S1 | Bab 6

1.3K 194 58
                                    

Zedka..

Untuk pertama kalinya, selama gue hidup ini adalah hari yang nggak akan gue lupain. Pasalnya, gue sama Aleph digiring ke kantor polisi dengan keadaan gue yang panik juga takut karena naik mobil Polisi dengan sirine yang nyala. Ditambah mobil yang kita pakai adalah mobil bak terbukanya dan otomatis orang-orang bisa ngeliatin kita.

Ini penghinaan! Gue bakalan bales si Topan dan Rere.

Meski panik dan juga takut, tapi gue merasa bersyukur karena sahabat kita pada ngikutin dari belakang, jadinya kita berasa lagi konvoi.

Akhirnya kita sampai di Polsek. Gue turun duluan terus gue angkat sendiri kursi roda Aleph dari mobil ke bawah, sengaja! Biar Polisinya mikir kalau adik gue bener-bener sakit.

"Pak, tolongin adik saya. Tapi pelan-pelan, hati-hati juga."

Pak Polisi bantuin Aleph buat turun, tapi Aleph langsung meringis waktu kakinya kepentok kursi roda.

"Pak! Hati-hati!" bentak gue, kelepasan.

Pak Polisinya langsung ngelirik sinis ke gue, tapi gue abaikan saja lirikannya. Lirikan matamamu, pak..pak!

Sahabat kita pada turun dari mobilnya, dan si biang kerok juga. Tapi si Rere kaya ogah-ogahan gitu malah beberapa kali berpaling kalau gue liatin. Awas aja!

Gue dorong Aleph masuk ke dalam, tiba-tiba Romeo ada di sebelah gue dan bantuin buat ngedorong. Sebenarnya ini orang kenapa ya, kok jadi beda? Setau gue, dia itu jutek abis sama gue. Tapi tadi pas di mobil dia malah banyak ngomong. Ngomongin tentang kuliner lagi yang bikin gue semangat buat ngobrol. Ya, maklum gue ini lebih suka kulineran dibanding jajan tas, baju dan lain-lainnya. Jadi intinya, si Romeo itu berubah dan bersikap berbeda ke gue.

Gue udah di dalem dan si Topan ternyata udah ada di sini. Emosi gue langsung kepancing dan saat itu juga gue berhambur ke arah Topan. Tapi Aleph narik baju gue, jadinya gue mundur lagi ke belakang.

"Banci lo, beraninya lapor ke sini."

"Ya Tuhan Nak, kamu itu cewek. Kenapa bicaranya kasar ke anak Tante?"

Rupanya Ibu-ibu yang berdiri di samping Topan itu adalah Ibunya, gue jadi sedikit canggung dan mencoba menahan emosi.

"Anak Tante kenapa lapor Polisi, kan yang salah dia?"

"Salah bagaimana, anak Tante masuk rumah sakit."

Gue menghela napas, lalu ngelirik ke arah Topan. Gemes gue, pengen cabik-cabik mukanya!

"Udah Ka.."

"Nggak bisa gitu Aleph, dia yang salah. Si Rere biang masalah dan lo di sini korbannya!" balas gue dengan mata berkaca-kaca. Emang melow banget sih, anak cantiknya Umi ini.

"Kita BAP dulu." ujar Pak Polisi.

"Tapi pengacara Aleph belum datang, jadi nggak bisa di BAP." timpal Romeo.

Gue nggak paham, BAP apaan.

"Kamu mau masalah cepat selesai nggak?" tanya Pak Polisi lagi, tapi bukan ke Romeo melainkan ke Aleph.

"Mau, jadi saya mau nunggu pengacara dulu."

Pak Polisi kayanya kesal gitu, terus dia berdiri dan membuka pintu sel. Apa-apaan nih? Nggak bisa kaya gini!

"Adik saya nggak salah, kenapa masuk sel?"

"Pak, dia belum BAP jadi bapak nggak bisa menyimpulkan kalau dia salah." timpal Pongo.

"Dia salah Pak!" timpal Topan.

"Eh, anjing lo ya!"

Gue langsung narik bajunya Topan, tapi Ibunya langsung pasang badan dan mukul tangan gue.

Oh, Come On Twins!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang