Ani & Akbar

151 5 0
                                    

Dewi tengah berada di kelasnya. Tadi pagi ia berangkat bersama Akbar. Lelaki itu menjemput Dewi dirumahnya.

Dewi sedang asik ngobrol bersama Purnama. Semarah bagaimanapun Dewi akibat kecemburuannya terhadap Purnama, sahabat tetaplah sahabat. Meski bagaimanapun Dewi tak dapat berlama-lama marah pada Purnama. Gadis itu selalu dapat membuat Dewi tertawa dengan tingkahnya yang konyol.

"Apa lo ditembak sama Virza ?"pekik Purnama yang membuat semua orang langsung memperhatikannya. Berutung sekarang jam kosong, sehingga Dewi dan Purnama tak akan mendapat omelan dari guru yang mengajar.

Purnama yang menyadari hal itu segera mengecilkan volumenya. " trus lo terima gak ?"
Dewi mendesah, dirinya menggeleng lemah. "Gue butuh waktu"

Purnama menatap tak percaya pada sahabatnya. Dalam hatinya ia sangat menginginkan jika Dewi menerima Virza. Itu artinya Purnama bisa lepas dari Virza.

"Kenapa lo gak terima langsung aja sih Dewi ?,Purnama melanjutkan ucapannya. "Lo tau kan Virza itu banyak banget yang suka sama dia. Lo kalo ditembak Virza artinya lo beruntung" dengan nada lebaynya.

Dewi hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Purnama. Andai saja sahabatnya tau jika salah satu alasan ia menolak Virza adalah  dirinya.

Dewi tak ingin melanjutkan ceritanya. Kini ia sedang mencari ponsel yang sedari tadi dirinya letakkan didalam tasnya.

Purnama kecewa atas jawaban Dewi. Dirinya menganggap jika nantinya Virza akan sulit melupakan Purnama. Lelaki itu akan terus menunggu dirinya.

Dewi sibuk membongkar tasnya,
"Pur lo liat hp gue gak?"
Purnama hanya diam tak menjawab pertanyaan Dewi. Dirinya sibuk dengan pikirannya.
"Pur?" panggil Dewi dengan menggoyangkan bahu Purnama.Yang digoyangkan akhirnya tersadar.

"Lo liat hp gue gak Pur ?"tanya Dewi sambil memeriksa laci mejanya.
Purnama merogoh saku seragamnya. Mengambil benda yang disebut Dewi dengan Hp.
"Ni..."sambil meletakkan ponsel Dewi diatas meja.

Dewi mengerutkan keningnya. Sejak kapan ponselnya berada di Purnama?
Dewi nampak berfikir sejenak.

Purnama menatap Dewi, " tadi lo taro di meja. Niatnya mau gue sembunyiin. Tapi gak jadi. Kecewa gue sama lo"jelas Purnama.

Dewi yang mendengarkan hanya ber oh...ria. Dewi mengambil ponselnya, dirinya berniat untuk bermain game yang ada di hpnya sembari menghilangkan rasa bosan yang melanda.

Purnama yang menunggu bel istirahat yang sedari tadi tak kunjung bunyi merasa jengah. Ia membaringkan  kepalanya diatas meja sambil menatap Dewi yang sedang mengotak atik benda kecil yang bernam hp.

Dewi sedang asik bermain game wormszone. Sesekali dirinya berteriak akibat ular miliknya mati karena menabrak ular lain. Dewi yang heboh sendiri akhirnya merasa terusik akibat suara siulan para siswa cowok dikelasnya. Berbagai pujian keluar dari mulut para siswa-siwa tersebut. Dewi penasaran.

Dewi akhirnya mempause gamenya. Ia mengalihkan pandanganya dari ponsel.
Matanya mebulat sempurn melihat siapa yang berkunjung ke kelasnya.
Purnama yang melihat perubahan ekspresi diwajah Dewi dirinya ikutan penasaran. Ia memperbaiki posisinya. Mengangkat kepalanya yang sedari tadi ia baringkan dimeja. Purnama mengikuti arah pandangan mata Dewi.

Purnama heran saat melihat gadis yang tengan berjalan ke arah deretan kursi mereka. Untuk apa ia datang kesini ?
Purnama mengalihkan pandangnya menatap Dewi. Tangannya ia lambai-lambaikan didepan wajah Dewi. Namun gadis dihadapannya nampak tak berkedip sama sekali.

"Woiiiiiii...."panggil Purnama sambil mengagetkan Dewi dengan memukul pundaknya.
Dewi lantas terkaget. "Apaan sih lo Pur"ucap Dewi.
"Lo yang apaan, ngelihat tu anak sampe kagak kedip coba."cerocos Purnama.
"Udah ah gue mau main game, jangan ganggu"Dewi mengalihkan pandangannya menjadi terfokus pada ponselnya.

DEWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang