah botol berisi air minum yang tadi sengaja disiapkan oleh Eunbi. Seungwoo segera menuang kedalam gelas lalu membantu Chaeyeon untuk minum.

"Udah enakan?" tanya Seungwoo lagi, dan Chaeyeon kembali mengangguk

"Aku takut, abang temenin aku" Seungwoo tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan segera menuntun Chaeyeon untuk masuk kembali ke kamar, botol minumnya dia bawa.

Seungwoo membaringkan Chaeyeon diatas Kasur, tangan Chaeyeon menarik bagian bawah kaus Seungwoo. Seungwoo yang mengerti langsung membaringkan tubuhnya disebelah Chaeyeon, tubuhnya menyamping menghadap Chaeyeon.

Chaeyeon segera mendekat ke arah Seungwoo dan memeluk tubuh Seungwoo erat, menyembunyikan wajahnya didada Seungwoo. Seungwoo hanya bisa mengelus punggung chaeyeon dan menyanyikan lullaby sebagai penenang.

"Abang aku mau pergi, gak mau disini. Aku mau sama mamah sama papah sama Chaery" Seungwoo tidak menjawab, membiarkan Chaeyeon mengeluarkan isi hatinya

"Tadi aku liat kak Joy nangis, matanya merah. Itu salah aku ya bang? Aku jahat ya?" Seungwoo masih terus mengusapi punggung Chaeyeon, sesungguhnya dia sudah ingin menangis

"Tadi aku ngaca ternyata bener kata orang, aku jelak ya bang. Aku gak kaya abang yang ganteng, gak kaya Chaery yang imut. Abang aku gak mau berangkat kuliah besok gapapa kan? Aku bolos sehari aja deh janji gak lama, aku takut. Takut dijahatin lagi, takut foto aku kesebar lagi, aku malu" akhirnya Seungwoo tidak bisa menahan air matanya lagi

"Aku iri deh sama Hyewon yang cantik, Ryujin yang pinter dan Sian yang punya badan bagus. Aku punya apa sih bang yang bisa dibanggain? Aku gak mau lagi berteman sama mereka bertiga, aku gak mau lagi dibandingin sama mereka bertiga, bisa gak sih kalo ada aku tuh mata orang lain tertuju ke aku, aku juga mau jadi pusat perhatian terus dipuji-puji bukan jadi pusat perhatian buat dihina sama dicaci maki"

"Aku ngantuk, abang besok tolong bilangin papah kalo aku juga mau ikut tinggal di Jepang. Aku gak mau kuliah disini, gapapa abang kan disini ada mbak Eunbi yang bisa jagain abang"

...

Suara Chaeyeon tidak terdengar lagi berganti dengan hembusan nafas teratur. Air mata Seungwoo semakin deras, suara isaknya mulai keluar. Seungwoo tidak menyadari kehadiran Eunbi yang ternyata memperhatikan sejak tadi.

Isn't She LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang