10. A tough decision

39.1K 309 3
                                    

"Kalian semua akan bertunangan minggu depan"

"Lalu akan menikah seminggunya lagi"

"Dan jika ada yang tidak siap, katakan dari sekarang"

--

GUBRAK

"WHAT THE FUCK GRANPA, ARE YOU KIDDING ME HUH?" Semua tatap mata tertuju padanya, Claire. Gadis cantik dengan balutan gaun merah dan rambut blonde yang dicepak atas. Aiden menatap gadis kecilnya yang nampak tak terima dengan keputusan Jared.

"Why, why you so scared, babe?"

"SHUT UP AARON FUCKING SMITH!" Bentak Claire yang masih tak terima. Apa apaan ini? Apakah Aiden sudah berkerja sama dengan Jared? Tidak akan! Ia tidak akan mau menikah dengan Gavin. Keputusannya gila, memang jika dia memilih Iqbaal.

"Aku tidak memaksamu jika aku akan mencabut--"

"CABUT SEMUA FASILITASKU DAD, CABUT!" Kini mata Claire sudah berkaca kaca dan tangannya sudah bergetar sedari tadi.

"Bagaimana jika perasaan kalian dijodohkan begitu saja, huh?" Lirih Claire pada gadis gadis yang di sekitarnya. Chloe dan Olive terutama menatap Claire simpatik. Ia yakin ada masalah dikeluarga ini.

"Aku ta--" Saat Chloe ingin mencoba membela Claire, disaat itu juga Arvin menarik tangan Chloe agar kembali terduduk dikursinya. Sementara Brianna dan Lana hanya menunduk takut.

"Aku tau kau belum--"

"SHUT UP GAVIN!" Pekik Claire lagi.

"Aku tidak akan menerima p.e.r.j.o.d.o.h.a.n ini!" Tekan Claire. Lalu ia mengambil tasnya dan pergi. Tak tinggal diam, Aiden mengejar gadis kecilnya dan sesampainya di halaman, ia mencekal tangan Claire tetapi dengan cepat Claire menepisnya.

"Apalagi dad, kurang kau mempermalukanku?" Kali ini Aiden tak ingin membentak gadis kecil keras kepalanya. Ia mendengus berat dan mengusap wajahnya gusar.

"Dad tahu kau masih mencintai pamanmu Claire, sampai kapan kau mau sepeti itu padanya?"

"Sampai aku menikah dengannya"

"Okay, fiks. Kalaupun aku merestui kalian, apa grandpa dan grandma merestui kalian? Please, open minded. Claire, Grandpa dan Grandmamu memiliki masalah dengannya yang mungkin sampai mereka mati mereka tidak akan memaafkan pamanmu" Hati Claire tertegun, jika seperti ini dadnya berbicara padanya. Ia tak tahu harus berkata apa.

"Apa masalah ibu?" Tanya Claire polos, Aiden menggeleng.

"Sebelum ibumu dan sesudah ibumu meninggal, dia terlalu sering mempermalukan keluarga kita. Bahkan hampir membuat grandpamu bangkrut dan pencemaran nama baik, bahkan grandpamu hampir dipenjara"

Deg

Ia sama sekali tak tahu masalah ini.

"Apa karena harta, grandpa membencinya?" Lirih Claire polos, lagi dan lagi Aiden menggeleng.

"Bukan, malahan grandpa memberikan dia kesempatan waktu itu dan, kau tak perlu tahu ini" Ujar Aiden, kali ini Claire yang menggeleng.

"Aku perlu tahu dad, aku perlu tahu mengapa alasan grandpa sangat membenci Iqbaal" Aiden mengusap wajahnya gusar, ia tak ingin memberitahu ini dulu, tetapi keadaan memaksanya.

"Seperti yang kau tahu, dia sangat mencintai ibumu dan sangat depresi saat ibumu meninggal, bahkan hampir 2 tahun dia depresi seperti orang gila, dan selama itu juga dia memakai barang itu sekaligus memperjual belikan, mengedarkan narkoba atas nama Clark's Corporation"

Deg

Claire menggeleng lemah, tidak mungkin. Bayang bayang kala Iqbaal selalu menyebut (Namakamu) terputar begitu saja. Apa Claire hanya dijadikan pelampiasan? Ia menggeleng lemah, mengapa hidupnya seperti ini. Bahkan ia tidak mau jika harus dibuat jatuh cinta pada pamannya sendiri. Tetapi ini faktanya, ini realitanya.

"Aku tidak bisa membantah apa yang sudah diatur oleh grandpamu, kau tahu? Aku hanya menantu mereka, dan anak mereka sudah meninggal, bahkan jika tidak ada kau, aku bukan bagian dari keluarga mereka, Claire. Aku hanya orang asing yang mencoba menjadi keluarga mereka. Bahkan mereka berbaik hati padaku, percaya padaku Claire. Apa kau mau itu yang aku sia siakan? Kau termasuk penerus warisan, Claire" Claire terdiam. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan selanjutnya.

"Aku juga mau putriku bahagia dengan pria pilihannya, tapi aku bisa memastikan setelah kau kurestui bersama Iqbaal. Kepalaku akan terpisah dari tubuhku" Tidak ada drama diantara mereka, Aiden memang takut kepercayaan Jared dan Ranti hangus begitu saja.

"Aku tidak bisa dad" Ujar Clare dengan senyum mirisnya.

"Kenapa?" Claire tau ini salahnya, ia yang menyebabkannya dan ia tidak mau setelah ini Iqbaal yang disalahkan. Ia hanya bisa memendam didalam hati dan berkata.

"But i'm not virgin"

---

Semuanya berjalan dengan lancar. Masing masing dari mereka pulang, dan Claire masih diberi waktu selama satu minggu oleh grandpa agar bisa mencintai Gavin.

Saat Claire mau naik ke atas, tangan Claire dicekal. Ia melihat kebawah dan mendapati Arvin, kakak tertuanya mencekal tangannya dan pasti Arvin menuntut penjelasan. Sementara Aldrick dan Aaron juga mau naik ke tangga, ke kamar Claire meminta penjelasan, tetapi setelah melihat ada Arvin, mereka akhirnya turun lagi.

Chloe membuka pintu kamar yang sangat ia rindukan, ia duduk ditepi ranjang bersama Arvin. Ia tahu, Arvin memang kurang perduli padanya, tetapi jika sekali Arvin peduli, maka Arvin lebih serius dari siapapun.

Claire membutuhkan seseorang yang dapat mengerti keadaan ia sekarang. Hingga Claire memeluk tubuh Arvin dan tiba tiba menangis disana. Arvin membalas pelukan Claire dan mencium puncak kepala adik perempuannya itu.

"Aku menuntut penjelasan darimu" Ujar Arvin, ia harus mengatakannya sekarang!

"Tapi--tapi kakak janji jangan beritahu pada siapapun hanya aku dan kakak" Ujar Claire sambil sesenggukan, Arvin mengangguk dan mencium pipi adik perempuan semata wayangnya itu.

"Iya, aku hanya ingin meringankan bebanmu" Ujar Arvin.

"Ini--ini kesalahanku, kakak-- jangan menyalahkan di--dia kak, aku--yang memintanya" Suasana semakin awkward, tetapi Arvin hanya mengangguk.

"I'm not virgin"

Sex Scandal || IDR🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang