Sementera itu ..
Dia lalu menutup showernya dan keluar dari dalam sana dengan balutan bathrobe yang sudah tersedia. Setelah dia keluar dari dalam sana dia langsung mengaca dirinya dan betapa menyedihkannya penampilannya saat ini dengan mata yang membengkak, hidung yang memerah. Kai tidak boleh tau tentang ini, dia lalu menuju ke arah lemari dan mencari baju yang dapat menutupi bercak-bercak ini dan syukurlah dia menemukan sebuah sweeter dengan celana panjang berwarna hitam. Untuk area lehernya dia akan menutupinya dengan rambutnya, dan semoga saja Kai tidak dapat melihatnya.
Dia lalu menuju ke meja rias yang ada dikamar itu dan mengambil bedak, lalu memoleskan pada wajahnya sedikit untuk menutupi penampilan wajahnya yang mengerikan ini menurutnya.
Setelah merasa semuanya sudah beres dia meletakkan kembali bedak itu. Dia sebenarnya belum siap bertemu dengan Kai, dia takut pria itu ingat apa yang telah dilakukannya semalam, dan Sehun tidak ingin pria itu tau.
Dia lalu keluar dari kamar itu dan menuju ke lantai bawah, semoga saja Kai belum ada dan dibawah. Sampainya dia di dapur dia langsung bernapas lega, untung saja tidak ada Kai.
"pagi, bibi soe" sapa Sehun ketika melihat Jane yang sedang mempersiapkan sarapan.
"Pagi nona" balas bibi soe sambil tersenyum.
"Sudah kubilang jangan panggil aku nona, panggil aku Sehun saja" balas Sehun.
"Baiklah Sehun" Sehun tersenyum dan tiba-tiba dia meringis, membuat Jane langsung menatapnya.
"Ada apa?" Tanya bibi soe mendekatinya, Sehun hanya tersenyum.
"Tidak, tidak ada apa-apa, perutku hanya sakit saja" jawab Sehun berusaha untuk tersenyum. Bagian selangkaannya itu masih sakit, akibat kejadian semalam.
"Selamat Pagi" sapa seseorang dari belakang yang membuat Sehun langsung menegang. Dia lalu menoleh dan juga menemukan Kai yang juga melihatnya.
"Ada apa? Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Kai saat melihat Sehun yang menatapnya seperti terkejut, takut, entahlah.
"T-tidak, tidak apa-apa" balas Sehun gugup, lalu dia membalikkan badannya lagi. Dia tidak ingin menatap wajah pria itu saat ini.
"Aku permisi ke toilet dulu" kata Sehun, dan berlalu dari hadapan Kai.
Kai tidak bodoh untuk menyadari kalau wanita itu sedang berusaha untuk menghindarinya tapi kenapa dia menghindarinya? Perasaan kemarin dia baik-baik saja, lalu kenapa wanita itu ingin menghindarinya?
"Ada apa dengannya?" Tanya Kai bingung,
"Dia bilang tadi kalau perutnya sakit" jawab bibi soe, Kai menatap sekilas ke arahnya dan langsung mengambil tempat duduk di meja pantry itu.
"Buatkan aku segelas kopi" pinta Kai, bibi soe mengiyakan permintaanya, lalu dia langsung membuatnya.
Sedangkan Sehun, saat ini masih berada di dalam kamar mandi sambil menghapus air matanya yang tiba-tiha keluar, begitu menyakitkan mengingat kejadian semalam, kenapa juga pria itu harus mabuk? Dan kenapa juga dia harus terjebak di dalam mansion ini yang dikiranya aman malah berbanding balik dari yang diperkjrakan.
Dia lalu menghirup napasnya dalam-dalam, lalu dia hembuskan. Setelah itu dia membasuh wajahnya lagi, semoga saja Kai tidak menyadarinya kalau dia baru saja habis menangis. Dia lalu membuka pintu kamar mandi itu dan keluar dari dalam sana, dan kembali menuju ke tempat semula dan disitu dia dapat lihat kalau Kai sedang duduk di meja pantry sambil menyesap kopinya.
"Ada apa dengamu?" Tanya Kai saat menyadari kalau Sehun sedang berdiri di belakangnya, lalu dia membalikkan badannya sehingga saat ini dia sedang berhadapan dengan Sehun yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR VERDADERO
RomanceKisah 3 Pria yang menemukan cinta senjatinya dengan cara yang unik ,,,ketiga pria tersebut adalah saudara kembar tidak identik,, kisah mereka di mulai dengan pertemuan dengan ketiga gadis yang menyimpan masalah tersendiri dan membuat ketiga saudara...