Waktu berjalan begitu cepat hingga suara bel berbunyi diseluruh penjuru sekolah. Semua anak manusia berhamburan meninggalkan kelas yang dianggap sebagai neraka mereka. Semuanya bergegas ke kantin begitu pula dengan Dewi,Purnama, Akbar dan Ipul. Saat sementara berjalan menuju kantin Dewi mengedarkan pandangannya ia berusaha mencari dimana keberadaan Virza. Namun yang dicari pun tak kunjung ia temui.
Saat telah tiba di kantin,seperti biasanya mereka makan bersama, duduk ditempat yang sama, dengan perasaan yang berbeda.
"Makannya jangan banyak-banyak"ucap Purnama yang sedang menyantap roti bakar.
"Emang kenapa? tumben tu moncong lo ngomong kek gitu,biasanya juga lo yang makan paling banyak"sahut Ipul
Dewi dan Akbar hanya menyimak pembicaraan kedua temannya sambil menikmati dinginnya es jeruk yang menghilangkan dahaga mereka disaat suasana sedang panas.
"Bentar gue traktir kalian semua makan di cafe biasa.Bersyukur gue ulta makanya gue bae mau nraktir lo lo pada"sambil menunjuk sahabatnya satu per satu.
"Wihhhh.... mendadak jadi orang kaya lo Pur?"tanya Ipul dengan tampan mendramatis.
"Sembarangan.Uda ah jangan bacot makan aja. Pokoknya bentar kita berlima harus pergi.Jangan sia-siakan kebaikan gue.Ini langkah"
"berlima?" tanya Dewi,dirinya penasaran siapa orang ke lima yang diundang oleh Purnama.
"Iya berlima"
"Virza" jelas Akbar seakan telah mengerti apa yang tengah Dewi pikirkan.
Mendengar penjelasan sahabatnya Akbar,Dewi hanya mengangguk mengerti.Mereka kembali menyantap makanan dan minuman mereka masing-masing. Ditengah sibuk menikmati es jeruk Dewi terus berdoa dihatinya. Dirinya mengajukan beberapa permintaan pada sang pencipta.
Dewi berharap tak ada lagi Drama King yang terjadi.Masalahnya Dewi baru saja merasa bahagia karena lelaki yang mengantarnya ke sekolah merespon baik dirinya saat dimobil. Namun jika drama itu harus terjadi dirinya berharap takdir mengutuk hatinya menjadi sekeras batu. Dewi tak ingin sakit hati lagi melihat kedekatan antara Virza dan Purnama. Dirinya akan berusaha bersikap biasa-biasa saja.
___________________________Cuaca begitu panas. Sang mentari seakan sedang marah pada penduduk bumi. Panasnya sinar mentari sangat mambakar kulit-kulit anak manusia yang tak berdosa ini. Masi dengan seragam putih abu-abu. Disinilah Dewi, Akbar,Purnama, dan Ipul berada. Mereka telah sampai didepan cafe yang dimaksud oleh Purnama saat di kantin.
"Ayo cepetan...gue dah gerah pen ademin ni badan dari panasnya api neraka" ujar Ipul sembari mengibas-kibaskan bajunya.
"Ayo" ucap Dewi
Pergerakan tangan Akbar terhenti saat mendorong pintu cafe dikarenakan suara klakson mobil. Serentak mereka berempat membalikan pandangan mereka melihat kearah mobil tersebut.
"Sorry gue telat"ucap lelaki dengan wajah datarnya yang tak lain adalah Virza.
"gak apa-apa, kita juga barusan nyampe"jelas Purnama dengan senyum yang terukir bergitu indah.
Akbar sangat terkejut dengan pemandangan dihadapannya. Masalahnya Virza datang dengan salah seorang wanita yang pernah ia tolong dipinggir jalan saat dirinya hendak pulang dari rumah Virza malam hari.
"Ini gue bawain kado SPESIAL buat lo"
Ucap Virza dengan tersenyum tulus pada Purnama, sembari memberikan kado yang telah terbungkus rapi.Dewi yang melihat Virza dan Purnama segera mengalihkan pandangan dan berusaha baik-baik saja. Saat dirinya melihat kado yang berada ditangan Purnama otaknya selalu memutar kejadian saat itu.Dirinya berusaha memadamkan rasa panas yang ada di dadanya. Dirinya tak ingin terbawa suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEWI
Teen FictionApa impianmu Dewi ? Pertanyaan yang sering dilontarkan untuknya sebagai gadis malang berparas cantik yang memiliki nama Dewi. Dalam menjalani harinya, Dewi sangat membenci satu nama yaitu " Ani " Gadis cantik, cemburuan, dan egois tinggi. Ani adala...