My sweet docter 16

7.9K 400 5
                                    

Gadis mungil itu terus mendribel bola basketnya. Dan memasukan tepat pada ring basket.

Meski tubuhnya yang kecil, tidak menghalanginya untuk meloncat tinggi. Meski tidak tinggi tinggi.

Cukup lelah sudah satu jam lebih ia masih berada disekolah untuk mengikuti eskulnya. Meski bermain baru setengah jam tapi membuat keringatnya bercucuran.

Ia melangkahkan kakinya dan duduk berselonjor di pinggir lapangan, dengan tangan yang dibelakangkan sebagai tumpuan.

Ia mengelap keringatnya sendiri dengan punggung tangannya. Sampai sesuatu yang dingin menempel pada pipi cabinya.

Danu, salah satu anggota basket yang mana banyak digemari para kaum hawa disekolahnya. Tadinya ia adalah kapten basket namun karna kesibukan kelas dua belas yang mana sebentar lagi akan menghadapi banyak ujian, maka jadi lah adik kelasnya sekarang yang menjadi kapten. Untuk meneruskan eskul ini.

Natalie tersenyum hangat diambilnya botol air mineral itu, dan diteguknya tanpa bernafas sampai hingga setengah bagian.

"Makasih yaa, sini duduk" ajak nata.

Danu pun duduk disamping nata, dan terus memperhatikan wajah cantik itu dari samping.

"Sama-sama"

"Danu gak minum juga?"

"Udah kok"

Jangan tanyakan jika nata dibilang centil, karna disekolahnya banyak yang menyenangi dirinya, apalagi dengan tingkah kelewat aktif.

Banyak yang diam-diam mengagumi natalie tidak hanya ezza. Natalie tidak tahu jika saja semua itu tidak diberitahu chika

Karna dirinya yang selalu menerima kehadiran seseorang untuk berteman tanpa memilih milih. Walaupun yang paling dekat adalah chika.

"Nat gua mau ngomong"

"Ngomong aja, dari tadi juga danu ngomong"

"Hehehe" kaku danu dan menggaruk tengkuknya.

"Gua..."

"Gua" nata mengikuti gaya bicara danu.

"Gua...aduhhh"

"Ihh danu kenapa?"

"Natguasukasamaluh" jawab danu dengan cepat.

Natalie diam seketika, dan kembali menyahut.
"Danu ngomong apasih? Danu kaya lagi sikat gigi"

Danu geram dengan jawaban orang disampingnya ini.
Dengan cepat ia mengambil kedua tangan natalie. Dan menggengamnya.

"Nat gua suka sama luh"

"Ahh" natalie menarik tanganya dan menutup mulutnya yang menganga.

"Danu gak salah ngomongkan?"

"Gak nat, gua beneran suka sama loh" danu memastikan semua ucapannya.

"Aduhh gimana yaa" bingung nata. Natalie mengedarkan pandangannya.

Dan tepat sekali, seseorang yang duduk diatas motor besar itu entah sejak kapan berada disana menatapnya dengan tatapan intens.

Lapanganyang dipake kali ini adalah lapangan outdoor dimana biasa untuk upacara dihari senin atau lapangan utama . Dan berhadapan langsung dengan gerbang sekolahan yang dipastikan orang dapat melihat aktivitas dari luar sana.

Seperti orang yang sudah tertangkap basah karna telah mencuri, natalie mengedip ngedipkan matanya, mencari cara agar ia segera menghampiri orang yang telah menunggunya.

Sampai danu menjetikan jarinya pada wajah natalie.

"Nat"

"Ahh ehh, udah jam berapa?"

"Jam 5 nat" danu melihat jam tangannya "jadi gimana?" Dan kembali bertanya.

"Aduh, nu nata duluan ya, udah boleh pulang kan?"

"Udah kok, tapi natt"

Natalie berjalan tergesa-gesa mengambil tasnya dan secepat kilat pergi. Namun danu masih mengejarnya.

Sampai nata berada disamping rizky. Rizky turun dari atas motornya dan menyimpan helmnya.

Danu memberhentikan langkahnya saat, gadis yang barusan ia tembak, dirangkul dengan posesif oleh seseorang yang ada disamping gadis itu.

"Nat dia siapa?" Tanya danu.

"Tunangan natalie" jawab rizky dengan wajah datarnya.

"Ohh tunangannya, hehehe saya cuman mau anterin ini kok" danu memberikan botol mineral itu pada natalie.

Namun kalah cepat gerakannya saat rizky yang sudah mengambil lebih dulu.

"Permisi" dengan sopan, danu pergi dari hadapan dua orang itu.

"Dokter" cemberut nata.

"Jangan mau di pegang pegang lagi tangannya"

"Cemburu yaa"

Natalie memundur karna tiba-tiba rizky memajukan wajahnya dan jaraknya begitu dekat, hampir saja kedua hidung mancung itu saling menempel.
"Enggak"

"Iya" natalie mengembangkan senyumnya dan detik selanjutnya ia mencium pipi rizky.

Ntah keberanian dari mana nata berani melakukan ini. Namun rizky yang mendapatkan perlakuan itu hanya diam dengan wajah datarnya.

Ia kembali menaiki motornya dan diikuti oleh natalie, lalu memasang helm masing masing.

Dibalik helm fullface nya rizky mengembangkan senyumnya. Senang? Sudah pasti kali ini ia kalah, karna sudah dibuat jatuh cinta pada gadisnya untuk yang kesekian kali.
---
.
.
.
Luvv♥

My sweet docter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang