🖤girlfriend

114 3 0
                                    

🍁🍁
Malam ini senyuman selalu terukir diwajah gadis malang ini. Dewi menghabiskan waktunya bersama Virgo. Mulai dari menonton bioskop hingga akhirnya mereka berujung pada sebuah cafe di mall untuk sekedar mengisi perut. Kebetulan Dewi belum sempat makan malam, jadi tawaran Virgo diterima Dewi dengan senang hati.

Pergelangan tangan Virgo menarik kursi di meja no.8.Dirinya mempersilahkan Dewi duduk. " sini Wi" diikuti dengan senyumannya.

Dewi merasa malu. Merasa canggung dengan perlakuan Virgo. " makasih Vir.." sambil menduduki kursi yang telah disediakan Virgo.

Virgo menduduki kursi yang berada tepat dihadapan Dewi. Posisi keduanya saling berhadannya. Lelaki tampan ini menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi memperhatikan gadis didepannya dengan seksama.

Dewi yang diperhatikan sedari tadi dirinya merasa resah. "Virza?"panggil Dewi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Virgo. Sudah dari tadi dirinya mengajak Virgo berbincang namun lelaki dihadapannya ini justru malah melamun.

"Virza"panggil Dewi sedikit kencang membuat semua pengunjung cafe menjadi melihat dirinya. Dewi tersenyum kikuk pada para pengunjung.

Virgo yang sadar jika Dewi memanggilnya hanya mengangkat keningnya seolah bertanya kenapa?

"Lo kenapa sih ngelamun mulu?"
"Mana ngeliatin gue lagi"ujar Dewi dengan suara pelan.

Virgo merutuki dirinya sebab ini kali kedua dirinya memperhatikan Dewi karena takjub oleh kecantikannya.
"Mau pesen apa Wi?" Virgo mengalihkan pembicaraan.

Dewi tengah asik memainkan ponselnya " samain aja" jawab Dewi dengan tatapan yang tak lepas dari ponselnya.

Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua. Virgo sedang menetralkan jantungnya. Dirinya bingung apa yang terjadi padanya. Mengapa jantungnya kali ini berdetak sangat kencang saat bersama dengan gadis yang berada di hadapannya. Tak seperti biasanya Virgo menjadi gugup hari ini.

Virgo merogoh kantong celana miliknya. Mencari kotak kecil yang telah ia siapkan semalam untuk memperlancar aksinya. Tangan kanan Virgo berada di atas meja. Jemarinya mengetuk meja berulang kali. Kali ini ia gugup. Benar-benar gugup.

"Wi gue mau ngomong sesuatu"ucap Virgo sembari menggoyangkan kakinya di bawah meja.

Dewi meletakkan ponselnya. Menyelipkan anak rambut kebelakang telinganya. " apa Vir ?"

Virgo mengangkat tangan kirinya dari bawah meja. Meletakkan kotak kecil itu dihadapan Dewi. Ia mendorong kotak tersebut mendekat ke arah tangan Dewi yang sedang ditekuk diatas meja.

Dewi mengernyitkan keningnya saat menatap kotak yang disodorkan Virgo.
"Buat lo"ucap Virgo yang tak lagi bersandar disandaran kursi. Dirinya memperbaiki posisi duduknya.

Saat tangan Dewi hendak mengambil kotak tersebut pergerakkanya terhentikan oleh ucapan Virgo.
" Wi gue sayang sama lo"kata Virgo yang sukses membuat jantung Dewi lupa cara bernafas.

Dewi segera menarik tangganya. Kepalanya tertunduk. Kini dirinya meremas gemas jeansnya. Dewi mendesah khawatir. Dirinya takut jika lelaki dihadapannya ini hanya bercanda.?Atau bagaimana jika lelaki dihadapnnya ini hanya latihan untuk mengungkapkan perasaannya pada Purnama.? Dewi belum siap untuk merasakan sakit yang lebih dalam lagi.

Lelaki berparas tampan ini menyentuh punggung tangan Dewi " gue uda lama mendem rasa ini Wi. Ini waktu yang tepat buat gue ungkapin kalo gue cinta sama lo. Gue mau lo jadi pacar gue. Lo mau kan Wi ?"ujar Virgo.

Dewi mendongakkan kepalanya. Menatap tak percaya pada lelaki dihadapannya. Dewi memikirkan perkataan Virgo. Dirinya menatap manik mata Virgo. Ia berharap tak ada kebohongan dimata lelaki itu. Namun Dewi tak dapat melihat hal tersebut.

Tak ada jawaban yang Dewi berikan untuk Virgo. Dewi menarik tangganya dari genggaman lelaki itu. Virgo masih menunggu jawaban atas pertanyaannya. Bersamaan dengan itu pesananan mereka datang. Virgo menerima pesanan  green tea untuknya.

Dewi menyeruput minuman miliknya. Dirinya berusaha menetralkan jantungnya. Dalam lubuk hatinya ada perasaan bahagia namun ada juga rasa kekhawatiran yang begitu besar.

Virgo menikmati minuman miliknya sembari memperhatikan Dewi. Dirinya menunggu jawaban atas pertanyaannya yang tak kunjung dijawab oleh Dewi.
Virgo gemas dengan tingkah Dewi yang membuat dirinya penasaran. " Wi jadi gimana?" tanya Virgo yang kini telah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memasukkan kedua tanggannya kedalam kantong hoodienya.

Dewi menggeleng, " gue butuh waktu Vir".
Ada perasaan sedikit kecewa yang Virgo rasakan. Namun tak apa dirinya paham akan maksud Dewi . Mungkin  ini terlalu cepat.

Dewi mendorong kembali kotak kecil itu ke arah Virgo.
"Lo bawa aja. Kalo lo terima gue,lo pake cicinnya. Selama lo gak pake. Gue simpulin lo gak terima gue jadi pacar lo"jelas Virgo.

Dewi hanya mengangguk ragu. Mengambil kotak tersebut dan menyimpannya kedalam saku blazer.
Dewi hanya bisa tersenyum ke arah Virgo. Yang diberi senyumanpun membalas dengan senyumannya.

Suasana seketika menjadi canggung. Tak ada pembicaraan diantara mereka berdua. Hingga mereka berdua memutuskan untuk kembali pulang.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Mobil Virgo telah sampai didepan rumah bagai istana ini. Dewi melepaskan sabuk pengamannya.
"Makasih ya Virza..."ucap Dewi sambil menatap Virgo yang juga sedang menatapnya.

"Gue masuk dulu ya Vir" diikuti senyum Dewi. Dewi membuka pintu mobil. Kakinya hendak turun dari mobil lelaki yang berada disampinyanya. Namun lagi-lagi tanggannya dicekal oleh Virgo.
Dewi membalikkan badanya. Mengangkat keningnya, "kenapa Vir?"

"Gak papa, hati-hati"
Dewi hanya mengangguk sembari tersenyum simpul.

Dewi segera turun dari mobil pria ini.
"Dah Virza"pamit Dewi sambil menutup pintu mobil milik Virgo.
Mobil Virgo segera berlalu dari hadapan Dewi.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

DEWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang