12

66 10 3
                                    

"Karena sekuat apapun aku untuk mengejarmu, tetap saja, hatimu hanya untuknya."

•••

Ralisha bangun dari tidurnya, dan mendapati ruangan kosong. Kemana teman-temannya ini? Biasanya mereka masih tidur. Tumben.

Ralisha mengambil handphonenya yang ada di nakas, lalu berjalan untuk mencari keberadaan teman-temannya.

"Di dapur gak ada, di kamar mandi juga nggak ada, jadi mereka pergi kemana? Ckk, nyebelin!"

Ketika Ralisha ingin kembali lagi ke kamar, ia mendengar suara pintu terbuka, dan benar saja Fira dan Jeje masuk sambil menenteng plastik di tangannya.

"Kemana aja kalian? Gak bangunin gue," ucap Ralisha sinis.

"Eittts, masih pagi, gak boleh marah-marah."

"Kita udah beli sarapan di depan. Ini buat kamu." Jeje menyodorkan sebungkus nasi uduk kepada Ralisha.

"Tumben, biasanya juga sarapan mie instan lo Ra."

"Nggak lah, harus ada peningkatan. Hidup gak gitu-gitu aja kali,"

"Aduh, bahasanya." Ralisha tertawa.

Sedangkan Jeje hanya geleng-geleng kepala.

"Kalian punya uang?"

Fira dan Jeje mengangguk.

"Nanti sore Bapake nransfer uang, beuuh," ucap Fira dengan bangganya.

Ralisha tertawa, "Gue doain gak jadi nransfernya, biar lo menderita Ra." kekeh Ralisha.

"Sha, ucapan itu adalah doa tau," ucap Jeje, Ralisha hanya terkekeh.

"Iya. Semoga aja gak nransfer," lanjutnya.

Fira membulatkan matanya.

"Lo jangan sesat Je, jangan ikut-ikutan Ralisha."

"Lo jangan bawa-bawa gue Sapi!"

"Udah-udah, aku yang salah," kata Jeje membuat Ralisha dan Fira saling tatap. Kemudian tertawa terbahak-bahak.

"Eh, Sha, gue sama Jeje mau diajak nonton lho, sama Kak Angga."

"Beneran? Kalian berdua doang?" Fira mengangguk.

"Kalian tega mau ninggalin gue?" ucap Ralisha sambil memasang pupy eyes.

"Nanti kalau gue diculik gimana? Kalian gak kasihan apa? Nanti kalau gue kelaperan gimana? Kalian tau kan gue gak bisa masak. Hikss, kalian tega sama gue. Mentang-mentang gue jomblo!" Ralisha terus saja nyerocos.

"Ya udah, lo sama si Devan aja, lah. Nanti gue ajak dia."

"WHAT?!"

Yang benar saja bareng Devan. Bisa-bisa Ralisha pingsan di sana.

"Gak usah, gue di rumah aja." Tolaknya.

"Yah, udah terlanjur. Gue udah bilang sama Devan,"

Ralisha menelan ludahnya, "Bisa dibatalin gak?"

"NGGAK."

"Pokoknya lo harus ikut,"

"Tadi mau ikut sampe-sampe masang muka MENGGEMASKAN, sekarang kok gak mau?" Jeje meledek Ralisha.

"Arghhhh" Ralisha menjerit prustasi membuat Fira dan Jeje terkikik pelan.

"Jangan-jangan...." Ralisha menatap wajah Fira lekat-lekat. Sedangkan Fira yang ditatapnya was-was, "LO MAU NYOMBLANGIN GUE LAGI, YA?!"

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang