22

48 8 0
                                    

"Bukan sakit karena melihatmu lebih akrab dengannya. Tapi sakit karena melihatmu tertawa bahagia, dan alasan yang membuatmu tertawa adalah dia."

•••

Ralisha memukul lengan Fira membuat sang empunya meringis.

"Cepetan! Jangan sok-sokan bikin penasaran deh," kesal Ralisha.

Fira mengusap lengannya yang dipukul Ralisha. "Aw, sabar dong."

"Gue gak jadi tinggal di rumah si Devan. Gue udah mutusin buat ngekost di sini bareng kalian," ucapnya puas. "Gue juga udah bilang ke keluarga gue buat mereka jangan khawatir, karena ada kalian di sini."

Jeje tersenyum puas.

"Syukur deh, kita jadi bisa sama-sama terus," ucapnya.

"Iya dong." Lalu Fira melirik ke arah Ralisha. "Lo gak seneng Sha?"

Ralisha melirik ke arah Fira. "Gue udah duga." Ia menggesek-gesekan kukunya. "Kalau lo tinggal di rumah Kak Devan, lo berarti tega sama kita. Lagian lo gak tega, kan?"

"Rese lo!"

Percakapan mereka berhenti saat ada suara ketukan pintu. Ketiganya sama-sama terdiam dan saling pandang.

"Siapa tuh?" tanya Fira.

Keduanya menggeleng.

"Lo aja yang nyamperin Ra, kan lo pemberani," ucap Ralisha.

Fira mendelik.

"Iya, kamu aja Ra. Kalau aku gak berani," ucap Jeje sambil menunjukkan deretan giginya.

Fira menghembuskan napasnya. "Ya udah iya gue yang nyamperin, tapi kalian juga ikut di belakang ya?"

"Heuu, ngomong aja takut juga"

"Nah, lo tau."

Mereka berjalan sambil mengendap-endap seperti maling. Fira yang di depan diikuti oleh Ralisha dan Jeje di belakang.

Fira mengintip lewat jendela, ia melihat seorang cowok yang membelakanginya.

"Cowok guys," bisik Fira.

"Coba intip lagi aja," titah Ralisha. Fira hanya memutar bola matanya malas.

Saat Fira kembali mengintip, tatapannya beradu dengan cowok itu.

Fira buru-buru membuka pintu."Eh, Kak Arya, mau apa ke sini Kak?"

Ralisha dan Jeje saling tatap dan pada akhirnya mereka masuk ke kamar.

•••

Entah ada badai lewat atau apa, tapi saat Ralisha membuka pintu, terdapat cowok tampan sedang berdiri menghadapnya. Seketika mata Ralisha dibuat melotot.

"Gue mau ngasih ini ke Fira, dari bunda gue," ucap Devan memberikan kotak makan pada Ralisha.

"Iya, makasih Kak."

"Ya udah, gue mau langsung pergi." Devan hendak berbalik, namun dicegah oleh Ralisha.

"Kenapa?"

"Anu kak, eh...." Ralisha menggaruk kepalanya.

"Ng–gak kok Kak, aku ke dalam ya, hehe"

Ralisha menutup pintu dengan kencang membuat Devan terlonjak.

"Aneh, tapi lucu." Devan tersenyum simpul.

Ralisha mengatur napasnya, dadanya bergetar hebat akibat ulah anehnya sendiri.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang