8

75 11 3
                                    

"Terkadang mereka hanya bisa melihat kebahagiaan kita, tanpa mengetahui kesedihan kita."

•••

"Nih buat kamu," ucap Nabila sambil menyodorkan sebuah buku kepada Ralisha.

Ralisha hanya diam menatap buku itu
"Buat gue?" tanyanya tak percaya.

"Iya buat kamu."

Ralisha mengambil dan membaca deskripsi buku itu.
"Wah, bagus banget Bil!" pekiknya.

Nabila tersenyum, "Itu buku yang kamu suka kan?" Ralisha mengangguk.

"Ini bayar gak Bil?"

"Nggak lah."

"Sekali lagi makasih ya Bil."

Akhirnya. Buku ini ada dipelukannya juga, sudah sekian lama Ralisha menginginkan buku ini akhirnya kesampaian juga.

"Bil?"

"Iya?"

"Kamu beli buku ini kapan? Di mana?"

Nabila tertawa, "Itu nanya atau lagi nyidak sih?"

Ralisha menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Aku belinya kemarin, di gramed deket sekolah kita."

"Kamu ke sananya sama siapa?"

"Sama–"

"Selamat pagi anak-anak," ucap Bu Tia mengacaukan pembicaraan Ralisha dan Nabila.

"Pagi Bu...."

"Silahkan kumpulan tugas-tugas yang Minggu kemarin!" seru Bu Tia membuat seluruh penghuni kelas ricuh.

"Ralisha, kenapa muka kamu?" tanya Bu Tia kepada Ralisha yang sedang memasang muka males.

Ralisha menggeleng, "Nggak kok Bu."

Emang muka saya mah kayak gini dari sananya Bu. Batinnya.

Bu Tia hanya geleng-geleng kepala.

Saat Bu Tia sedang menjelaskan pelajaran di depan, Ralisha melirik ke arah Nabila yang sedang fokus memperhatikan penjelasan Bu Tia.

"Bil?"

Nabila menoleh, "Kenapa?"

Ralisha mengurungkan niatnya untuk berbicara meneruskan pembicaraan tadi.

"Gak jadi. Hehe...."

•••

"Pokoknya ini punya gue Je!" Fira menarik bolpoin dari tangan Jeje.

"Punya aku Ra. Lihat tuh ada coret-coret di sana, aku udah ngasih tanda." Jeje tidak mau kalah, ia menunjuk coretan yang ada di bolpoin itu.

"Punya gue Jeje,"

"Punya aku."

"Kalian gak bosen apah rebutan mulu? Mending rebutan gue aja," ucap Bambang.

"Diem Bambang!" teriak Fira dan Jeje kompak membuat Bambang terlonjak.

Bambang memasang muka sok mengenaskan sambil membenarkan kumisnya yang tebal itu. Fira dan Jeje hanya saling tatap dan memasang muka jijik.

"Ih, eta teh kumis apah naon sih? Meni kos kitu," ucap Fira sambil bergidik.
(Itu kumis atau apa sih? Kok kayak gitu)

"Ngomong apa sih nweng Fira?"

"Lo ya Bang, jangan godain anak orang mulu. Nanti mereka bisa ketakutan lho," ucap Fajar.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang