4. Ditraktir Zam

54 18 1
                                    

Happy reading...

Gadis kecil tampak senang bermain boneka di kamarnya. Kamar yang cukup luas itu dipenuhi boneka yang terletak di setiap sudut ruangan. Mulai dari boneka berbentuk binatang, boneka Barbie dan banyak lainnya.

Pintu diketuk, gadis yang tadinya bermain boneka menoleh ke arah pintu kamarnya yang dibuka oleh seseorang. Tampak wanita paruh baya dengan senyum lebar tercetak di wajah cantiknya. Wanita itu menghampiri si gadis.

" Mau jalan jalan? " Tanya wanita itu lembut. Gadis itu mengangguk.

Wanita itupun berjalan keluar sambil menggenggam tangan anaknya menuju ke suatu tempat. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang dipenuhi banyak orang orang terutama anak anak kecil yang bermain bersama beberapa temannya sambil ditemani oleh beberapa orang tua.

" Ma.. aku boleh ikut main? " Tanya gadis itu. Wanita itu mengangguk sambil tersenyum.

Gadis itu bersorak kemudian berlari kecil menuju kerumunan anak anak yang sedang bermain bersama. Gadis itu bergabung. Namun belum beberapa lama, sebagian orang tua dari anak anak yang bermain bersama gadis itu menyuruh masing masing anaknya untuk menjauh dari si gadis. Orang mulai berbisik.

" Jangan dekat dekat sama anak dari Tante ini ya nak, nanti kamu bisa di apa apain " bisik seorang ibu ke anaknya.

Gadis itu hanya diam. Sudah lama semua orang menjauhinya. Dia tidak tahan lagi hingga dia berlari dari tempat itu meninggalkan mamanya.

***

Cahaya matahari masuk kedalam kamar Zea melalui jendela yang dibukakan oleh bundanya. Cahaya matahari menyilaukan mata Zea. Walau matanya kini terpejam, Zea masih bisa merasakan sesuatu yang terang mengenai matanya.

" Zea.. bangun dong, masa udah gede masih dibangunin, ingat umur nak .." ucap Lita, bundanya.

Perlahan Zea membuka mata. ' mimpi ternyata' batinnya. Zea pun bangkit dari tidurnya dan mengabaikan mimpinya karna itu adalah sesuatu yang lazim terjadi saat tidur.

" Bun, baru kali ini Zea dibangunin di umur Zea ini loh Bun " ucap Zea dengan ekspresi datar setengah mengantuk.

" Akhirnya bangun juga nih anak, karna kamu udah bangun, bunda keluar dulu ya mau nonton kartun. Hehe" canda bundanya. Zea menatap bundanya pasrah. Pintu kamar pun ditutup oleh bunda Lita.

Zea berjalan dengan gontai mengambil handuk, namun pintu kamar kembali terbuka. " Zea, baju kamu kemarin itu bunda letak di sana ya " bunda Lita menunjuk kesebelah kiri lemari. Zea mengangguk. Bunda kembali menutup pintu.

Suara bunda Lita kembali terdengar dari luar saat Zea hendak masuk ke kamar mandi. " Mandinya jangan lupa pakai sabun ya, jangan lupa! " Ujar bunda Lita dari luar kamar Zea. Walau sedikit berteriak tapi masih terkesan lembut.

" Ish bunda, emangnya selama ini Zea mandinya pakai apa sih sampai lupa segala ".

" Ya siapa tau aja ".

Zea menggeleng kan kepalanya. Menyadari bahwa bundanya suka menjahilinya.

Saat Zea akan menutup pintu kamar mandi, pintu kamar Zea kembali terbuka. " Kalau mandi pake air ya, jangan pakai sabun doang ".

" Bunda... "

***

Jam makan siang nanti, Zea ditawarkan oleh Zam untuk makan bersama. Zea tentu menyetujuinya. Hingga jam menunjukkan pukul setengah satu. Sudah waktunya jam istirahat saat bekerja dan waktu untuk makan siang. Zea pun langsung berjalan menuju kafe yang terletak tidak jauh dari tempatnya berkerja.

Sesampainya di kafe, Zea melihat sekeliling. Berharap dia menemukan seseorang yang hendak dia jumpai saat ini. Sosok itu tertangkap oleh bola matanya. Zea tersenyum tipis kemudian berjalan menuju ke sebuah meja yang salah satu kursinya sudah diduduki oleh seorang pria yang dikenal dengan nama Zam.

" Lama ya? " Tanya Zea sambil menduduki kursinya. Zam mengangguk.

" Jujur amat sih " ucap Zea. Zam tersenyum nyengir.

" Pesan! Gue traktir " ujar Zam sambil menyodorkan buku menu.

" Serius? Dalam rangka apa nih?".

" Dalam rangka gue jadi bos Lo " ucap Zam. Zea menatapnya tajam.

" Mentang mentang Lo jadi bos gue ".

" Mau nggak nih gue traktir? ".

" Mau lah " Zea pun membaca buku menu dan memesan salah satu yang tercatat di sana.

Setelah memesan makanan, mereka menunggu makanan mereka telah siap sambil berbincang bincang.

" Zam, gue mau nanya boleh nggak? " Zea mulai membuka suara.

" Hmm nggak ".

" Ish Lo mah gitu, gue serius ".

Zam terkekeh. " Mau nanya apa? ".

" Lo ngapain nolong gue waktu itu? " Tanya Zea yang tampak sangat penasaran. Zam diam sejenak.

" Ya lagi mau aja " jawabnya santai. Zea menatap Zam kesal.

" Gue serius Zam..." ucap Zea dengan nada gemas.

" Gue nggak sengaja liat Lo hampir ketabrak, jadi gue cepat cepat keluar dari mobil gue terus berusaha nolong Lo " jawab Zam serius.

" Terus untuk apa Lo nyelamatin gue? " Tanya Zea lagi.

" Ya biar Lo hidup lah ".

Zea semakin kesal. Dia memilih untuk diam dari pada menghadapi manusia didepannya yang tambah lama tambah nyebelin. ' untung Lo udah nyelamatin gue, kalau nggak udah gue potong potong rambut jelek Lo ' batin Zea sambil menatap Zam tajam. Yang ditatap terlihat biasa saja.

***

TBC

Terimakasih bagi pembaca. Jangan lupa vote...

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang