Luhan masih saja menangis di kamarnya, kenapa dunia seperti tidak adil padanya. jika dia ingin berkata jujur, dia sebenarnya masih mencintai Minho.
Entah apa yang saudara kembarnya itu lakukan pada Minho, sehingga pria itu lebih memilih-nya. Benak Luhan sekarang penuh dengan kenangan-nya dengan Minho. Minho yang dulu mencintainya, Minho yang dulu menyanyangi-nya, Minho yang dulu menghibur-nya, semua itu hanya bagaikan debu sekarang.
"Dasar Yansu sialan!, kenapa kamu selalu megambil milikku" guman Luhan marah dengan mata yang sembab dan suara yang serak.
Luhan juga berpikir, apa yang dia pernah berikan pada Yansu itu kurang, bahkan dulu dia yang lebih sering berkorban padanya. Barang yang seharusnya menjadi miliknya saja dia berikan pada Yansu, apa masih ada yang kurang? Kenapa Yansu masih menghadapinya dengan seperti itu. Merebut kekasihnya, bukankah itu terlalu konyol.
Luhan lalu menghapus air matanya dengan kasar dan bangkit dari ranjangnya "untuk apa aku menangisi pria brengs*k itu?" Guman Luhan kesal sambil menghapus air matanya.
Dia lalu berjalan keluar kamarnya. Sampainya di bawah di setengah tangga dia melihat ruang makan-nya sangat banyak orang. Ternyata mereka sekeluarga sedang dinner. Luhan memutuskan untuk kembali ke kamarnya,
tapi gerakannya terlalu lambat karena ibunya sudah melihat keberadaanya.
" Luhan sini kamu makan bersama kami" suruh ibunya. Luhan menoleh sekilas.
"Maaf eomma, aku ingin mempersiapkan barang-barangku untuk bekerja besok" jawab Luhan dingin, lalu melanjutkan langkahnya tanpa memedulikan panggilan ibunya yang sudah kesekian kalinya.
Luhan lalu menutup pintu kamarnya dengan agak keras, dengan wajah kesal dia berbaring lagi diranjangnya menjernihkan pikirannya, yang sebentar lagi akan meledak.
'Tok, tok, tok'
"Luhan boleh eomma masuk?" Tanya ibunya yang berada di luar kamarnya, Luhan tidak berniat untuk membalas. Mendengar tidak ada sahutan ibunya lalu mebuka pintu kamarnya ltu.
"Hei apa yang kamu lakukan?" Tanya ibunya mengambil duduk disamping ranjangnya. Luhan tetap sibuk pada jari-jarinya tanpa berniat membalas ucapan ibunya.
"Apa kau masih sakit hati? Maatkan eomma tidak memberitahumu sebelumnya, sebenarnya Yansu dan Minho sudah dijodohkan sejak dulu sekali, tapi baru diberitahu sekarang" kata ibunya, Luhan masih tetap memainkan jari-jarinya.
"Maatkan eomma, sayang" kata ibunya, Luhan lalu menatap ke arah ibunya dengan pandangan datar.
"eomma berhentilah meminta maaf, itu bukan salah eomma, lagipula aku dan Minho memang tidak berjodoh sehingga dia ditakdirkan untuk Yansu" kata Luhan, dia lalu mengeclarkan pandangannya ke sudut kamarnya.
"Kurasa aku tidak akan menghadiri pernikahan-nya" lanjut Luhan, membuat ibunya menatapnya terkejut.
"Kenapa? Itu pernikahan saudaramu?" Tanya ibunya lagi, membuat kepalanya semakin pusing.
"Iya aku tau, tidak berpikir jika aku pergi, aku akan bertambah sakit hati lagi, melihat Minho memasangkan cin-cin ke jari manisnya, melihat mereka berciuman. eomma tidak berpikir akan hal itu?" Tanya Luhan sambil tersenyum sinis.
" ya, Yansu memang selalu beruntung dari padaku" lanjut Luhan menatap ibunya yang tiba-tiba bungkam.
"jadi jangan memaksaku untuk datang ke acara itu eomma, keputusanku tetap akan sama" lanjut Luhan lagi dan kembali membaringkan tubuhnya.
terbangun di sebuah mansion mewah yang dikatakan maid disana itu adalah milik Mr.Wu. lalu tadi pagi CEO pemilik Wu Oil Factory itu siapa?, mereka juga memiliki nama belakang yang sama. Lalu Luhan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Luhan apa kamu bodoh, nama Wu bukan hanya satu didunia ini" guman-nya pada dirinya sendiri.
Dia lalu kembah' berbaring dan menutup matanya sampai dia terjun ke alam mimpinya, melupakan semua masalah yang menimpanya hari ini.
[]][[][][][][]
Kris baru saja sampai di rumahnya, baru saja dia menutup pintu mansionnya, tiba-tiba seorang maid datang menghampirinya.
"Ada apa Ajumma?" Tanya Kris.
"Maaf tuan, di ruang keluarga, ada nyonya yang sudah menunggu sedari tadi" jawab Maula -maid, yang membuat Kris langsung terkejut, dengan langkah lebar dia langsung menuju ke ruang keluarganya.
Disitu dia mendapati ibunya sedang membaca majalah dan menikmati teh-nya, sehelum melangkah masuk Kris menarik napasnya sebentar dan mebuangnya. Lalu perlahan dia berjalan masuk.
"Eomma apa yang eomma lakukan disini?" Tanya Kris gugup, ibunya yang membaca majalah langsung mendonggakkan wajah-nya menatap putra-nya itu.
"Habis darimana kamu?" Tanya ibunya to the point, Kris terdiam sejenak memikirkan alasan yang tepat untuk memberitahu ibunya ini. Jika ibunya tau dia habis dari club maka nasibnya akan sama dengan Kai.
"A-aku habis dari kantor" jawab Kris, ibunya menatapnya dengan mata menyipit mencari kebohongan disana. Kris berusaha menutupi raut wajah gugup-nya.
"Oh benarkah? Baguslah kalau begitu, jika aku menemukanmu ke club lagi, maka kartu kreditmu akan Eomma sita" kata ibunya dengan nada mengancam, Kris menelan saliva-nya ,dia tidak ingin bernasib seperti Kai juga.
"Baiklah Eomma, aku sudah lama tidak pernah pergi ke tempat itu" balas Kris bohong dengan raut wajah yang sudah kembali seperti biasa.
"Baiklah kalau begitu Eomma pulang dulu" kata ibunya membuatnya terkejut.
" jadi eomma datang kesini hanya untuk menanyakan hal itu?" Tanya Kris.
"Iya. Kalau begitu eomma pulang dulu" pamit ibunya lalu berjalan keluar tanpa memedulikan Kris yang masih diam mematung.
"eomma, kau lucu sekali" guman Kris tertawa kecil dia selalu menyukai sifat ibunya yang satu ini.
Dia lalu beranjak dari duduknya dan menuju ke lantai dua yang ada di mansionnya. "Semoga saja Suho sudah mendapatkan informasi-nya" guman Kris dan masuk ke dalam kamarnya
[][][][][][][][]
Chanyeol masih saja terjaga dengan duduk disofa club ini sambil menunggu saudara kembarnya itu keluar, sedangkan Suho yang duduk disampingnya pun sudah terlelap dalam tidurnya tiga jam yang lalu.
Dasar...Kai dia pikir Chanyeol akan selalu setia menunggunya sampai subuh mendatang, lihat saja Kai akan membuat perhitungan dengannya karena membuat jam tidurnya tertunda.
Setelah menunggu satu jam lagi, akhirnya Kai pun turun dari tangga. Chanyeol memasang wajah dinginnya saat melihat kembarannya itu yang dengan santai berjalan ke arahnya.
"Sedang apa kau disini?" Kai menaikkan sebelah alisnya, melihat raut wajah kembarannya yang terlihat sedang menahan emosinya sedari tadi.
"Kau bertanya sedang apa aku disini? AKU DISINI MENUNGGUMU, SAMPAI KAU SELESAI DENGAN JALANG-IALANGMU ITU!!!" pekik Chanyeol pada kalimat terakhirnya, membuat Kai menutup telinganya. Suho yang tertidur disampingnya pun langsung terlonjak kaget mendengar pekikan itu.
"WHAT?? What's wrong?" Tanya Suho setengah terpekik juga, karena dia terlonjak kaget dari tidurnya tadi. Kai yang melihat itu tawanya hampir saja meledak, kalau dia tidak menahannya.
Chanyeol menatap kesal kepada Kai yang masih saja terlihat santai, gara-gara pria ini dia melewati jam tidurnya, sebenarnya dia sangat lelah sesudah dari pekerjaannya tadi. Dan tiba-tiba Suho menghubunginya dan sekarang dia berakhir disini sampai subuh.
"Kau, ayo cepat pulang sekarang Aku sudah lelah menunggumu disini, aku akan memberitahu eomma" Kai langsung membulatkan matanya. Dia lalu berjalan melalui chanyeol dan dengan langkah lebar langsung menuju ke dalam mobilnya dan berlalu dari club itu.
Chanyeol dan Suho yang melihat itu menatap bingung satu sama lain, ada apa dengan Kai yang keluar dengan langkah lebar seperti itu, bahkan pria itu tidak membalasnya satu kata pun, biasanya dia akan membalasnya.
Chanyeol tidak peduli lagi, yang dia inginkan sekarang adalah tidur, dia lalu keluar dari club itu tanpa berpamitan dengan Suho. Dan menuju ketempat mobilnya diparkir dan melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi, agar dia cepat sampai di mansionnya itu.
To be continue,,,,
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR VERDADERO
RomanceKisah 3 Pria yang menemukan cinta senjatinya dengan cara yang unik ,,,ketiga pria tersebut adalah saudara kembar tidak identik,, kisah mereka di mulai dengan pertemuan dengan ketiga gadis yang menyimpan masalah tersendiri dan membuat ketiga saudara...