Ratna

102 6 0
                                    

Setelah 1 jam Akbar menenangkan hati Dewi dengan mengajaknya mengelilingi kota ditengah rintikan hujan yang perlahan berhenti,akhirnya mereka sampai di alamat rumah sesuai yang tertera di kartu nama Ratna.

Awalnya Akbar sangat terkejut melihat kartu nama tersebut, dirinya tak menyangka jika Dewi akan tinggal bersama Ratna Andijaya. Dimana pasalnya Keluarga Andijaya adalah keluarga terkaya pertama di negara ini, perusahaan keluarga Andijaya sangat terkenal, cabangnya ada di mana-mana. Tapi sayangnya keluarga Andijaya diberitakan tidak memiliki seorang ahli waris dikarenakan suami Ratna meninggal dunia setelah sehari menikah.

Disini mereka tepat berada di depan pintu rumah bernuansa putih yang megah bagaikan istana.

Ting tong....
Suara bel yang telah ditekan beberapa kali oleh Akbar.

Akhirnya pintu pun terbuka menampakkan wanita paruh baya. Wanita tersebut adalah Bi Darti yang telah bekerja sebagai pelayan rumah selama puluhan tahun di Keluarga Andijaya.

"Silahkan masuk"kata Bi.Darti, dengan senyum yang  begitu tulus.

Akbar dan Dewi segera masuk kedalam rumah  tersebut. Akbar begitu kagum dengan megahnya rumah keluarga yang namanya sangat terpandang itu. Dirinya hampir saja lupa cara berkedip.Berbeda dengan Dewi. Dirinya sama sekali tak mengagumi kemegahan rumah bagai istana ini, karena bagi Dewi takaran kebahagiaan bukanlah sebuah harta.

"Hai Dewi...." sapa wanita cantik yang sedang menuruni anak tangga. Wanita itu terlihat sangat awet muda meski bisa ditebak jika usia beliau sudah terbilang 40an. Siapa lagi wanita tersebut jika bukan Ratna Andijaya.

Dewi yang melihat CALON ibu barunyapun ikut terkagum dengan kecantikan yang dimiliki wanita tersebut. Sempat dirinya ternganga. Namun ia berusaha bersikap biasa saja.

"Ini Akbar ya?? Sahabat Dewi kan?? Tadi Mang Dadang memberi ta-"kata Ratna yang terpotong oleh jawaban Dewi.

"Iya dia Akbar" disertai senyum simpul.

"Mau minum apa ini?, biar ibu panggil bi Darti untuk buatkan kalian minum?"

"Em... terimah kasi Tante tapi saya mau langsung pamit pulang saja soalnya masi ada urusan" ujar Akbar.

"Oh... baiklah."
"Kalau begitu saya pamit tante" ucap Akbar sambil beranjak dari sofa ruang tamu.
"Makasih ya sudah antarkan anak tante ke sini.Hati-hati dijalan" kata Ratna dengan begitu tulus.

Dewi yang mendengar kata ANAK yang diucapkan oleh Ratna sedikit merasa risih dengan kata itu.

Setelah Akbar telah pergi meninggalkan rumah Dewi, Ratna ingin mengajak Dewi berbasa-basi. Dirinya ingin mengenal lebih dalam lagi tentang pribadi  anaknya ini. Ia akan menganggap Dewi sebagai putri kandungnya, tak akan ia biarkan seorangpun melukai Dewi sebagai Ratu kecilnya.

Ratna memperhatikan penampilan Dewi. "Gadis Cantik"puji Ratna pada Dewi.

"Makasih" dengan tersenyum malu.
"Kamu sudah makan belum sayang "kata Ratna. Tangannya terulur untuk merangkul pundak Dewi yang berdiri disampinya.
"Belum"
Ratna tersenyum mendengar ucapan Dewi yang begitu singkat.
" kamu bisa panggil saya ibu, mama, atau bunda"
Ratna membalikan badannya menatap Putri kecil yang berada di sampingnya. Ia menarik tangan Dewi dalam genggamannya.
"Terserah kemau sj, yang penting kamu  nyaman" Ucap Ratna sambil menatap manik mata Dewi yang tenga memperhatikan dirinya berbicara.

"Baik Bunda" kata Dewi. Dengan suara terbata-bata.
Ratna langsung memeluk Dewi. Dirinya terharu karena gadis didepannya ini memanggilkan dengan sebutan Bunda. Setelah sekian lama dirinya ingin merasakan dipanggil dengan sebutan seorang ibu, akhirnya hari ini dirinya dapat merasakan hal itu.Ratna selalu meminta agar dirinya dikaruniai seorang anak. Dan inilah jawaban atas doanya.

Dewi merasakan hangatnya pelukan seorang Ratna Andijaya yang sekarang menjadi bundanya. Apakah seperti ini rasanya dipeluk seorang ibu? Andaikan yang kurasa ini adalah pelukan ibuku, maka aku akan sangat bahagia.
Sejujurnya hati Dewi merasa sedih dengan nasibnya, saat dirinya mulai bahagia dengan keluarga barunya justru malah dipermainakn oleh takdir.

Kebahagiaan yang awalnya Dewi kira akan abadi ternyata hanyalah sementara. Ia mengira jika kebaikan Bram semua itu adalah kenyataan, tapi nyatanya Bram hanya membodohi dirinya. Bram berpura- pura menjadi seorang ayah yang baik dan akhirnya menjualnya ke orang Asing yang sekarang menjadi Bundanya.

Perlahan Ratna melepaskan pelukannya. Dirinya tersenyum tulus pada gadis cantik yang menjadi putrinya.
"Kita makan dulu ya ... Bi Darti tadi uda bunda suru siapin semuanya buat kedatangan kamu"
"Kopermu biar disini aja nanti bunda suru pelayan taru ke kamar kamu"kata Ratna. Ia mengajak Dewi putrinya segera ke meja makan. Dirinya menggandeng tangan Dewi hingga tiba didepan meja makan.

Dewi hanya bisa melihat Ratna menggandeng tangannya. Ada rasa bahagia yang dirinya rasakan ketika diperlakukan seperti seorang putri kandung Ratna meski dirinya bukanlah darah daging Ratna.

Ratna menarik kursi dan mempersilahkan Dewi duduk.
"Kamu duduk disini ya disamping bunda"

"Kamu mau makan apa?, biar bunda ambilin" kata Ratna.
"Hm...makasih bunda nanti Dewi ambil sendiri sj" jawab Dewi dengan tersenyum.

Mereka akhirnya menikmati makan bersama. Sedikit berbincang untuk menambah kedekatan diantara mereka. Dewi berharap awal hidupnya yang baru ini tak ada lagi kepalsuan yang tercipta untuknya.

————————————————————

DEWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang