Waktu berlalu cepat kalau kita gak peduli sama orang lain. Tapi ada juga yang bilang, time flies when you're having fun. Doesn't it mean, I'm having fun when I don't give a damn about anything?
It's Dania's big day already.
Kali ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku mengerahkan seluruh pikiran dan tenaga untuk pernikahan Nia. Erm, tepatnya untuk semua bunga yang ada di sini. And I'm so proud! Aku mau congkak sesaat.Pernikahan Dania dan Gerry, pacarnya sejak SMP (I know, right!), akan berlangsung di sebuah hotel kecil di utara Bandung, dengan konsep private garden party. Untuk akad nikah mereka mau semacam altar dilengkapi meja menghadap perbukitan, dengan barisan kursi-kursi untuk keluarga.
Setelahnya, semua ke tenda panjang dengan meja makan besar tempat semua orang makan-makan, lalu ada dance floor dengan band...juga kue pengantin.
Aku turun dari kamarku dan mengecek semua dekorasi, masih dalam piyama dan sweater tebal, dalam kabut pagi dan udara Bandung yang dingin. Sudah banyak panitia lalu-lalang, terutama dari Wedding Organizer, catering, dan tim hotel. Jam 8 nanti semua orang akan mulai datang, dan akadnya dimulai jam 9.
Semua bunga sudah ada di tempatnya.Perlu bantuan beberapa asisten rumahnya ibuku, calon mertua Dania, dan tukang ojek sekitar untuk pasang semuanya sejak kemarin sore hingga semalam tadi, tapi percayalahhh...semua kelihatan super cantik.
Ada satu orang yang ingin banget aku tunjukin semua ini: Eyang Putri. Sepanjang minggu, semua persiapan pernikahan ini seakan memanggil semua ingatan tentang Eyang dalam ingatanku.
Weekend masa kecil dan remajaku, sering kuhabiskan di rumah beliau, bertanam bunga. Eyang punya tangan ajaib, semua tanaman tumbuh sempurna di kebunnya yang luas.
Dari banyak cucunya, akulah satu-satunya yang berminat pada kecintaannya terhadap bunga dan alam luas. Eyang Putri yang penyayang, selalu bisa membuat cucu-cucunya merasa spesial, tapi semua tahu kalau akulah yang punya tempat utama di hati dan rumahnya.Eyang Putri meninggal beberapa tahun lalu, sebelum aku lulus kuliah. Butuh waktu lama untukku menyentuh bunga, karena masih bikin aku sedih. Aku bahkan belum pernah mampir ke rumahnya lagi sampai sekarang.
Ditinggal Eyang Putriku secara mendadak, mengenalkanku pada perasaan kehilangan dan kekosongan yang mirip gelombang laut. Kadang-kadang surut, tapi di waktu-waktu tertentu...membuatku tenggelam dalam kesedihan.
But time heals.
And I learn to swim trough all those feelings.Ingatan soal kehilangan seseorang sepenting Eyang, membuat hal yang kemarin-kemarin kualami, terasa gak berarti. Juga membuatku berpikir ulang tentang hidupku sekarang ini.
Is it real, my whole life?
Pekerjaanku bertahun-tahun, gak bisa kasih aku kepuasan dan kebanggaan yang sama, jika dibandingkan dengan saat aku buat rangkaian bunga pesanan orang-orang kantor. Kini, bahkan menghasilkan lebih banyak daripada gajiku sebulan.
Aku ngerasa semua hal dalam hidupku sekarang, gak nyata sama sekali.
Mereka yang kupikir teman ternyata bisa dengan gampangnya ganti peranku dari teman ngobrol jadi objek obrolan. Orang yang beneran sayang, gak akan bikin kita ngerasa jengah karena jadi diri sendiri, kan? Aku sudah terbiasa dibilang "gak cantik" atau "gemuk", dengan begitu banyak kata-kata pengganti, sampai aku gak baper lagi. Worse: I accept it as who I am. ....
Aqa1!+1!'1'°
Pulang ke Bandung cukup lama, kayak me-refresh pikiran dan jiwa, menyadarkan kalau aku bukanlah perempuan membosankan yang gak menarik. I'm a proud flower-lover who likes staying at home with curves and flaws.We shouldn't let people define who we are.
And, so what, if I made more money selling flowers? So what, if I don't want to wear makeup all day? So what, if I don't feel like hanging out in the crowds? So what, if one of the cutest guy in town become my boyfriend, and I befriended the handsome man in the office? Teman beneran gak bakalan ngerasa ada yang salah soal ini.Dan Ditya... Nobody should be that busy, right? Rasanya, Ditya memang gak bikin aku jadi prioritasnya. Hubungan kami cuma pengisi waktu luang. Which was fine.
Tapi, aku akhirnya ingin punya tujuan dalam hubungan yang kelamaan. And I tried. For five years, I have tried. I'm done.
It's not his fault, I changed. I outgrow our relationship. I want more than he can give.Tiga minggu lalu kayaknya hidupku normal dan perfect, not a thing I would change.
Tapi saat ini, duduk di kebun tempat nikahan Dania berlangsung beberapa jam lagi, kusadari kalau ternyata...aku ingin sesuatu yang lebih sederhana: jadi diriku sendiri, melakukan hal yang aku suka, diterima apa adanya dan punya cinta yang nyata.Walking through rainstorms...you'll get messy, you'll get wet, you'll get cold.
But clean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom
ChickLitSaat ini hidup Danika tampak sempurna: tinggal bersama teman-teman seapartemennya yang gaul, kerja sebagai sekretaris redaksi, punya pacar yang super cool, dan bisa ngobrol dengan orang paling untouchable di kantor, Elio. Tapi, tiba-tiba Danika mala...