11

73 10 4
                                    

"Kamu adalah mimpi yang selalu aku realisasikan."

•••

Ralisha menatap Devan yang sedang berada dihadapannya. Laki-laki itu tersenyum padanya.

Apa? Tersenyum?! Sungguh luar biasa.

"Terima kasih banyak ya, Kak," ucap Ralisha.

"Iya, sama-sama."

"Eh, mau mampir dulu gak Kak? Sekalian ketemu Fira?"

Devan tersenyum, "Gak deh, mungkin lain kali. Gue duluan, ya?"

Fira yang ada di depan pintu memperhatikan Ralisha dan Devan yang sedang berinteraksi di sana.

"Sha, tadi Devan kan?" tanya Fira saat Ralisha ada dihadapannya.

"Iya. Emang kenapa?"

"Lo lagi deket sama dia?" tanyanya to the point.

Ralisha menelan ludahnya, "Nggak. Lo juga tahu kan, dia terlalu tinggi buat gue gapai. Apalagi buat ngedeketin dia, bukan gue banget, Ra." Hatinya teriris dengan perkataannya sendiri.

Dasar Ralisha yang bodoh!

"Oh, kirain. Tapi gak-papa kok, gue setuju lo sama Devan. Nanti lo jadi sepupu ipar gue," ucapnya sambil cengengesan.

"Eeeh, gue gak mau punya sepupu ipar kayak lo. Ngeselin banget amit-amit."

"Enak aja, lo."

Ralisha dan Fira sudah berada di dalam kamar sedari tadi, sambil menunggu Jeje yang belum pulang juga.

"Jeje belum pulang juga?"

Fira menggeleng, "Entah. Paling dia pulang bareng Kak Angga lagi,"

"Makin deket aja ya mereka?"

"Iya, emangnya lo. Jomblo."

"Heh! Lo juga jomblo! Jomblo teriak jomblo! Dasar jomblo!"

"Gini-gini juga gue banyak yang naksir tau!"

"Aelah, cuman si Bambang doang, kan?"

"Kalo itu mah, ogah."

Mereka terdiam beberapa saat, hingga akhirnya Fira membuka suaranya.
"Sha?" tanya Fira menatap lekat wajah Ralisha.

"Iya?"

"Lo beneran gak suka kan sama Devan?"

Lagi dan lagi Ralisha tidak bisa menjawab.

"Emangnya kenapa sih?"

"Waktu itu ... gue yang ngasih foto dia ke lo...."

Ralisha mengingat dulu, masa dimana Fira mengenalkannya dengan Devan. Tepatnya satu tahun yang lalu.

"Ra! Ini siapa? Pacar lo, ya? Kok gak bilang-bilang sih?!" ucap Ralisha sambil menyodorkan handphone Fira yang terdapat foto laki-laki itu.

Tapi Fira hanya tertawa, "Ya kali gue punya pacar. Itu sepupu gue, dia tinggal di Jaksel, kenapa? Suka? Masih jomblo kok."

"Nggak."

"Tapi kok dia megang buku sama lagi nongkrong di perpustakaan sih? Kayak pangeran novel banget."

"Lo suka, ya? Mau gue kasih tahu ig-nya?"

"Ishhh. Namanya siapa?"

Ralisha tersenyum jika mengingat kejadian itu, kejadian yang membawanya datang ke kota ini dan sekaligus bertemu dengan pangerannya. Memang mimpi yang begitu nyata.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang