So many things I learn to love tonight!
Untuk pertama kalinya aku suka party. Mungkin karena semua orangnya ramah dan kenal satu sama lain.
Untuk pertama kalinya aku suka dance floor. Mungkin karena semua lagunya berasal dari era yang berbeda yang aku ngerti: no weird techno stuff, no rapping, cuma BeeGees, lagu-lagunya David Foster, and all those 90s top 40, bahkan slow songnya pun The Corrs dan Brian McKnight!
Untuk pertama kalinya aku suka PDA. OBVIOUSLY karena yang peluk aku adalah the only one Mr. Elio D., the perfect guy I'm in love with.
Untuk pertama kalinya aku coba dan aku suka banget fruit punch namanya Unicorn Blood, yang bentuknya mirip minuman sihir: ungu gelap berglitter.
Thanks to the random pretty girl who ordered me this drink at the bar. Plus rasanya juga enak banget: blueberry, jeruk manis, dan lemon.Dua jam cruise, dan aku sudah akrab sama semua orang yang seharian cuma sapa-sapa basa-basi doang di resort. Selain mereka ada beberapa belas tamu lain juga, baru datang dengan speedboat sore tadi.
"You're so gorgeous tonight, Mr. Elio...", aku berbisik. Seriously, he's the most handsome man I've known. Casual blazer abu gelap, kemeja bergaris vertikal hitam putih, chino hitam dan loafers hitam.
Elio tersenyum, sebelah tangannya memeluk pinggangku. "Right back at you, Ms. Dani," jawabnya.
Live band membawakan intro lagu kesukaanku! Oh man! I really have to dance!
"I love this song!" Aku mulai menggerakkan badanku mengikuti lagunya.
I would take the stars out of the sky for you
Stop the rain from falling if you asked me to
I'd do anything for you, your wish is my command
I could move a mountain when your hand is in my hand"Come on, Elio. You know the song...", aku mengajak Elio ikut menggoyangkan badan.
Ia tertawa dan akhirnya ikutan gerak-gerakin badan sambil nyanyi bareng.If it takes my heart and soul, you know I'd pay the price
Everything that I posses I'd gladly sacrifice
You to me are everything, the sweetest song that I can sing, oh baby...oh, babyHampir semua orang ikut nyanyi dan dansa mendengar lagu ini. Kami bahkan sempat ngedance sebentar sambil ketawa-ketawa.
"Dani, kamu di sini dulu. Aku mau ke kamar mandi, ya!" Elio berkata.
"Siap!"
Dan ia setengah lari, pergi dari hadapanku.Saat itulah seorang lelaki gondrong, tinggi besar dengan kumis dan jenggot lebat menghampiri. Sekilas dia keliatan galak abis, tapi begitu dekat, dengan matanya yang ramah dan senyum manis, dia agak kelihatan mirip cowok hipster gaul jaman now.
"Danika?" Ia menyapa.
"Erm, siapa ya?" Aku gak ingat siapapun yang kukenal berpenampilan kayak mas-mas penggemar moge macam ini.
"Kita udah pernah ngobrol di telpon kemarin. Saya Ren, yang mau kolaborasi bikin patung..."HOLYSHIT. I never thought he'll looked like Jason Momoa. Bayanganku, dia cowok kurus geeky artsy kayak Ditya.
"Oh halo, Mas Ren. Hai...", aku menyalaminya semangat.
"Saya...temannya Rini juga soalnya. Gimana, udah kepikiran apa yang mau dibuat belum? Perlu dibantu sesuatu gak?"
"Oh. Udah kebayang sih. Tapi masih mikirin jenis bunganya. Harus yang firm banget kan supaya dia gak tertekuk-tekuk pas dituangin resin?"
"Waow. Kamu riset ya!" Ia tampak kagum.
"Saya lihat sih karya-karya Mas sebelumnya setelah ditelpon kemarin... Impressive."Ren menyipitkan mata saat tertawa, bikin semua kegarangannya hilang seketika. Mirip beruang besar yang cuddly dan cute.
Wait, did I say cuddly?"Saya mau ambil minum. Kamu mau minum lagi?" Ren bertanya, menunjuk gelasku yang kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloom
ChickLitSaat ini hidup Danika tampak sempurna: tinggal bersama teman-teman seapartemennya yang gaul, kerja sebagai sekretaris redaksi, punya pacar yang super cool, dan bisa ngobrol dengan orang paling untouchable di kantor, Elio. Tapi, tiba-tiba Danika mala...