My sweet docter 1

28.6K 823 38
                                    

Gadis Sma itu baru saja pulang dan diantar oleh teman kelasnya yang sudah setengah tahun ini dekat.

Natalie veronica, dia pun turun dari motor tinggi berwarna merah itu, dan memberikan helm yang ia gunakan tadi pada Ezza.

"Thanks, za"

"Iya, gua duluan"

"Hati-hati" teriak natalie saat motor ezza menjauhi perkarangan rumahnya.

Setelah punggung ezza tidak terlihat lagi Natalie pun melangkahkan kaki lalu membuka gerbang rumahnya dan.

Brukk
Trak

"HUWAAA... BUNDAAA"

Lita 'bunda natalie' yang sedang didapur pun segera berlari mendengar teriakan putrinya.

"Astagfirullah, Nataaa"

Lita yang melihat anaknya sudah penuh darah di kuku dan tangannya. Segera membawa ke teras rumah dan duduk dibangku kayu.

"Kenapa bisa kaya gini?"

"Huwaaa...hikss hikss gk tau bunda" natalie terus saja menangis melihat kuku ibu jarinya yang retak.

Tanpa menunggu lama. Lita menyuruh supir untuk segera pergi ke rumah sakit.

---

Sampai dirumah sakit Lita segera meminta pertolongan kepada perawat yang berlalu lalang.

Dan kini natalie sedang berada diruangan. Lita yang tak tega melihat anaknya terus mengeluarkan air mata memberi semangat pada natalie.

Sampai dokter masuk lita memutuskan untuk menunggu diluar bukan tega. Namun lita tidak kuat menahan linu saat kuku natalie nanti dicabut.

Natalie yang sedari tadi nangis pun berhenti melihat dokter tinggi,putih, dengan rahang yang tegas mendekatinya.

Tiba-tiba saja sakitnya tidak ia rasa.

Natalie pov'

Gilaa gilaa baru kali ini gua berobat ketemu pangeran.

Dokter itu pun menyiapkan segala yang dibutuhkan, sesekali gua memperhatikan dokter tampan itu.

Dokter itu pun mengangkat suntikan tinggi-tinggi.

"Kamu pernah digigit semut?"

"Pernahlah dok"

"Kalo gajah?"

"Ya kali keragunan aja belum pernah"

"Terus kalo digigit semut sakit gak?"

"Sakitlah senat-senut gitu"

"Sakit kamu bilang!"

Lah lu kira digigit semut jadi adem nih dokter kok minta dicium ya.

"Kecuali semutnya segede gajah, sakit kan?"

"Hehe iya sakit"

Bodo amat nih dokter garing banget.

Natalie hanya tertawa renyah mendengar penuturan sang dokter tampan itu.

"Kamu tarik nafas ya"

"Iya" natalie pun menarik nafasnya namun selang beberapa detik dokter itu berkata dengan nada naik satu oktaf.

"Jangan ditahan!"

"Yah dokter bilang tarik nafas doang yah gk saya buang lah"

Dokter itu hanya diam, dan gua pun tarik dan buang nafas. Gua juga nutup mata gua pake tangan kiri karna takut liat suntikan itu nancep ditangan mulus gua.

"Kalo mau teriak-teriak aja"

Gua cuman diem syukur siapa suruh tadi ngacangin gua.

Selesai gua dibius. Sumpah tuh dokter sengaja apa gimana sih dia nyuruh gua buat liat tangan gua yang diangkat sama dia.

Dan, gunting dipukul-pukul ke jari gua yang udah retak. Gila nih dokter perut gua berasa keram emang gak sakit sih tapi linunya itu.

Oke gua pun nutup mata gua lagi gak kuat sumpah. Gua cuman ngerasa kuku gua lagi digunting walaupun gk sakit tetep kerasa ya.

Dokter itu pun sibuk sendiri kadang gua ngintip cuman buat liat wajahnya hahaha. Keheningan pun selesai sampai perawat datang.

"Permisi dokter rizky" sapa perawat tadi dengan ramah, yailah gua cemburu nih.

Untungnya dokter.. siapa tadi rizky? Gua panggil iky aja kali ya. Ok jadi untungnya dokter iky cuman senyum kecut, syukurin hakan tah sia.

"Natalie veronica"

"Iya" jawab gua.

"Umur 17!"

"Iya sus"

"Apa?" Tanya dokter ganteng, tampangnya tuh melongo longo kek orang idiot. Tapi tetep ganteng.

Bener deh kenapa sih setiap orang nanya umur gua pada gak percaya. Gak liat apa nih dokter gua pake seragam putih abu, susah emang punya muka kek bayi whahaha.

Iya sih bukanya mau sombong nih temen-temen, bunda, saudara juga bilang muka gua imut owhh, jadi terbang.

Badan gua juga kecil dan pendek gua suka diledekin anak smp, tapi kecil-kecil gini gua juga cabe rawit.

Buktinya suka makanin rawit, pedes.

"Kenapa dok" tanya gua.

"Tidak" dokter iky langsung ngelanjutin bersihin bekas darah ditangan gue deh.

"Dok, ini obatnya yang mana saja?, biar saya catat" ucap perawat genit itu, kalo kata gua.

"Ambil dimeja itu sudah saya catat kamu tinggal siapkan"

"Baik dok, yasudah saya permisi"

"Hmm"

Perawat itu langsung pergi deh.
Yess mposss, gua ditinggal berdua lagi dehh yuhuuu.

"Lah udah selesai dok?" Tanya gua perasaan baru 5 menit cepet banget.

"Emang kamu kira ini lagi amputasi jari?"

"Idihh amit-amit" kata gua sambil getok getok tangan ke ranjang rumah sakit.

Ya kali. Ngedoain gua nih dokter? Cakep-cakep mulutnya kek balsem yaa. Bikin panas.

"Hm, yaudah saya panggil bunda dulu" gua pun turun dari ranjang. Dan manggil bunda selagi tuh dokter sibuk sendiri.

Gua pun buka pintu putih itu.
"Bun,bun,bundaa" nengok juga kan.

"Sudah?"

"Udah bun"

Gua ngikutin bunda dari belakang, dan nemuin dokter riziky. Dan asal kalian tahu gays.

Kenapa tuh om-om ganteng ngomong kek bunda halus-halus aja.

"Gimana dok?"tanya bunda.

"Sudah selesai bu, langsung ikut keruangan saya saja ya" gua sama bunda ngikutin dokter kejam itu.

Perawat yang tadi juga masuk pas saling papasan di depan pintu ruang dokter iky. Tapi untungnya langsung pergi sih.

"Ibu ini obatnya, diminum teratur tiga kali satu hari sesudah makan,dan tiga hari nanti datang lagi untuk control" jelas tuh dokter panjang lebar.

Tiba-tiba dia ngasih penjelasan kek gua mana tampangnya kejam lagi.

"Dan kamu natalie, perbannya jangan sampai kena air, jangan terlalu banyak gerak sama pecicilan nanti darahnya ngalir terus"

"Iya dokter rizky" kata gua sambil muterin bola mata malezz.

Gua sama bunda pamit pulang deh tapi sebelumnya tadi ke kasir dulu.
Gua naik mobil deh karna pak bams supir gokil gua udah nungguin dari zaman dinausaurus.

---

My sweet docter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang