4

93 13 9
                                    

"Selain aku nggak suka matematika, aku juga nggak suka kalo kamu  deket-deket sama
cewek lain."

•••

Ralisha tengah mengetuk-ngetuk bolpoinnya. Ia sungguh dibuat pusing dengan soal-soal dihadapannya ini. Sesekali ia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Sialnya istirahat masih lama lagi.

Untung, gurunya sedang rapat, jadi ia bisa mencari contekan dari teman-temannya.

Ia melirik Nabila yang sedang sibuk mengotret, gadis itu sangat senang dengan soal-soal seperti ini.

Lalu pandangannya beralih kepada cowok yang sedang duduk santai sambil membaca buku ditangannya. Sepertinya ia sudah mengerjakan soal-soal itu.

"Sst ... Rel!"

Farel tidak kunjung menengok juga.

"Farel!"

Lagi-lagi cowok itu tidak membalas ataupun meliriknya. Menyebalkan.

Ralisha pun menghampiri cowok itu.

"Farel ish!"

Farel yang melihat ada Ralisha yang tengah duduk dihadapannya membuka earphonenya.

"Lho, pantesan gak nyahut-nyahut, orang lagi pake earphone." kesal Ralisha.

"Kenapa Sha?"

Ralisha cengengesan, "Bantuin ngerjain ini yah? Gue gak bisa." Ralisha menyodorkan buku catatannya.

"Emang seorang RALISHA bisanya apa sih?" tanya Farel.

"Mencintai dia dalam diam."

Farel berdecih, "BUCIN!"

Farel mulai menjelaskan setiap angkanya kepada Ralisha, tapi Ralisha tetap bingung. Ia tidak pernah konsen dengan soal-soal seperti ini.

Pandangan Ralisha beralih ke arah pintu, pangeran novelnya baru saja lewat, Ralisha melambaikan tangannya kepada pangeran novelnya.

"Ngerti gak?" tanya Farel

Ralisha menggelengkan kepalanya.

Farel menepuk jidat Ralisha. "Gue udah jelas loh ngejelasinnya sama lo, kok lo gak ngerti-ngerti sih Sha?"

"Ya maaf, kan gue telmi."

Farel menggeleng-gelengkan kepalanya, "Makanya jangan mikirin dia mulu."

Ralisha melotot

"Dia siapa?"

Farel mengedikkan bahunya.

•••

"Temannya Fira yah?" tanya Devan kepada Ralisha.

Saat itu Ralisha tengah duduk sendirian di depan kelasnya.

Ia menengok ke kiri dan kanan, tapi tak ada seorang pun di sana. Jadi, pangerannya ini sedang bicara padanya?

"Kakak nanya sama aku?"

Devan mengangguk, "Iya, sama siapa lagi coba?"

"Eh, tadi kakak bilang apa?"

"Tau kelasnya Fira gak?" Ralisha melongo tak percaya, pangerannya tengah bertanya kepadanya.

"Itu kak, di kelas IPA 3." Ralisha menunjuk kelas yang ada tidak jauh dihadapannya. Ia sangat grogi kali ini.

Devan mengangguk, "Makasih," ucapnya sambil membalikkan badannya.

Pangeran NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang