The Birthday Trip Pt. 2

12.6K 2.1K 113
                                    

Suatu hari, aku pernah dengar salah satu presenter yang complain tentang honeymoon-nya di Maldives.
"Wifi gak nyampe. Gak ada sinyal TV. Gak ada game. Cuma pantai, kolam renang, perahu, dan gue sama istri gue udah bosen banget di hari pertama. Gak paham orang kok bisa liburan di pulau lama-lama..."

Aku pengen banget ajakin si mas itu untuk datang ke sini sekarang...because I'm having the time of my lifeeeeeee!

Gila parah seru abis, aku sama Elio dan si bocah udah keliling pulau (yang gak terlalu besar) pakai sepeda, liat kadal besar di mana-mana, main pasir, main bulutangkis, minum kelapa muda yang diambil abangnya dari pohon langsung, dan tadinya udah mau berenang...tapi ini sudah jam makan siang. Dan matahari yang tadi sembunyi di balik awan, mendadak muncul gonjreng banget. Semua tamu lain, ternyata pada ngumpet di hut masing-masing. Cuma aku, Elio dan Dru yang berkeliaran keliling pulau.

Makan siangnya disajikan di resto yang berada di tengah pulau. Tentu saja isinya seafood, dari ikan sampai kerang, udang, kepiting, semuaaaaanya ada. Kami sudah hampir selesai saat Rini dan Satya menghampiri.

"Dari mana aja kalian?" Satya menyapa Dru.
"Having fun!" Dru menjawab ceria dan mengajakku berhigh-five. Alriteeee.

"He's so dirty!" pekik Rini saat menyentuh Dru, lalu melihatku dan Elio, "What are you guys doing? Digging?"

"Yes. And making castle, and biking...", Dru yang jawab dan wajah Rini langsung berubah horor.

"Kalian ngapain barusan?" Aku balik bertanya pada pasangan yang sudah ganti baju, kayaknya mungkin udah mandi lagi, dan tampak seperti hijabers selebgram mau foto pre-wed sama calon suaminya. They looked perfect with matching colors and stuff.

"We're reading our prenup," jawab Satya serius. Menyuramkan suasana.

"After lunch, you're gonna take a bath and a nap, Kid. I got staff accompany you soon. In the afternoon you can go snorkeling or canoeing...", Rini berkata pada Dru.

"Gak mau."
Kami berempat shock mendengar jawaban si bocah. Selama berjam-jam ini aku sampai mikir, Dru mungkin kelamaan bareng emak-bapaknya, dia lupa warganegara saking gak pernah ngomong Bahasa.
Now I know. Bahasa cuma kalau dia lagi rebel doang kayaknya sama emaknya.

"Excuse me?" Rini mengerutkan kening.

"I'm getting lonely with nanny," ia menjawab pelan, "And you've promised, I can sleep with Eyo..."
Setetes air mata jatuh ke pipi Dru.

Dan seketika, keempat orang dewasa di hadapannya langsung sibuk mengatur ini-itu. It's amazing what kid's tears can do. Tadinya, Rini menempatkan aku dan Elio di salah satu hut. Dia, Satya dan Dru boboknya di villa utama, dengan dua kamar besar.
Jadinya, Satya take-over hut kami, Elio tidur sama Dru, lalu...aku stay di kamar Rini.
Dan karena kegiatan selanjutnya adalah shopping dan spa, maka aku menawarkan diri untuk nemenin Dru tidur siang.

It's much convenient for me to nap with a cute kid rather than socializing over souvenirs or get a massage.

"Seriously?" Rini terlihat gak yakin.
"Yup, I'm the special auntie for siesta and night-night time," aku meyakinkan Rini. Beneran. Kalau sepupu-sepupuku dan anak-anak mereka datang, akulah yang jadi kuncen kamar anak-anak. I get them all to bed, on time, everytime. That's my magic power.
"Because you love sleeping?" tebaknya sinis.
"Because kids tend to love me more than their mommies," balasku.
Rini menyipitkan mata, sementara Elio dan Satya ketawa mendengar jawabanku.

"Keep up, and you might be one of her real friend, Girl," Satya menambahkan.

***

Well, bobokin Dru, sama sekali gak butuh usaha. Habis makan dan mandi, dia langsung ngantuk. Tidur di kasur kingsize dengan pemandangan mirip surga dunia.

Bloom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang