14

51 9 2
                                    

POKOKNYA HARUS VOTE TITIK GAK MAU TAU:"😅

•••

"Aku tidak menyuruhmu untuk menyukaiku kembali. Tapi aku minta satu hal darimu, jangan larang aku untuk berhenti menyukaimu."

•••

"Ngomong aja Ra, kita siap dengerin lo, kok."

Fira menarik napasnya, "Jadi gini...."

Fira menjelaskan semua kepada Ralisha dan Jeje tentang bibinya yang menelpon kemarin.

"Apa?!" ucap Ralisha dan Jeje kompak.

"Lo mau tinggal di rumah tante lo, Ra? Terus, kita gimana?!"

"Iya. Gue juga pusing, tapi gue mau bareng kalian, gue gak mau pisah sama kalian."

Mata Jeje berbinar, "Ah, aku terharu."

"Jadi, lo maunya gimana?"

Fira menggeleng, "Gue gak tau, nanti gue pikir-pikir lagi deh. Tapi sebisanya, gue gak mau ninggalin kalian. Denger ya, kita bertiga ke sini datang sama-sama, gue juga yang ngajak kalian ke sini, masa gue yang mau ninggalin kalian."

"Ya. Gue harap gue bisa pegang omongan lo, Ra."

Fira melempar bantal ke arah Ralisha, "Lo ish!"

"Nanti anter gue ke rumah tante gue, ya?"

"Lo nanya sama gue, Ra?" tanya Ralisha.

"Iya, Jeje lagi sibuk."

"Mentang-mentang gue gak ada kerjaan, gue juga sibuk tau!"

"Sibuk ngehalu ya, Sha?"

Ralisha mendelik ke arah Jeje, '"Gak lah."

•••

"Door!"

Ralisha mengerjap-ngerjapkan matanya, "Rel! Kebiasaan deh, kayak jelangkung aja."

"Datang tak diundang, pulang tak diantar, gitu?" selanya.

Ralisha tertawa, "Iya. Lagian kenapa ke sini?"

Farel duduk di samping Ralisha, laki-laki itu menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik Ralisha.

"Nggak. Kemarin Bunda mau ketemu lo, Sha. Dia bawel banget, nanyain lo mulu. Gue serasa bukan anaknya," kekehnya.

"Nanti gue ke rumah lo, deh."

"Beneran? Kapan? Nanti gue jemput deh," tanyanya antusias.

"Kalau gue gak sibuk, maklum orang sibuk mah gini."

Farel menoyor kepala Ralisha, "Sibuk halu juga,"cibirnya.

Ralisha mengaduh kesakitan.

"Eh, Rel, gue tadi baca surat dari si Reva lho. Dia beneran suka ya sama lo? Segitunya banget." Ralisha terkikik.

"Lo baca suratnya?" Ralisha mengangguk.

"Keren, ya, kata-katanya bagus. Terima aja, Rel."

"Gue gak baca, gak penting juga, kan?"

Ralisha membulatkan matanya, "Lo gak baca?! Kenapa sih? Gak ngehargain banget! Lo itu emang–"

"Lah, kenapa lo yang marah?"

"Bukan gitu. Seenggaknya hargai kek, baca kek, walau gak dibalas juga. Emang susah ya pemikiran cowok!"

Ralisha hendak bangun, tapi lengannya ditarik oleh Farel.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang