10

64 9 6
                                    

"Entah pertemuan kita hanya sebatas pertemuan biasa, atau berakhir dengan perpisahan."

•••

Ralisha memicingkan matanya dalam-dalam, pandangannya tertuju pada seorang gadis yang sedang mengobrol dengan teman laki-lakinya. Siapa lagi kalau bukan si Fira.

Ralisha melepas sepatunya satu persatu sambil pandangannya masih terfokus pada mereka berdua. Hingga akhirnya si cowok itu pergi bersamaan dengan Fira yang menatapnya dengan lekat.

"Kenapa sih lo? Ngintip mulu,"

"Enak aja! Gak ada kerjaan tau! Emangnya gue elo, kepo!" Ralisha menjulurkan lidahnya.

"Yeee, sa ae lu kambing!"

Ralisha memutar bola matanya, "Eh, lo makin akrab ya sama kakak kelas itu. Siapa sih namanya...." Ralisha berpikir keras, "Kak-"

"Hu, kepo lo!"

"Eh, beneran tau. Masa sih, seorang Shafira Anandita deket sama cowok. Heran gue. Kan lo gak suka sama cowok, iya 'kan?"

Fira melotot tak terima, "Enak aja! Gue masih normal kali."

"Si Bwambang mau dikemanain tuh?" ucap Ralisha sambil terkikik.

"Amit-amit!" Jerit Fira.

"Ekhem!" Tiba-tiba Jeje datang menghampiri Ralisha dan Jeje.

"Eh, Jeje!" ucap Fira, "Udah pulang?"

Jeje mengangguk, "Iya."

"Pulang sama siapa, Je?" tanya Ralisha.

"Sama– eh, aku duluan ya? Gerah, mau mandi dulu." Jeje pergi melewati Ralisha dan Fira yang sedang menatapnya heran.

"Emang gue salah ya, nanyanya?" tanya Ralisha

Fira menggeleng, "Gak tahu."

Ralisha mempunyai ide yang gila, ia mengambil kaos kakinya, lalu ia tempelkan ke wajah Fira.

"ASTAGHFIRULLAH SHASA! GAK SOPAN TAU!" Sementara Ralisha sudah berlari terbirit-birit sambil tertawa.

"Maaf Ra! Gue sengaja!"

"SHASA!"

Ralisha, Fira, dan Jeje sedang duduk sambil mengerucutkan bibirnya. Bagaimana tidak? Mie instan persediaan mereka sudah habis gara-gara Fira yang selalu memakannya tak berhenti setiap malam. Telur pun sudah habis dipakai Fira untuk memasak mie instan sekaligus bekasnya ia gunakan untuk maskeran.

Mereka bertiga membuka dompetnya yang hampa. Hanya ada selembar uang berwarna merah saja. Kemudian bunyi perut salah satu dari mereka berbunyi.

"Sorry," ucap Fira sambil memegang perutnya.

"Mie abis, telur abis, beras sisa seliter lagi. Dan semuanya ... lo yang abisin Fira! Astaga, nyebelin tau. Kan kita udah bilang hemat, jangan boros lo malah gak denger. Sekarang kan udah abis, kita mau makan apa? Nasi sama garam doang mau?" cerocos Ralisha.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang