Setelah genap satu minggu hanya berdiam diri di rumah dan tidak berangkat ke kampus, akhirnya pagi ini Chaeyeon memberanikan diri untuk kembali beraktifitas seperti semula dengan diantar oleh Seungwoo, namun sialnya hari ini dia harus berjalan sendirian disepanjang koridor karena Sian dan Hangyul belum terlihat datang.
Chaeyeon sudah memperkirakan hal ini akan terjadi, Chaeyeon meremat kedua tangannya, keringat berlomba keluar dari sekujur tubuh Chaeyeon. Samar-samar dia bisa mendengar ucapan beberapa mahasiswi disepanjang koridor, disaat seperti ini dia berharap menjadi tuli saja. Sudah lewat seminggu tapi pembicaraan tentang Chaeyeon, Joy dan Seungyoun belum juga mereda.
'Gue kira dia gak bakal berani kuliah lagi'
'Gue kira dia secantik apa sampe bisa bikin Seungyoun mutusin Joy'
'Paginya dia kan dianter Jeno'
'Lu tau gak foto dia yang half naked pernah kesebar dibase sekolahnya dulu'
'Pantes aja banyak cowo yang mau, taunya nawarin tubuh toh. Cih'
'Kalo bukan karena dari keuarga tajir juga dia gak punya apa-apa'
'Ya kalo bukan karena bang Seungwoo juga dia gak bakal dikenal'
'Gila turun banget selera Seungyoun'
Chaeyeon memejamkan matanya dan mencoba memfokuskan fikirannya, seolah tidak mendengar ucapan mereka semua. Chaeyeon mempercepat langkahnya sambil menggigit kuku ibu jari tangannya, dia sudah tidak tahan.
"Tenang ya, ada kita. Udah ya, ambil nafas pelan-pelan"
Chaeyeon bernafas lega begitu mendengar suara Sian dan rangkulan dari Hangyul, jika tidak ada mereka berdua mungkin sekarang Chaeyeon sudah tumbang.
...
Kesialan Chaeyeon tidak berakhir disitu, karena siang ini saat sedang makan bersama Hangyul dan Sian di kantin, mendadak Sian dan Hangyul diminta untuk menghadap dosen saat itu juga. Sian dan Hangyul awalnya tidak mau meninggalkan Chaeyeon sendirian, tapi karena anggukan yakin dari Chaeyeon akhirnya mereka pergi dan meninggalkan Chaeyeon sendiri.Benar saja dugaannya, begitu Hangyul dan Sian pergi, Chaeyeon bisa mendengar cemoohan mereka lagi. Tangan Chaeyeon bergetar, wajahnya pucat dan keringat berlomba keluar. Chaeyeon tidak bisa mengangkat sendok menuju mulutnya, matanya sudah memerah menahan tangis.
'Gak tau malu banget anjir, mentang-mentang tajir jadi bisa ngerebut cowok orang'
'Dari jaman SMA kan, waktu itu Jeno'
'Muka gak seberapa aja belagu, gimana kalo dikasih cantik'
'Baju, sepatu sama tas boleh branded harga mahal, tapi harga dirinya murah'
Chaeyeon meremat kedua tangannya dibawah meja, jari tangannya sudah memerah tapi Chaeyeon tidak perduli, dia tidak merasa sakit sama sekali.
Chaeyeon tersentak begitu merasakan telinganya terpasang sesuatu, itu earpod. Kemudian ada seseorang yang duduk disebelah kanannya, meraih tangan Chaeyeon dan melepaskan tautan tangan Chaeyeon yang saling meremat. Orang itu menggenggam tangan Chaeyeon dengan tangan kanannya dan tangan kirinya menghapus jejak keringat dipelipis Chaeyeon.
"Jangan didengerin ya? Dengerin itu aja, ini juga jangan diremet terus, liat tuh merah kan. Emang gak sakit?"
Kali ini kedua tangan orang tersebut sudah menggenggam tangan Chaeyeon, dia memberikan senyumnya meski hanya diberi tatapan waspada oleh Chaeyeon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Isn't She Lovely
FanfictionKarena keputusan sembrono tanpa berdiskusi sang kakak, Chaeyeon harus berperang dengan hati dan fikirannya agar tidak terbawa perasaan dengan semua kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh sahabat sang kakak.