17. Apa aja

34 18 0
                                    

Happy Reading...

" Zam... gue takut, jangan tinggalin gue ".

Zam semakin mengeratkan pelukannya. Kemudian mereka dikejutkan dengan seseorang yang tiba tiba memukul Zam. Pelukkan Zam dan Zea terlepaskan, Zam tersungkur ke bawah.

" Berani beraninya Lo sentuh cewek gue " ujar seseorang tersebut yang tidak lain adalah Joval.

" Joval, Lo ngapain nonjok bos gue? ".

" Diam Ze, gue tau, cowok ini bukan cowok baik baik. Pasti dia yang sudah merencanakan semua ini, dia sengaja nyelamatin Lo dari para penculik suruhan dia biar Lo luluh sama dia Ze " ujar Joval.

Zam bangkit dan membalas pukulan Joval. " dasar GILA!! ".

Zea berusaha menenangkan mereka berdua. Beberapa polisi pun ikut melerai antara keduanya. " Dasar licik Lo " ucap Joval.

" JOVAL!! " Panggil Zea setengah berteriak. Joval menoleh ke arah Zea.

" Gue mohon Lo berhenti, Zam udah nyelamatin gue Val, seharusnya Lo seharusnya berterima kasih kedia bukan marah marah kaya gini ".

" Jadi Lo lebih ngebelain Zam dari pada gue? Pacar Lo sendiri. Ok, fine " Joval pun pergi meninggalkan Zea yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

' lah? Salah gue apa lagi sih? Kan emang benar Zam udah nyelamatin gue ' batin Zea.

Zam berjalan ke arah Zea dengan tertatih-tatih. " Maaf karena gue udah meluk Lo tadi " ucap Zam lirih, kemudian berjalan memasuki mobilnya.

Keadaan ini membuatnya bingung. Padahal tadi siang keadaannya masih baik baik saja. Baru saja dia hendak diculik oleh penculik, dan sekarang Joval salah paham padanya. Sedangkan Zam merasa bersalah karna telah memeluknya tadi. Namun kenyataannya, dia yang lebih dulu memeluk Zam. Itu reflek terjadi padanya karna saat itu dia begitu ketakutan.

Zea duduk ditepi trotoar jalan. ' mereka berantem, kok gue ditinggal sih? ' batin Zea.

Mobil polisi satu persatu pergi. ' lah? Kok nggak ada yang peduli sama gue? Gue baru kena cilik woi' pikirnya.

Zea memeluk lututnya kemudian menenggelamkan wajahnya diantara dua lututnya. Tiba tiba ada yang menempuk pundak sebelah kirinya. Zea mengangkat wajahnya.

" Zam? ".

" Lo ngapain masih disini? Mau diculik lagi? " Tanya Zam.

Zea tidak menjawab, memilih untuk kembali menenggelamkan wajahnya di antara dua lututnya. Zam berjalan memasuki mobilnya.

' kan, gue ditinggal lagi ' ucap Zea dalam hati.

Tit.. tit..

Zea sedikit terkejut lalu kembali mengangkat wajah.

" Masuk! " Suruh Zam.

Zea tidak berani menolak dan bergegas masuk dalam mobil. Mobil pun bergerak menuju rumah Zea. Keheningan menyelimuti suasana saat itu. Mereka hanyut dalam pikiran masing masing.

Tidak butuh beberapa lama, mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Mobil berhenti di depan sebuah rumah.

" Makasih Zam, udah nyelamatin gue lagi " ucap Zea.

" Hmm ".

Zea diam. " Ngapain diam? Nggak masuk? " Tanya Zam.

" Lo marah ya sama gue?" Tanya Zea.

Sekarang Zam yang diam. " Gue siap ngelakuin apa aja biar Lo nggak marah lagi sama gue Zam " tawar Zea.

Zam menghela nafas. " Gue nggak marah sama Lo " jawabnya.

" Kalau gitu setidaknya gue siap ngelakuin apa aja yang Lo mau sebagai terimakasih gue karna udah berulang kali nyelamatin gue ".

Zam berfikir sejenak. " Nggak usah, ucapan terimakasih Lo aja udah cukup " jawab Zam.

" Paling enggak Lo hargain tawaran gue, gue mohon Lo nyuruh gue apa aja, gue akan lakuin ".

Zam memalingkan wajahnya. Berusaha menolak tawaran Zea. " Lo mau ngelakuin apa aja? " Tanya Zam.

Zea mengangguk. " Kalau gitu bantu gue untuk menyelesaikan kasus pembunuhan " ujar Zam.

Zea mengangkat salah satu alisnya. " kasus pembunuhan? ".

" Ya, kasus itu terjadi 16 tahun yang lalu dan ingin gue buka lagi sekarang. Jadi apa Lo bersedia? " Tanya Zam memastikan.

Zea Diam. " Ya udah kalau Lo nggak pengen ".

" Eh .. siapa bilang, gue mau " jawab Zea mantap.

Setelah membuat kesepakatan bersama, Zea pun keluar dari mobil dan setelah itu mobil Zam bergerak menjauh dan lama lama menghilang.

***

TBC

Thanks for reading.. jangan lupa vote ✨


Between Dreams and Reality [ And ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang