024

606 62 9
                                    

Chaeyeon sudah mengetahui tentang apa yang terjadi semalam, Seungyoun sudah menceritakan semuanya dan tentu saja Chaeyeon percaya karena secara garis besar dia bisa mengingat yang terjadi tapi tidak secara detail.

Seolah kesialan enggan untuk berakhir meninggalkan Chaeyeon, kini Yena dan Chaeryeong dengan kompaknya menatap kearah sepasang kekasih tersebut dengan tajam.

Beberapa menit yang lalu ada yang membunyikan bel apartemen, Seungyoun kira dari laundry karena memang biasanya pihak laundry menjemput atau mengantar pakain.

Namun Seungyoun dibuat terkejut ketika melihat dua orang gadis berdiri dengan seyum merekah dibibir masing-masing, sedangkan dirinya seketika dibuat frustasi karena dua orang dihadapannya ini bukan lah orang bodoh yang tidak akan menyadari situasi.

Maka disinilah mereka, duduk diatas sofa dengan Seungyoun dan Chaeyeon yang sudah seperti tersangka kasus kejahatan yang sedang disidang.

"Kak tolong bilang kalo yang aku fikirin itu gak bener?" Yena yang pertama membuka suara setelah beberapa menit hanya keheningan diantara mereka

"Jawab kak!" Chaeryeong meninggikan suaranya karena tidak ada respon dari salah satu diantara mereka

"Chaer tolong jangan bilang mamah sama papah" Chaeyeon menatap Chaeyeong dengan telapak tangan yang saling bertemu didepan dada

"Jadi bener dugaan kita?" Yena membolakan matanya tidak percaya

"Yen udah lah" nada suara Seungyoun terdengar jengah

"Udah apa sih kak? Kak kita boleh tinggal di Jakarta, kita boleh dibebasin bergaul sama mamah papah tapi masalah kayak gini tabu bagi keluarga kita kak!" Yena berseru marah, jelas saja dia sudah sangat kecewa dengan kakak bodohnya ini

"Gue yang salah Yen bukan kak Uyon"

"Chae apa sih, yang ngelakuin kita otomatis ini kesalahan kita" Seungyoun tidak terima ketika Chaeyeon hanya menyalahkan dirinya sendiri

"Emang kalian berdua yang salah, udah gini baru nyesel giliran semalem cuma mentingin enak. Iya?"

Pertanyaan yang menjurus pernyataan dari Chaeryeong membuat mereka tertohok.

"Chaeyeon mabuk Chaer dia gak sadar" kini giliran Seungyoun yang membela kekasihnya

"Lu ngajakin Cheyeon mabuk? Jangan bilang lu juga ngajak dia ke club? Kak lu gila ya? Lu tuh kalo mau ke neraka gak usah ngajak temen, nanti aja lu ke surga sendirian"

Yena dan Chaeryeong menyandarkan punggung mereka pada sofa, memang salah membiarkan mereka tinggal berdua.

"Gue yang mau ikut dan gue yang mau minum, jangan nyalahin salah satu karena kita berdua yang salah"

Chaeyeon jelas saja tidak terima ketika kekasihnya dipandang seperti itu, seolah membawa pengaruh buruk untuknya.

"Tolong kali ini bilang iya, ini perdana kalian kan?" Chaeryeong menatap dengan penuh harap

"Iya Char jadi tolong jangan bilang mamah papah ya?" Chaeyeon kembali memeohon

"Kak hal kayak gini tuh udah bukan yang bisa ditawar menawar atau ditoleransi, meskipun kakak adalah panutan aku tapi ketika kakak salah maka aku akan bilang salah dan gak akan melindungi apalagi menutupi kesalahan kakak"

Jawaban dari Chaeryeong membuat Chaeyeon lemas, tidak ada harapan.

"Sekarang lu mau gimana? Eh lu gak bisa nyari option karena jawabannya cuma satu nikahin Chaeyeon secepatnya" Yena menatap sang kakak dengan tajam

"Gue pasti nikahin Chaeyeon tapi gak bisa dalam waktu dekat"

"Enam bulan kak limit kalian" Chaeryeong memberi pengingat takut jika saja sang kakak lupa

Isn't She LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang