13

62 10 5
                                    

"Lucu itu, ketika gue suka sama lo, eh, elo malah suka sama dia."

•••

"Seneng ya, jalan sama cowok orang? Pake acara pamer-pamer di Ig lagi!" ucap Rachel—kakak kelas yang galak itu.

Perempuan itu sangat bersemangat sekali mendatangi Nabila. Hingga masuk ke kelas sepuluh IPA 3.

Semua orang yang ada di kelas menatap ke arah Rachel dan Nabila. Ada juga sebagian dari mereka yang memilih keluar, ada yang mengabaikan, dan ada yang memperhatikan mereka.

Nabila masih diam tak bergeming. Gadis itu menarik ujung roknya. Ia tidak nyaman. Apalagi banyak tatapan-tatapan dari orang-orang. Sungguh, Nabila tak menyukainya.

"Ada apa lagi Kak?" tanya Nabila.

"Kemarin lo jalan sama Devan kan?!" hardiknya.

"Emangnya kenapa Kak? Salah ya?" Kini Nabila berani menatap Rachel.

"Ya jelas salah lah!"

"Maaf, ya Kak. Emang Kakak siapanya Kak Devan?" tanya Nabila prontal.

Bagai di sambar petir, Rachel terdiam. Lidahnya terasa kelu.

Rachel yang sudah gemas melayangkan tangannya ke wajah Nabila.

"Lo-"

Nabila menutup matanya.

Namun, Nabila tak merasakan tangan Rachel mendarat di pipinya. Lalu, ia membuka matanya. Ia melihat Ralisha sedang menahan lengan Rachel.

"Jangan main tangan dong, Kak. Bisa gak?" Ralisha melepas cekalannya.

"L-lo berani sama gue?!"

"Kenapa harus takut Kak? Kakak manusia, aku juga manusia."

"Mau lo apa sih? Dari kemarin lo ganggu gue mulu!"

"Maaf Kak, bukannya aku gak sopan. Cuman, kalau Kakak mau dihargai, Kakak juga harus bisa menghargai orang lain. Nabila teman aku Kak, jadi, wajarlah kalau aku ngebela dia."

"Berisik lo!" Rachel yang sudah kesal itu pergi sambil menabrak bahu Ralisha.

Ralisha hanya mengedikan bahunya.

"Lo gak-papa kan, Bil?"

"Nggak kok."

"Lain kali harus dilawan ya? Mereka kebiasaan kalau dibiarin."

"Aku gak bisa. Aku gak kayak kamu, aku gak punya keberanian Sha."

"Bil, gue gak mau lihat lo kayak gini. Lo harus berontak, kalau dibiarin nantinya mereka bisa bersikap semaunya."

"Kan ada lo, Sha."

Ralisha tertawa, "Takutnya gue gak ada disamping lo,"

"Iya. Makasih ya, Sha. Lo emang sahabat terbaik gue."

Ralisha tersenyum.

•••

"Buah duku buah semangka, I love you Nweng Fira."

Fira menggeleng-gelengkan kepalanya, "Apa sih Bang! Gak nyambung tau."

"Buah semangka buah salak, Nweng Fira galak!" kata Bambang merajuk.

"Gue gak mempan sama pantun garing lo Bang, gombalin aja tuh si Siti!"

"No. I just wanna you, Nweng Fira."

Jeje dan Fajar yang ada di samping mereka hanya tertawa.

"Sok Inggris lo Bang. Tau artinya juga nggak kan?"

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang