S1 | Aleph

1.7K 200 38
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👫

Sumpah! Kepala gue rasanya udah mau meledak aja. Belum beres otak gue mikirin urusan kuliah, ini lagi si Zedka malah nambah-nambahin. Rasanya pengen tukar peran sama si Mage yang anak tunggal. Terserah kalau gue dikata culun, gendut kaya si Mage sekarang, tapi setidaknya gue tenang, nggak harus hidup sama kakak gila kaya si Zedka.

"Besok pergi ke tempat Cia jam berapa?" tanya gue ke Zedka yang masih cemberut.

"Pagi, akad nikahnya jam 9."

"Rumahnya masih di Sunter?"

Dulu gue pernah beberapa kali nganterin Cia pulang ke rumahnya, soalnya waktu itu dia sering balik kemaleman dari sini.

"Iya, lo jangan telat! Si Cia itu sahabat deket gue, dan gue harus datang sebelum acara akadnya dimulai."

"Bawel! Selama ini yang sering bangun kesiangan siapa, gue apa lo?"

Gara-gara Zedka, rencana gue yang mau ngasih kejutan nyamperin Rere ke Bogor harus dibatalin. Pacar gue itu aktris yang pamornya lagi di atas. Siapa sih sekarang yang nggak kenal sama Renata Henzie?

Karena lagi terkenal banget, jadi hubungan kita yang udah mau 4 bulan ini harus dijalani dengan backstreet. Pasalnya, Rere itu dilarang pacaran sama agensinya, mereka takut hal ini berpengaruh sama reputasi katanya.

Mereka nggak tau aja siapa cowok yang dipacarin Rere ini. Maunya sih sombong dengan nunjukin identitas asli ke mereka, tapi gue takut dicoret dari Kartu Keluarga sama Abi. Soalnya kita udah perjanjian, kalau mau sombong jangan pamer pakai nama keluarga.

Sekarang gue lagi tiduran di kasur sambil mainin HP setelah selesai dengan dramanya Zedka. Biasanya jam segini, gue udah stand by Face Time bareng Rere, tapi Rere udah 2 minggu ini sibuk sama kerjaannya, jadi kita cuma chattingan aja sampai salah satu dari kita ada yang ketiduran, dan dia suka ketiduran duluan. Padahal gue pengen banget telfon dia dan berkeluh kesah soal hubungan kita yang terancam LDR nanti, dan jujur aja gue nggak sanggup LDRan.

"Be kamu semangat kerjanya. Good Nite. ❤"

Dan hampir seminggu ini, gue chat ke dia kaya gini terus dan akan dibalas besok paginya. Gini aja rasanya gue udah kesel, apa kabar nanti kalau gue kuliah disana?!

👫


Sekarang udah jam 5 pagi, dan gue udah siap-siap buat lari keliling komplek bareng Abi. Ini jadwal rutin gue, selalu nemenin Abi kalau dia lagi nganggur di Jakarta.

Abi gue ini kerjanya sebagai kontraktor, tapi bukan kontraktor yang itu. Tapi alias pekerja kontrak sebagai tukang nego. Abi ini emang jago nego, ibu-ibu di pasar skillnya masih jauh di bawah Abi. Tapi yang dinego itu saham, kontrak kerjasama dan lain sebagainya. Jadi cukup banyak perusahaan besar yang ngontrak dia sebagai tukang nego.

Oh, Come On Twins!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang