6

73 11 8
                                    

"Kalau kamu sukanya sama dia, aku bisa apa?"

•••

"Terima kasih Kak udah nganterin pulang,"

Cowok itu mengangguk, "Oh iya, nama lo siapa?" tanyanya.

"Ralisha Kak, kalau kakak?"

"Gue Azam," ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Ralisha menjabat uluran tangan Azam.

"Lo kelas berapa?" tanya Azam.

"Kelas 10 IPA 1 kak, kalau kakak?"

"12 IPA 1."

Deg. Ternyata kakak kelasnya ini sekelas dengan pangeran novelnya.

"Gue balik duluan ya?"

Ralisha mengangguk, "Makasih sekali lagi Kak."

Azam mengangguk, lalu melajukan mobilnya meninggalkan Ralisha.

Ketika Ralisha akan masuk ke dalam Kost-an, ia mendengar suara motor berhenti.

Ia melihat Fira turun dari motor sport milik seorang cowok yang diyakini kakak kelasnya.

Fira terkesan lucu jika dilihat-lihat, wajahnya yang merah dan pipinya yang menggembung. Pasti dia sedang menahan malu.

Fira berjalan menghampiri Ralisha yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

"Siapa tuh?" tanya Ralisha sambil sedikit menggoda Fira.

"Senior," balasnya datar.

"SENIOR apah SENIOR?"

"Senior, Shasha!"

Ralisha tertawa, "Iya, iya. Tapi jangan lupa sama adekel yang menunggu di rumah yah Ra!" Ralisha berteriak sambil berlali memasuki kamar.

"Sha! Awas ya lo!"

•••

Matahari bersinar sangat terik siang ini. Siswa laki-laki kelas 10 IPA 1 tengah bermain bola basket. Sedangkan siswa perempuan sedang duduk di pinggir lapangan menyaksikan permainan bola basket.

Ralisha sengaja memisahkan diri, ia duduk di bawah pohon yang rindang sambil memperhatikan teman-temannya di sana. Matanya tertuju kepada Nabila, terlihat gadis itu tengah berjalan melewati lapangan bola basket.

Seketika itu Reyhan sedang mengoper bola ke arah Farel, tapi ia salah perhitungan, lalu bola itu melesat jauh dari Farel.

Dugh.

Bola itu mengenai kepala Nabila. Nabila langsung tidak sadarkan diri seketika, dan semua orang yang ada di sana berkumpul untuk melihat keadaan Nabila.

Ralisha juga kaget, ia ingin menghampiri Nabila, tapi langkahnya terhenti ketika seorang cowok berperawakan tinggi datang dan menggendong Nabila ala bridal style. Siapa lagi kalau bukan pangerannya?Tapi, kenapa pangerannya tiba-tiba ada di sana? Beruntung sekali Nabila.

Hatinya sakit ketika melihat pemandangan itu. Seketika jantungnya berhenti berdetak.

Nabila diperlakukan sangat manis oleh pangerannya. Mulai dari meneriaki semua orang untuk menghindar dari Nabila, menggendongnya, bahkan membawa Nabila ke UKS.

Ralisha tidak boleh seperti ini! Ia harus lebih kuat lagi, tapi ini adalah pemandangan yang cukup menyayat hatinya. Ini baru permulaan Ralisha, mungkin kedepannya tidak akan sesakit ini. Atau ... sakitnya melibihi ini?

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang