11. Zea or Tara

20 16 1
                                    

Happy reading..

Zea sudah siap dengan tampilannya untuk menemui pak Vano pukul satu siang nanti. Zea melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul setengah dua belas siang. Zea pun segera menuju tempat yang telah dikirim oleh Zam semalam. Sebelum itu Zea berpamitan kepada bunda Lita lalu pergi keluar untuk menyetop taksi.

Beberapa saat kemudian, taksi yang ditumpangi Zea berhenti di sebuah restoran. Zea mengeluarkan beberapa lembar uang dan setalah itu keluar dari mobil.

Zea menarik nafas panjang lalu merapikan tampilannya sebentar dan kemudian melangkah masuk kedalam restoran dengan senyum manis yang tercetak diwajah cantiknya itu.

' semoga nggak dijodohin ' batinnya.

Zea menangkap sosok pak Vano dan Zam yang sedang duduk disalah satu kursi paling ujung. Disana sedikit sepi, entah kenapa mereka memilih duduk disana sedangkan tempat yang lain masih ada yang kosong.

Zea masih terus mengucapkan permohonan dalam hati. ' 'semoga gue nggak diminta buat jadi istri nya Zam ' batinnya lagi.

" Siang pak " sapa Zea.

Pak Vano dan Zam langsung menoleh ke arah Zea setelah itu mempersilakannya duduk.

" Tumben Lo cantik Ra " ujar Zam. Entah itu sebuah pujian atau ejekkan.

Zea tersenyum canggung. " Hmm, ada apa ya pak? " Tanya Zea canggung.

" Saya boleh nanya sesuatu ke kamu? " Tanya pak Vano.

Zea menggangguk. " Apa nama kamu Tara? ".

Zea menatap pak Vano bingung begitupun Zam. " Apa apaan sih pa, udah aku bilang dia itu zeachira pa, bukan Tara " ujar Zam.

" Zam, papa bertanya ke Tara, bukan ke kamu ".

" Bukan pak, nama saya Zeachira. Bukan Tara pak " jawab Zea.

" Saya yakin kamu Tara " pak Vano masih berpegang teguh pada keyakinan nya.

" Bukan pak, saya bukan Tara dan saya tidak kenal dengan namanya Tara " Zea memperjelas ucapannya.

Pak Vano menarik nafas panjang. Kemudian memegangi kepalanya. " Maaf kalau saya terlalu nyinyir solanya kamu itu mirip dengan orang yang saya kenal " ucap pak Vano.

" Nggak apa apa kok pak " jawab Zea sambil tersenyum tipis.

" Mirip banget ya pa? " Tanya Zam.

" Ya.. begitulah ".

Sesaat kemudian mereka pun menyantap makanan yang telah mereka pesan. Dalam menyantap makanan mereka masih tetap berbincang dan sesekali bergurau.

***

Zam memandang pemandangan luar rumahnya dari atas balkon. Salah satu tangannya memegang foto Zea yang didapatkan nya di ruangan papanya.

Zam menatap foto itu. ' apa foto ini adalah fotonya Tara? ' batinnya.

Zam membalik balik foto itu. Kemudian matanya menangkap sebuah tulisan di belakang foto. Tulisan itu sangat kecil dan terletak di sudut foto.

" Tara.. tidak salah lagi ".

Dugaan Zam benar. Foto itu bukan foto Zea, melainkan foto Tara. Tapi pertanyaannya adalah apa hubungan papanya dengan orang yang bernama Tara itu?

Tanpa pikir panjang, Zam langsung pergi menemui papanya. Zam melangkah dengan cepat menuju sebuah kamar. Tepat didepan pintu kamar, Zam langsung membuka pintu sehingga tampaklah pria paruh baya yang sedang berbaring di atas ranjang. Pria itu menoleh ke arah Zam.

" Ada apa Zam? " Tanya pak Vano.

Zam tidak menjawab. Dia menunjukkan foto yang ada ditangannya kepada pak Vano.

" Dimana kamu mendapatkan ini? " Tanyanya.

" Ini foto Tara atau Rara, pa? " Tanya Zam balik.

" Jawab pertanyaan papa, Dimana kamu dapat foto ini Zam? ".

" Aku hanya ingin tau pa, ini foto Rara atau Tara? " Gesak Zam.

" Papa akan jawab pertanyaan kamu jika kamu menjawab pertanyaan papa ".

Zam diam sejenak. Lalu melempar pelan foto itu ke atas kasur. " Diruang kerja papa ".

" Kenapa kamu kesana? Kenapa kamu mengacak ngacak ruangan papa? ".

" Kemarin aku hanya ingin membereskan ruangan papa yang berantakan, tanpa sengaja aku menemukan foto ini dan.. " Zam menggantung ucapannya.

" Dan foto Alice ".

Pak Vano terdiam. " Ini Rara atau Tara pa? Dan kenapa foto Alice ada diruangan papa? ".

" Itu Tara, orang yang papa cari " jawab pak Vano.

" Dan foto Alice, kenapa ada di ruangan papa? Dan siapa orang yang ada di dua foto lainnya? " Tanya Zam lagi. Keadaan ini sangat membuatnya pemasaran.

" Dua orang itu adalah orang tua dari Alice " jawab pak Vano lirih.

" Kenapa papa menyimpan foto itu? ".

" Sebenarnya papa ingin menemukan Alice, papa ingin dia yang akan menjadi pendamping kamu, jadi istri kamu ".

Zam diam, masih belum mengerti. " Apa Alice masih hidup pa? ".

***

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak
🙂

Vote cerita ini⭐

Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang