25

27 8 2
                                    

"Karena semua wanita di muka bumi ini hanya ingin dimengerti."

•••

Selepas pulang sekolah, Devan sengaja mengajak Nabila berkeliling sebentar menyusuri jalanan ibu kota. Nabila sangat nyaman berada di dekat Devan.

"Kita jalan-jalan sebentar, ya?" Nabila mengangguk antusias. "Udah bilang kan pulangnya telat?"

"Udah, Kak."

"Nanti gue ajakin lo ke suatu tempat." Nabila tersenyum lebar. Kebersamaan seperti ini yang selalu ia tunggu-tunggu sejak lama. Berada di dekat Devan saja membuatnya bahagia, apalagi bersama terus seperti ini.

Nabila memeluk Devan dari belakang, kepalanya ia sandarkan di bahu Devan.

Devan terkejut akan pelukan dari Nabila, namun ia hanya terdiam membiarkan gadis itu memeluknya erat.

•••

Keenam orang mondar-mandir di rumah Nabila untuk menyiapkan kejutan malam ini. Selepas pulang sekolah, mereka bersama-sama datang ke sini.

"Ekhem. Cuman gini aja direbutin," ucap Angga merebut pita yang sedang direbutkan oleh Azam dan Ralisha.

"Aku ke sana dulu ya, Kak." Ralisha berlari kecil menghampiri Jeje yang sedang menata dekorasi.

"Gimana hubungan lo sama dia? Digantung?" tanya Angga yang masih bingung dengan hubungan Azam dan Ralisha.

"Gak ada hubungan apa-apa," jawab Azam simpel.

"Gak percaya gue."

"Ya udah."

"Jujur aja, lo suka sama dia kan?" Angga terus mendesak Azam agar mengaku. "Apa karena dia mirip...." Angga melihat sorot Azam yang sendu. "Sorry, Zam. Gue gak bermaksud...."

"Iya, gue ngerti. Mending lo beresin ini aja deh," ucap Azam sambil memberikan pita kepada Angga. Kemudian cowok itu berlalu meninggalkan Angga.

Angga masih tak tega melihat Azam yang seperti ini. Bertahun-tahun cowok itu harus menanggung pilu, ditinggalkan seseorang yang sangat ia cintai. Semoga saja dengan kehadiran Ralisha bisa menyembuhkan luka Azam di masa lalu.

•••

"Beresin yang itu dulu tuh," tunjuk Fira pada Ralisha membuat gadis itu kesal setengah mati. Fira terus saja berlagak seperti bos yang menyuruh anak buahnya. Lama-lama Ralisha ingin menceburkan Fira ke kolam yang ada di belakang rumah Nabila.

"Nyuruh terus! Bantuin dong, emang lo pikir gue punya tangan berapa? Sepuluh?!" kesal Ralisha.

"Gue udah capek Shasha. Gantian ya?"

"Enak banget! Gue juga sama capek tau."

"Biar gue bantuin," ucap Azam yang baru datang membantu Ralisha.

"Eh, tapi Kak...."

"Gak-papa."

"Udah dibantuin sama Abang lho, Sha...." goda Fira.

"Apaan sih!"

"Kan biar sweet," kekeh Fira.

•••

"Kita mau ke mana, Kak?" tanya Nabila.

"Ke tempat yang cuman ada kita berdua," ucap Devan yang masih fokus berjalan. Pipi Nabila bersemu.

Ke tempat yang cuman ada kita berdua?

Nabila tersenyum-senyum sendiri sambil memikirkan tempat yang akan ia kunjungi bersama Devan. Rasanya sudah tidak sabar.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang