Back to the Paved Road

13K 2K 34
                                    

It's Thursday already.
Weekend kemarin, rasanya seperti sekejap mata yang lalu. Aku sudah mulai sibuk dengan pekerjaanku untuk nikahannya Ditya dan Tasya, rumah eyang berubah jadi workshop dadakan, dibantu beberapa remaja desa. Tapi aku masih kebayang hal-hal yang terjadi di hari terakhir ulangtahunnya Rini. Beberapa flashback tiba-tiba muncul kadang-kadang.

Rini yang harus dijahit kepalanya gara-gara baku hantam sama "sworn enemy"-nya (her words, not mine).
Perjalanan pulang yang menyiksa gara-gara pertama kalinya aku kena hangover parah...
Dru yang gak mau disentuh sama kedua orangtuanya, sepanjang pagi nempel aku (yang masih puyeng) lalu ngamuk saat harus semobil mereka...

Hal yang menyenangkan adalah Elio being very sweet. Menurut Rini, Elio bantuin aku jalan ke kamar, pegangin rambutku waktu muntah-muntah, being okay with me peeing behind the bush (jeez!), bahkan bersih-bersihin dan gantiin bajuku sebelum boboin aku di kamar bareng Rini. Coming from her, I don't know which one of them is true or hoax, so I don't ask Elio about it until this second.

And somehow I remember meeting The Aquaman but it's probably only a glimpse of my first drunk experience. Hmm...

Yang jelas sih, I have new friend: Rini.
"You're crying your heart out because you're worried about ME, babe!" Rini memberitahuku di telepon, beberapa hari yang lalu, menyusul sebuah video super malu-maluin. Bisa-bisanya dia merekamku lagi nangis di speedboat!
"That's the sweetest thing people ever done to me. Period!"
Lalu dia ketawa puas.
Sialan.

Di jalan pulang, aku nanya Elio tentang Brenda, dan dia hanya mengangkat bahu, "We're going out for like three months."
And that's all.
Hidup tenang tanpa insecurities. Brenda has no ill feelings for me, it's all Rini.

Rupanya, Rini dan Brenda dulunya berteman. Mayan deket malah karena pernah kerja bareng juga di perusahaan yang sama. Selain masalah soal Elio, ada juga beberapa hal lainnya yang bikin mereka ribut melulu.

Anyway.
Life must go on. Habis dari weekend di Cougar Island itu, aku balik ke Bandung, Elio balik kerja di VTV, Rini harus stay di RS, dan Dru balik ke rumahnya Satya. I swore off alcohol, promises to take Dru on a date after the wedding, and realized that Elio's life is...different than I thought. Selama ini dia kukenal sebagai loner di kantor. Ternyata dia punya teman. Banyak. Tapi bukan di level pegawai VTV yang hang-out nya masih di mall atau paling jauh nge-club sekitar Kuningan- Thamrin. He looked waaay to comfy being with his cool, rich, and fabulous friends. Yacht party, island getaway, glamour crowds...it's like he's been there his whole life. Dan dia sebenarnya masih misterius.

Bayangin deh, Elio sudah tau rumahku, kenal keluargaku, friends with my new friends from the previous office...dia bahkan tau nama supplier bungaku, kurir yang suka ambil pesanan, sampai tetangga sekitar rumah. Dan, meskipun sekarang dia jauh lebih intens (bahkan berlebihan banget malah!) nelpon, videocall dan kadang-kadang chat... Tapi sebetulnya aku gak tau terlalu banyak tentang dia selain yang diceritain. Satu-satunya orang yang kukenal akrab sama dia, ya si Rini sekeluarga. Dan mereka semua high-profile: Rini dosen teknik sipil, Satya ternyata dokter bedah, dan Dru...anak tiga tahun sekolah di Playgroup yang biaya masuknya aja seharga mobil baru.

"Mbak potongnya gini aja gapapa?"
Pikiranku terdistract salah satu anak SMP yang jadi asistenku, datang membawa serumpun bunga krisan yang batangnya sudah dipotong sesuai instruksi. Setelah sesuai ukuran, semua bunga yang literally memenuhi ruang tengah dan dapur ini harus dipisahkan, ditata dalam tempat yang sudah diisi air, diklasifikasikan dan diberi tanda buat jadi centerpiece tiap meja, dan dekorasi di samping kursi undangan saat akad nikah.
Ugh, masih banyak yang harus dikerjakan instead of mikirin Elio and his private life.
Right. I gotta go back to work.

***

Di malam hari, dengan badan berasa remuk redam dan daster tidur, aku masih harus cek dan balas email soal acara Minggu besok. Ada beberapa rangkaian bunga yang harus mulai dipasang Sabtu sore on-the-spot, besok sore semua hiasan bunga untuk sanggul dan corsage/boutonniere para pengiring pengantin harus selesai, plus aku belum mulai bikin flower headcrown dan buket pengantin.

Bloom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang