Udara yang kian dingin membuat Chaeyeon semakin meringkukkan tubuhnya dibalik selimut, rasanya Chaeyeon ingin berteriak protes kepada seseorang yang dengan lancangnya membuka jendela kamar sehingga udara pagi dapat dengan bebas menyentuh permukaan kulitnya.
Namun jangankan untuk berteriak, untuk membuka mata saja Chaeyeon masih enggan, sehingga dia lebih memilih menarik selimut dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut sambil meringkuk.
Tapi sepertinya Chaeyeon memang tidak ditakdirkan untuk bermalas-malasan karena kini seseorang sudah menarik selimutnya dengan serampangan dan berteriak seolah Chaeyeon adalah orang tuli.
"Kak Chaeyeon tuh kesini bukan buat tidur doang jadi mending bangun terus mandi!"
Chaeyeon perlahan-lahan membuka matanya, dia menatap sekeliling ruangan yang kini ditempatinya.
"Kakak tuh kenapa kaya orang bingung gitu? Gak mungkin masih jatlag kakak udah tidur selama dua belas jam"
Kini Chaeyeon mencoba untuk duduk diatas kasurnya dan menatap seseorang yang sedari tadi meneriakinya dan berbuat semena semena pada dirinya dipagi hari.
"Mandi kak jangan bengong, kakak lagi di Jepang jangan dibiasain linglung deh kalo abis terbang jauh"
Ah iya benar saat ini dia berada di Jepang, semalam dia baru saja sampai di negeri bunga sakura yang kini menjadi tempat kedua orangtua dan adik perempuannya tinggal.
"Jam berapa sih ini?" tanya Chaeyeon setelah kesadarannya terkumpul sepenuhnya
"Sepuluh, jadi mending kakak cepetan mandi karena your Spear B udah nunggu dibawah" jawaban dari sang adik hanya diangguki oleh Chaeyeon, dia lalu bergegas menuju kamar mandi
...
Empat puluh menit kemuadian Chaeyeon baru selesai dengan kegiatannya, setelah memastikan dirinya lumayan enak dipandang, Chaeyeon segera keluar kamar untuk menghampiri ibu dan seseorang yang sudah menunggunya.
Chaeyeon yang melihat ibu dan adiknya sedang bercengkrama dengan seseorang yang menunggunya, segera menghampiri mereka.
"Kenapa ngobrolnya kayak orang yang udah lama gak ketemu sih?" tanya Chaeyeon setelah mendudukkan dirinya disofa yang ditempati adiknya
"Emang, kak Changbin kan main kesini kalo ada kak Chaeyeon doang" jawaban dari Chaeryeong berhasil membuat seseorang yang disebut namanya tersenyum canggung
"Gak boleh gitu ah Chaer, Changbin kan lagi sibuk apalagi sekarang kuliah di Korea" ibu Chaeyeon menimpali dengan diselingi candaan
"Ah tante bisa aja" jawab Changin sambil menggaruk tengkuknya
"Yaudah lah tante tinggal ya Changbin kalian lanjut aja bertiga, kak kamu jangan lupa kabarin abang. Dari semalem nelponin terus katanya kenapa nelpon kamu susah banget" Chaeyeon hanya dapat mengangguk, padahal dia sendiri lupa ponselnya saat ini berada dimana
"Aku tau kak Chae pasti lupa nyimpen hp dimana, biar aku yang cariin. Udah kalian lanjut ngobrol aja sambil melepas rindu" Chaeryeong segera berdiri dan pergi menuju kamar sang kakak
"Apa kabar Spear B?" tanya Chaeyeon diselingi kekehannya
"Baik, gue tau lu pasti sering ngepoin gue lewat ig kan? Untungnya gue sering update" jawaban kelewat percaya diri dari Changbin membuat tawa Chaeyeon semakin menggelegar
"Gak kebalik? Lu yang kayanya kangen sama gue, buktinya hari ini lu udah ada dirumah gue" jawab Chaeyeon masih dengan tawanya
"Bukan kangen, mungkin bisa dibilang gue kepo. Kali ini apa yang ngebawa lu kesini?" kali ini jawaban dari Changbin berhasil membuat suara tawa Chaeyeon berhenti
KAMU SEDANG MEMBACA
Isn't She Lovely
FanfictionKarena keputusan sembrono tanpa berdiskusi sang kakak, Chaeyeon harus berperang dengan hati dan fikirannya agar tidak terbawa perasaan dengan semua kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh sahabat sang kakak.
