3

127 13 8
                                    

"Kamu yang aneh, atau aku yang terlalu berlebihan?"

•••

"Kemarin lo berangkat bareng siapa Bil?" tanya Ralisha ketika mereka berdua sudah berada di kantin.

Ralisha sudah penasaran dari kemarin, ia awalnya ingin membicarakan hal ini langsung kepada Nabila, tapi tak sempat. Akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya kepadanya sekarang.

"Bareng supir aku Sha." jawaban Nabila tidak seperti yang Ralisha duga.

"Beneran?"

"I-iya."

"Emang kenapa Sha?"

"Ah, nggak kok."

Hey? Nabila baru saja berbohong padanya. Jelas-jelas kemarin Ralisha melihat dengan mata kepalanya sendiri, Nabila berangkat dengan Devan. Bahkan teman-temannya pun tahu. Nabila meminta berhenti di dekat sekolah. Ada apa dengan Nabila?

Ralisha tidak tahu apakah ada hubungan yang lebih antara Nabila dan Devan, yang pasti mereka terlihat dekat.

"Duar!" Fira datang sambil menggebrak meja membuat semua orang yang ada di sana terkejut. Bahkan, Ralisha tersedak kuah bakso yang sedang ia makan.

"Uhuk-uhuk."

Jeje langsung memberi minum kepada Ralisha, "Nih Sha, minum."

"Makasih."

"Kebiasaan! Kalau dateng suka ngagetin orang aja. Untung gue gak punya penyakit jantung, kalau gue ngedadak jantungan gimana?!" kesal Ralisha.

Seperti biasa, Fira hanya nengir tak berdosa. "Hehe, ya maaf."

"Lain kali jangan kayak gitu Ra, gak sopan." kata Jeje.

Fira hanya mengangguk.

"Eh, aku duluan yah, mau ke perpus." Nabila bangun dari tempat duduknya.

Sepeninggal Nabila, Ralisha kembali melamun. Bahkan Fira yang sedari tadi mengoceh tidak ia hiraukan.

"Sha, lo dengerin gue gak sih?"

"SHA!"

Ralisha terlonjak, "Eh, iya, kenapa?"

"Kenapa sih Sha?" tanya Jeje.

"Nggak, gue capek." elaknya. "Gue ke kelas duluan yah?" Ralisha akan bangkit dari duduknya, tetapi seseorang mencekal lengannya.

"Mau kemana Sha?"

"Farel? Gue mau ... ke kelas."

"Temenin gue ke perpus yuk?" ajaknya.

Ralisha tadinya ingin kembali ke kelas, tapi kalau dipikir-pikir pasti kelasnya saat ini masih kosong. Mau tidak mau ia mengiyakan.

Ia mengangguk.

"Tapi, kenalin dulu temen-temen gue."

"Ini yang rambutnya pendek, si nyebelin FIRA. Terus yang imut, lucu, kalem, Jeje." Ralisha menunjukkan satu persatu temannya. Teman-temannya hanya tersenyum.

"Gue udah tau," ucap Farel enteng.

Ralisha memicingkan matanya, "Lo udah tau? Darimana?"

"Dia kan temen lo, jadi gue tau. Oh iya, nama gue Farel. Salam kenal,"

Fira dan Jeje mengangguk.

"Gue bawa temen lo duluan yah?" ucapnya sambil pergi menarik lengan Ralisha.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang