🍁Sudah Takdir🍁

216 9 5
                                    

HAPPY READING

Suasana Cafe akan sama setiap harinya.Ramai.Ramai akan para pengujung  yang datang untuk sekedar menikmati menu  yang begitu lezat.  Dewi dan Purnama berjalan beriringan menuju beberapa orang yang tengah berkumpul di ujung Cafe.

Dewi sebenarnya tak ingin ikut ke Cafe,namun Akbar dan Purnama memaksa dirinya. Purnama yang gemas dengan cara jalan Dewi yang begitu lama akhirnya berjalan duluan,sedangkan Dewi membiarkan Purnama dan dirinya mengikuti dibelakang.

Setelah sampai  digerombolan orang-orang yang tak lain adalah para sahabatnya Dewi memutuskan untuk duduk disamping Purnama." sumpah tu bocah lama bener ya perginya.Tadi bilang cuman bentar doang padahal"ujar Ipul.

"Bentar lagi juga dateng"sahut Akbar sembari memainkan ponselnya.

Ternyata betul, yang dibicarakan menampakkan dirinya. Dilihat dari yang ia bawa  sepertinya Virza sehabis dari toko Bunga.

Lelaki bersweater hitam itu berjalan menuju kearah mereka. Rangga nampak berfikir," Ngapain tu si Virza bawa-bawa Bunga segala?"

Purnama yang mendengar ucapan Rangga seketika melihat kearah Virza.Dirinya nampak terkejut melihat lelaki tersebut membawa sebuket Bunga Mawar Merah. Ia menyenggol lengan Dewi,gadis disampingnya ini nampak sedang asik bermain gamenya."Wi,Wi,Wi...lo liat deh Virza bawa apaan!."

Dewi mengabaikan ucapan Purnama,dirinya tetap melanjutkan permainannya.Purnama yang merasa dirinya diabaikan nampak geram.Ia merampas Hp Dewi dan meletakkan diatas meja."Liat tu si Virza mau nembak lo lagi kayaknya."sembari berbisik ditelinga Dewi.
"uda lo terima aja"ujar Purnama sambil mengyenggol bahu Dewi usil.

Begitu Virza berjalan menuju meja pelanggan yang ditempati mereka,seketika semua orang mengalihkan perhatiannya terutama para wanita. Mereka semua terpukau oleh ketampanan Virza.Apalagi ketika beberapa helai rambut Virza menutupi dahi.Dewi yang melihat langkah kaki Virza semakin dekat dirinya menjadi semakin gugup.Jantungnya berdetak kencang.

"sorry ya...buat kalian nunggu lama"kata Virza diikuti senyumannya.

"gak papa kok, menurut gue sih gak lama. Ya kan Wi?!'tanya Purnama pada Dewi yang hannya dibalas dengan senyum singkat cewek ini.

"heh mimpi apa lo semalem? lo kate mau ngelayat apa? pake bawa bunga segala" ucap Ipul yang tengah terbahak-bahak. Rangga yang mendegar celotehan Ipul dirinya ikut tertawa.

"kayak drama-drama aja lo Vir" ucap Ipul sambil mengakhiri tawanya.

Rangga terbelalak.Dirinya menatap Purnama yang sudah melayangkan tatapan mematikan.

"Vir ? BTW ngapain lo bawa bunga gituan"alasan Purnama seolah tak tau apa-apa.

Virza tak menanggapi pertanyaan Purnama.Lelaki ini bersimpuh lutut dengan sebuket bunga ditanggannya. Mereka yang melihat aksi Virza menjadi terkejut. Disis lain Purnama sedang tersenyum lebar,ia berharap Dewi segera menerima cinta Virza agar dirinya terlepas dari belenggu masa lalunya bersama Virza.

Semua pasang mata menatap kearah Virza, termaksud Dewi. Dewi menelan ludahnya susah payah.Matanya sesekali ia kerjabkan,memastikan apakah penglihatannya sudah benar. Badanya semakin panas dingin setelah Virza mulai mengangkat bicaranya.

" Bunga ini gue kasi buat cewek yang gua anggap spesial dihidup gue.Gue dah lama suka sama dia,tapi gue milih untuk nyimpen rasa ini sendirian.Gue rasa ini waktu yang tepat buat gue ungkapin perasaan gue.Dan kalian bakal jadi saksi cinta gue"

Dewi menantap Virza.Manik matanya sempat bertabrakan dengan manik mata cowok itu.Mereka saling bertatap cukup lama.Sama-sama meyakinkan diri apakah ini nyata. Ucapan Virza semalam terngiang-ngiang dipikirannya.Kata-katanya sama seperti tadi malam saat Virgo menyatakan cintanya pada Dewi.

DEWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang