My sweet docter 7

10.4K 468 9
                                    

Bel pergantian pelajaran pun berbunyi. Natalie yang sudah selesai mencatat, segera merapikan bukunya.

Sehubung guru selanjutnya belum masuk, nata ingin mengembalikan buku ke perpustakaan yang kemarin lalu  dipinjamnya.

Diliatnya chika yang masih beradu dengan pulpen dan buku untuk secepatnya menyelesaikan catatan di papan tulis.

"Chik, bu ayu belum dateng. Gua mau balikin buku ke perpus luh mau ikut gak?" Tanya nata.

"Kagak nat, gua baru setengah ini yang ada berabe kalo belum selesai"

"Yeuh, hp tross sih, yaudah gua duluan" nata pun beranjak dari tempat duduknya dan segera berjalan ketempat tujuannya.

Setelah sampai di depan perpus, nata segera masuk dan menaruh kembali buku tersebut ke rak buku.

Tak lupa menanda tangan buku besar. Disekolahnya memang seperti itu jika ingin meminjam mereka harus mencatat di buku besar apa saja buku yang dipinjam, dan jika ingin mengembalikan,  mereka harus tanda tangan.

Nata pun menutup pintu ruangan ber ac itu. Dan segera menuju ruang kelasnya, namun belum sempat ia berjalan ada sesuatu yang mencengkal tangannya.

Ezza, orang yang sudah beberapa hari ini ia hindari. Bukan tanpa alasan, memang itu keinginan hatinya. Terlalu lelah jika melihat seseorang yang kini berada di depannya.

"Ada apa za?" Tanya nata.

"Ikut" ezza menarik pergelangan tangan nata dengan kasar.

Sampai mereka berada ditaman belakang sekolah, yang sepi karna jarang atau tidak sama sekali yang kemari.

Nata yang sedari tadi mencoba melepaskan genggaman ezza dari tangannya sia-sia. Sampai ezza sendiri yang melepaskan.

Dilihatnya tangan putih mulusnya menjadi merah matang karna genggaman tangan.

"Mau loh apa sih?" Tanya nata tampa basa-basi.

"Kenapa menghindar?"

"Gak ada yang menghindar" celah nata.

"Kenapa gak bales?"

"...." tak ada sahutan dari nata.

"Apa? Ah? Gk bisa jawab kan" ezza tertawa hambar. "Bener kan loh ngehindar dari gua" lanjutnya.

"Iya,iya gua gak suka sama loh yang kaya gini za, semua loh kekang. Gua gak suka dan mulai sekarang. Berhenti ngurusin hidup gua" setelah nata mengatakan itu. Ia segera berlari dan meninggalkan ezza yang masih diam terpaku.

Bukanya membuat ezza sedih, namun itu membuatnya semakin gencar untuk mendapatkan natalie. Dengan senyum devil yang mengembang, ia pun segera pergi dari halaman belakang sekolah.

---

Sejak kejadian tadi nata hanya diam sampai sekarang, chika saja bingung harus berbicara apa. Temen sebangkunya ini jika ditanya hanya menjawab seadaanya.

Guru yang sedari tadi menerangkan pun tak didengar oleh natalie. Ia hanya melipat kedua tangan diatas meja untuk dijadikan sandaran kepalanya.

Untung saja kali ini pelajaran pak ujang, guru pkn yang usianya sudah lebih dari setengah abad, dengan suaranya yang kecil membuat siapa saja malas mendengarkan.

Sampai yang ditunggu-tunggu pun datang. Bel pulang sudah berbunyi, semua mat murid kelas 12 ipa 3 pun berbinar terkecuali nata.

Setelah pak ujang pergi dari kelasnya. Nata secepatnya membereskan buku-buka dan beranjak dari kelas.

"Woyy, nat tungguin bangsat" teriak chika namun tak disahut oleh nata yang sudah berlalu pergi.

"Sama gua aja chik" ucap salah satu anak lelaki kelasnya. Bernama farel.

"Ogah"

"Sekarang gapapa nolak besok-besok juga kepincut"

"Idihh, najis pede loh farel"
Ucap chika dan pergi meninggalkan farel yang masih tertawa.

---

"Kenapa cemberut" Ucap dokter rizky yang melihat nata terus memanyunkan bibirnya.

"Siapa yang cemberut"

"Itu apa bibirnya dikebawah bawahin. Mau saya cium?"

"Ishh, dasar dokter mesum" nata pun langsung menaiki motor dokter rizky. Dan mereka langsung berlalu pergi.

Natalie hanya diam. Kini ia sudah sampai, namun berbeda bukan dirumah tapi berada di depan kafe yang pernah dikunjunginya dengan dokter rizky.

Mata natalie yang sudah lelah langsung berbinar saat tangannya ditarik lembut oleh dokter rizky masuk kedalam kafe.

Mereka pun duduk. Dan segera memesan makanan beserta minuman. Sambil menunggu nata hanya diam melihat keluar jendela.
Ingin bermain hp pun percuma karna hpnya mati.

"Dek"

"Ahh, apa? Ah...hh" bingung nata. Karna baru kali ini ada yang manggil dengan sebutan itu. Apalagi itu dokter rizky. Membuat perutnya seperti dihinggapi kupu-kupu.

"Kamu lucu banget sih" dokter rizky mencubit pipi nata gemas.

"Ishh sakit. Dokter panggil nata apa tadi. Dek?"

"Terus apa? Nenek?"

"Serius dok"

"Yaudah sayang aja"

"Hm..a.apaan sih dok. Nata lagi serius loh" gugup nata.

"Iya aku panggil kamu dek"

"Yampun. Gini dong dok jangan baku terus bilangnya aku kamu aja. Hehe"
Natalie tersenyum sampai matanya menyipit.
Terus nata panggil dokter apa?" Lanjut nata.

"Seterah kamu"

"Kakak aja deh"

Dokter rizky hanya diam. Dan seketika nata memiliki ide untuk menjaili dokter rizky.

"Kak?"

Dokter rizky hanya diam menatap nata. Dan berikutnya nata tertawa karna menurutnya. Seseorang yang berada didepannya ini tidak pantas dipanggil itu.

"Dokter aja lah, dok nata mau tanya dong"

"Apa?"

"Dokter umur brapa?"

"Lahir 98"

"Kebiasaan nata nanya apa, dokter jawab apa" cemberut nata. Namun sedetik berikutnya ia melongo.
"Ah... beda lima tahun sama nata ya"

Dokter rizky tersenyum tanda mengiyakan. Sampai waitress datang mengantar makanan mereka.

Natalie dan dokter rizky terus tertawa karna bercandaan yang mereka buat. Sungguh senang bisa menjadi sedekat ini.

Menjadikan sepasang dua makhluk yang saling merasa nyaman. Berawal hanya dari pertemuan yang konyol itu bisa menyatukan mereka sampai saat ini.

Sungguh takdir tuhan sulit untuk di duga. Dunia jika dilihat begitu luas. Namun ketika kita yang merasakan dengan hati akan sempit. Iya sempit karna hanya cinta yang menjadikan dunia milik berdua.

---
Tbc
.
.
.
Luvv♥

Ezza

Manis kan??ye kan? Kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manis kan??ye kan? Kan?

My sweet docter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang