16. Penculikan

33 18 0
                                    

Happy Reading...

" Zam? ".

Mata Zea dan Zam saling bertemu, mereka berdua saling diam. Hingga Zea memalingkan wajahnya setelah beberapa saat.

" Itu, ingin gue beli " ucap Zea.

" Gue yang ngambil duluan " jawab Zam.

" Itu parfum cewek, bukan cowok ".

" Ini untuk mama gue " jawab Zam.

Zea mendengus kesal. " Itu parfum yang gue mau dari lama, sekarang gue baru mau bali".

" Jadi? ".

" Ya, balikin ke gue "

" Yang ngambil duluan siapa?".

" Lo ".

" Jadi ini punya siapa? ".

Zea memutar bola matanya kesal. Padahal parfum itu sudah lama sekali dia inginkan. Tapi sekarang, laki laki menyebalkan disepanjang masa itu malah merebut parfum yang diinginkan nya itu.

" Yang ingin punya parfum itu siapa? " Tanya zea.

" Gue ".

" Ya gue lah, kan gue udah bilang, ini parfum udah lama banget pengen gue beli ".

" Nggak ada urusannya sama gue, yang penting ini parfum udah punya gue sekarang " ucap Zam kemudian berjalan menuju kasir untuk melakukan transaksi. Zea kesal setengah mati di tempat yang sama. Dengan mood yang buruk, akhirnya Zea memilih untuk tidak jadi membeli parfum lagi.

Zea berjalan menghentak hentakkan kaki disepanjang trotoar jalan. Sesekali dia mengumpati Zam dalam hati.

Tiba tiba langkahnya terhenti karena sebuah mobil hitam yang berhenti didekatnya. Beberapa orang keluar dari mobil dan menyuruh paksa Zea untuk masuk kedalam mobil.

Zea yang masih bingung dengan apa yang sedang terjadi, berusaha memberontak hal yang dilakukan oleh beberapa lelaki yang berusaha memasukkan nya kedalam mobil. ' apa gue ingin diculik ' pertanyaan konyol datang ke otak Zea.

Orang orang itu cukup banyak serta terlalu kuat jika dibandingkan dengan dirinya. Tentunya hal itu membuat beberapa lelaki tadi berhasil memasukkan Zea dalam mobil.

Takut. Itulah yang sedang dirasakan Zea. Apa yang akan terjadi pada dirinya setelah ini? Siapa orang orang ini.

Dengan sekuat tenaga, Zea berusaha berteriak sekencang kencangnya. Berharap ada seseorang yang akan menolongnya seperti beberapa waktu yang lalu saat dia hendak tertabrak.

Zea masih berusaha berteriak walaupun mobil yang membawanya sudah mulai bergerak ke suatu tempat. Beberapa laki laki yang ada didalam mobil berusaha menutup mulut Zea agar tidak bersuara lagi. Akhirnya mulut Zea dikiikat dengan sebuah kain. Entah kain dari mana, yang jelas kain yang menutupi mulutnya itu sangat busuk. Bahkan Zea seakan tidak bisa bernafas karna itu.

Beberapa saat kemudian, untuk sekian kalinya. Doanya dijabah oleh tuhan. Sebuah mobil berusaha menghentikan mobil yang membawa Zea itu. Zea semakin tegang. Kecepatan mobil berada diatas rata rata maksimal. Zea menutup matanya.

Takut serta belum yakin atas semua yang akan terjadi. Entah dia masih hidup setelah ini atau tidak.

Tiba tiba mobil yang membawa Zea berhenti. Beberapa lelaki yang ada didalam mobil keluar. Hanya ada dua orang lelaki yang bertugas menjaga Zea agar dia tidak lepas.

Pengendara dari mobil yang telah berhasil menghentikan mobil yang membawa Zea pun keluar. Pria tinggi dan wajah yang tidak ada bandingannya sudah tidak asing lagi bagi Zea.

" Zam!! " Teriak Zea.

Tidak terlalu jelas panggilan itu, karna sebuah kain bau masih melekat dimulutnya.

Pertarungan sengit antara Zam dan tiga orang lelaki berbadan besar dimulai. Aksi tonjok tonjokan, pukul pukulan serta saling serang menyerang membuat Zea tidak sanggup melihat kearah sana. Dia khawatir apa yang akan terjadi pada Zam. Tiga lawan satu? Apa itu mungkin jika Zam akan menang.

Air mata Zea mulai keluar, tubuhnya bergetar. Apa saat ini adalah hari terakhir nya? Dalam hati, Zea berdoa atas keselamatan antara dirinya dengan Zam.

Tidak lama kemudian, beberapa mobil polisi datang sebagai bala bantuan. Ya, sebelum Zam menyusul Zea yang dibawa oleh penjahat, Zam sudah siaga dalam menelfon polisi.

Polis langsung menembak kan peluru peringatan ke atas udara. Para penjahat mulai ketakutan dan berusaha lari. Namun dengan cekatan para polisi berhasil menangkap semua panjahat yang hendak menculik Zea.

Zam yang sudah lemah bangkit dari jatuhnya menuju sebuah mobil. Zam membuka pintu mobil. Tampak olehnya seorang perempuan manis yang mulutnya ditutup oleh sebuah kain. Matanya bengkak, serta rambutnya yang acak acakan.

Dengan cepat, Zam membuka ikatan kain yang menutup mulut Zea. Kemudian mengeluarkan Zea dari atas mobil. Dua orang yang tadinya menjaga Zea dalam mobil pun sudah ditangkap oleh polisi dan diamankan.

Zea menatap Zam seksama. Entah berapa besar jasa Zam kepada dirinya. Zam menghapus air mata Zea yang keluar. Tangis Zea kembali pecah. Dipeluknya Zam dengan erat oleh Zea. Sangat erat, seakan dia takut jika Zam meninggalkan nya sebentar. Rasa ketakutan masih ada didalam diri Zea. Zam mengusap pelan punggung Zea yang tengah menangis memeluk dirinya.

" Zam, gue takut, jangan tinggalin gue ".

***

TBC..

Terimakasih buat pembaca...

Jangan lewatkan part selanjutnya...

Jangan lupa vote untuk menghargai karya author..

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang