Pernah gak melakukan sesuatu yang saking seringnya, bisa bikin diri sendiri berada dalam autopilot-mode?
Seperti kejadian padaku di rapat hari ini. Aku gak mikirin meeting, sama sekali. Pikiranku sibuk sama fakta kalau barusan aja mendapati mantan pacar dan mantan teman serumahku kemungkinan ber-one night stand-ria. Atau malah punya affair.
Meskipun sedikit kecewa, entah kenapa aku sebetulnya gak terlalu kaget.
Sekarang, aku malah bingung, mesti kemana nanti pulang. Semua barangku sudah masuk bak mobil.Aku duduk di samping Mala, seorang tim corporate yang sudah kukenal baik. Dia sebetulnya ngantor di lantai lain sih, tapi VTV dan grup usaha lainnya pesan bungaku lewat dia. Dia baik, ramah sama semua orang dan ceria.
"Lo lagi cuti, ya?" Ia bertanya saat meeting selesai dan semua orang mulai saling ngobrol santai dengan tim masing-masing.
Aku malas banget ke grup newsroom. Uthie dan Annisa ada disana ngobrol dengan koordinator presenter."Kok tau?"
"Suram newsroom, gak ada bunga di meja depannya...", jawab Mala sambil nyengir,
"Gue nyaris nge-email request orderan bunga lo via email kantor saking desperate-nya."Such a sweet, sweet words I need to hear today. Aku rasanya pengen banget memeluk gadis berambut pendek ikal yang bentuknya mirip gadis-gadis manga ini.
Kami segera bertukar nomor."Kalau gue mau beli, maksudnya bukan buat urusan kantor gitu, boleh gak sih?"
"Boleh lah! Gue kasih harga spesial malah. Buat siapa?"
"Adik gue mau wisudaan..."
Dan dalam beberapa menit, kami ngobrol panjang lebar soal adiknya, soal adikku, cerita wedding Dania kemarin, kemungkinan pesanan bunga, dan lain-lain.Sejak munculnya gosip beberapa minggu kemarin itu, cukup banyak orang yang menjaga jarak denganku. Aku gak tau, apa gara-gara banyak fansnya Elio di kantor, atau simply ceritanya berkembang jadi sesuatu yang lain. Biasanya sih yang kedua.
Makanya, duduk bareng Mala (yang pasti gak update gosip newsroom) dan ngobrolin hal-hal yang kusuka gini, rasanya menyegarkan banget."Dani...", suara itu, memanggil dari salah satu sudut meja rapat. Elio duduk, di antara beberapa orang. Termasuk Uthie dan Annisa.
Elio yang berwajah serius, tanpa senyum, melambaikan tangan padaku, nyuruh aku mendekat. Aku menghela nafas, pamitan ama Mala, dan berjalan ke arahnya. Dia mengagetkan semua orang saat berdiri dan menggeser kursi untukku.
"Let's get the work done," ia berkata pada timnya.***
Rapat tim kecil, aku gak bisa autopilot-mode.
Sepanjang rapat, pikiranku seakan banting setir gara-gara sering lihat Uthie dan Annisa bisik-bisik berdua sambil curi-curi pandang ke arahku. Did they know about Tasya and this morning incident?
Gak cukup itu, karena mendadak aku selalu berasa meriang tiap-tiap Elio gak sengaja (atau sengaja?) menyentuhku random karena kami duduk sebelahan.
Saat rapat selesai, rasanya capek lahir batin. Semua orang langsung balik ke pos masing-masing."Tea?" tiba-tiba Elio bertanya. Di sekitar kami cuma tinggal beberapa orang. Termasuk Uthie, Annisa dan Hadi yang nanti akan jadi host di outdoor venue.
"Ha?"
"You looked like you can use some good tea," ia berkata. Senyum itu akhirnya muncul lagi, the one that put dimples on his stubbly cheek."I'd love to. Tapi aku harus pindahan." Worst case adalah aku tidur di kantor. Semoga nanti malam ruang bobok nya gak penuh.+
"Oh, really? Dari apartemen?" Elio mengangkat alis.
"Iya pengennya sih, tempat lebih dekat dari kantor..."Elio mengerutkan kening, "Is there any problem? With the girls, I mean."
Aku menarik nafas.
A lot. Too much. Tapi akhirnya aku menggelengkan kepala."Okay. But you're fine?" Ia memastikan, kelihatan beneran concern dan bikin aku meleleh. Aaaw.
"I will be."
Aku pengen banget rasanya cerita tentang Ditya dan kalau aku sudah gak sama dia lagi sekarang. Tapi...buat apa juga. He's obviously not interested. Elio cuma ingin jadi teman baik. Which is also good.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom
ChickLitSaat ini hidup Danika tampak sempurna: tinggal bersama teman-teman seapartemennya yang gaul, kerja sebagai sekretaris redaksi, punya pacar yang super cool, dan bisa ngobrol dengan orang paling untouchable di kantor, Elio. Tapi, tiba-tiba Danika mala...