7

64 12 6
                                    

"Kalau kamu bisa deket sama dia? Kenapa aku nggak?

•••

Hari Minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu untuk sebagian orang. Termasuk Ralisha. Ia menyukai hari Minggu karena hari itu ia gunakan sebagai ajang hari rebahan nasional.

Tidak hanya Ralisha, Fira dan Jeje juga menyukai hari Minggu. Mereka sedang terdampar bersama handphone ditangannya. Ralisha sempat mengajak mereka untuk keluar, tapi mereka tidak mau. Mager katanya.

Handphone Ralisha berbunyi menandakan telepon masuk. Ia segera mengangkatnya.

"Halo Sha?"

"Halo. Ada apa Rel?"

"Lo ada di mana? Gue udah ada di depan kost-an lo nih."

Ralisha berteriak histeris. Membuat Fira dan Jeje tersentak.

"Gue belum mandi Rel."

"Kesini dulu cepet."

Ralisha buru-buru keluar, dan ia mendapati Farel yang tengah menangkring di atas motornya.

"Rel? Ngapain?"

Farel memperhatikan penampilan Ralisha mulai dari bawah hingga atas. Ia menahan tawanya yang sebentar lagi akan meledak.

"Kenapa sih?"

"Lo udah kayak orang gila aja Sha. Pasti belum mandi ya?" Farel tertawa tanpa berhenti, membuat lesung pipinya terlihat jelas.

Ralisha menggembungkan pipinya, "Jadi lo ke sini cuman mau ngetawain gue doang nih?" Ralisha mengacakkan pinggangnya.

Seketika tawanya mereda.

"Gue mau ngajak lo nonton."

Bola mata Ralisha berbinar, ia menepuk pipinya sendiri. "Aww,"

"Tadi lo bilang apa Rel?"

"Mau ngajak lo nonton. Cepet sana mandi!" Farel mendorong Ralisha.

Ralisha berjalan sambil seloyongan.
Sesakali ia menabrak kursi yang ada dihadapannya.

"Kenapa sih Sha?" Fira yang geram dengan tingkah sahabatnya ini membuka suaranya.

"GUE DIAJAK NONTON GUYS!"

"Wah, sama siapa?"

"Pasti sama Farel," timpal Jeje.

"Kok lo tau?"

Jeje mengedikkan bahunya.

"Bye bye, gue mau nonton!" serunya sambil memasuki kamar mandi.

•••

Ralisha mengerucutkan bibirnya. Pasalnya ia tidak jadi nonton, karena tiketnya sudah habis tak tersisa.

"Tuhkan, lama mandinya. Jadi kehabisan deh,"

"Ya jangan salahin gue dong!"

"Lagian lo mandinya lama sih,"

"Tau ah!"

"Kita ke Gramed aja yuk?"

Seketika Ralisha tersenyum sumringah,"Beneran?"

Farel mengangguk.

"Tapi tlaktir yah?"

"Iya."

"Sebanyak-banyaknya?"

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang