1

242 24 6
                                    

"Kamu nyata, tapi seperti fatamorgana."

•••

Jakarta, 22 Juli 2019

Derap langkah kaki terdengar di sepanjang koridor. Seorang gadis manis berlari menyusuri setiap kelas di ikuti kedua temannya. Kemudian langkahnya terhenti di sebuah kelas bertuliskan 'X IPA 1'.

"Gue di sini," ucapnya kepada kedua temannya. "Sendiri."

"Mana-mana, coba lihat." ucap Fira sambil melihat selembaran kertas yang menempel di kaca.

"Lo sendiri Sha," Ralisha hanya mengangguk lesu.

"Yaudah, kita cari kelas kalian." ucap Ralisha lesu sambil meninggalkan kelas itu.

Baru saja mereka melewati satu kelas, mereka melihat nama Jeje tertera di kaca kelas X IPA 3.

"Wah, kita sekelas Je," ucap Fira bersemangat. Sedangkan Ralisha hanya meringis mendengarnya.

"Gak adil ah, kok kalian bisa sekelas sih? Jangan-jangan ... kalian sekongkol yah?" selidik Ralisha. Ia tidak terima teman-temannya ini bisa sekelas. Sedangkan ia malah sendiri. Udah sendiri, jomblo lagi (wkwk).

"Husst, gak boleh sirik yah wleeee" Fira sengaja memanas-manasi Ralisha sambil menjulurkan lidahnya.

•••

Dua orang gadis sedang beradu mulut memperebutkan tempat.

"Pokoknya gue deket tembok Je!" ucap Fira.

"Gak bisa Ra, aku yang deket tembok."

"Gue,"

"Aku"

"Gu–"

"Berisik!" teriak cowok berkumis tebal. Ia kesal karena kegiatan membacanya terganggu gara-gara perdebatan antara Fira dan Jeje. "Kan masih ada banyak tempat, kenapa rebutan sih?!" kesalnya.

"Lo sih," Fira menyalahkan Jeje.

"Enak aja! Kamu yah Ra,"

"Lo"

Di tempat lain, seorang gadis berambut cokelat menghampiri gadis berkacamata yang sedang melamun.

"Hai," ucap gadis itu.

"Hai," jawab Ralisha kikuk.

"Kenalin namaku Nabila," ucapnya sambil mengulurkan tangan. Ralisha menjabat uluran tangan Nabila. "Namaku Ralisha,"

"Ngomong-ngomong, di sini kosong kan?" ucapnya sambil menunjuk kursi yang ada di samping Ralisha. "Aku boleh duduk di sini?"

Ralisha mengangguk, "Kosong kok, iya silahkan."

"Terima kasih,"

Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi, tapi Ralisha belum keluar juga dari kelasnya. Fira dan Jeje yang sedang menunggunya tidak sabaran. Tepatnya Fira yang sedari tadi mengomel-ngomel tidak jelas, Jeje hanya diam sambil mendengarkan. Kupingnya terasa panas jika didekat Fira.

"Ckk, lama banget sih si Ralisha." oceh Fira tidak sabaran.

"Sabar aja Ra, mungkin dia lagi sibuk."

"Hmm"

Tidak lama kemudian, seorang guru muda yang cantik keluar. Disusul murid-murid yang lain.

Ralisha keluar menghampiri temannya dengan muka tak berdosa.

"Yuk" ajaknya.

"Lo yah, gue nungguin dari tadi udah lama tau, lo malah-"

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang